Masih Berkelit dari Taring-taring Tajam
Jurassic World Dominion masih berputar soal lakon-lakon yang berupaya melepaskan diri dari terjangan dinosaurus di tengah belantara, danau beku, gedung, peternakan, gang sempit perkotaan, bahkan saat mereka mengangkasa.
Kejar-kejaran pemangsa dan buruan, berikut jeritannya yang silih berganti, kembali diangkat ke layar lebar. Jurassic World Dominion direncanakanmemungkasi seri mengenai dinosaurus itu. Film tersebut menghimpun kembali beberapa sosok kunci dari beberapa prekuelnya.
Dunia dilanda kekisruhan dengan makhluk-makhluk purba yang berkeliaran. Laut Bering, Kanada, Malta, Utah, hingga pegunungan Sierra Nevada digerayangi dinosaurus yang kerap saling melahap. Toh, manusia hidup juga berdampingan dengan satwa-satwa buas itu. Simbiosis yang teramat kontras, lagi ringkih.
Manusia berperangkat mutakhir yang mendominasi bumi berasak-asak dengan hewan raksasa primitif. Penangkaran ilegal dan pasar gelap dinosaurus merajalela. Latar Jurassic World Dominion itu berlangsung dengan selang empat tahun seusai hiruk pikuk di Isla Nublar.
Maisie Lockwood (Isabella Sermon) bosan setengah mati menghuni pondok kayunya di antara hutan. Gadis berusia 14 tahun itu hasil kloning dari anak Benjamin Lockwood yang mengembangkan teknologi untuk menghidupkan kembali dinosaurus. Remaja tersebut tinggal dengan Claire Dearing (Bryce Dallas Howard).
Maka, kadang kala Maisie bandel juga dengan berkelana mengendarai sepedanya. Ia tak sadar tengah diincar Biosyn, megakorporasi jahat yang menggeluti bioteknologi. Kerumunan belalang jumbo memicu krisis pangan dunia namun anehnya, mereka tak melahap jagung keluaran Biosyn.
Bersama Owen Grady (Chris Pratt), Claire pun menyusup ke laboratorium Biosyn untuk memburu Maisie yang diculik. Jagoan-jagoan dalam Jurassic World Dominion jatuh bangun menghentikan Biosyn mengeruk keuntungan sebesar-besarnya lewat rekayasa genetika.
Bak reuni
Ahli fosil Ellie Sattler (Laura Dern) dan mitranya, Alan Grant (Sam Neill), kembali hadir untuk mengungkap kebobrokan Biosyn. Demikian pula ilmuwan genetika Henry Wu (BD Wong) dan koleganya, pakar matematika Ian Malcolm (Jeff Goldblum), sesama sosok penting dalam film perdana seri tersebut, Jurassic Park (1993).
Kali ini, Henry dan Ian bekerja untuk Biosyn tetapi tetap termasuk protagonis. Tak heran, Jurassic World Dominion bak reuni buat kuartet itu. Penggemar setia Jurassic Park bakal asyik mengamati perubahan-perubahan fisik mereka sekaligus bernostalgia.
Selain sepak terjang Ellie, Maisie, dan Claire, Jurassic World Dominion bertambah kental dengan ketangguhan perempuan lewat Kayla Watts (DeWanda Wise), pilot ulung yang harus bermanuver di antara burung-burung purba. Lintang pukangnya manusia di antara kawanan dinosaurus memang semakin seru.
Realisme kehidupan purbakala yang terlihat nyata tak perlu disangsikan. Nyaris tiga dekade silam, Universal Pictures merilis Jurassic Park. Kesuksesannya lantas memperpanjang napas karya Steven Spielberg ini dengan waralaba senilai lebih dari 5 miliar dollar AS yang mencetak enam film hingga saat ini.
Durasi Jurassic World Dominion selama hampir 2,5 jam memuaskan dahaga fans reptil buas tersebut. Gerombolan karnivora kolosal yang memangsa manusia malang diramaikan kejar-kejaran koloni tersebut dengan mobil dan sepeda motor. Duel antarpredator itu pun tak terelakkan.
Modernitas digambarkan pula dengan kecanggihan utak-atik DNA. Intinya, Jurassic World Dominion tetap berputar soal lakon-lakon yang berupaya melepaskan diri dari terjangan dinosaurus di tengah hutan, danau beku, gedung, peternakan, gang sempit perkotaan, bahkan saat mengangkasa.
Film itu masih tak bisa dilepaskan dari penyintas yang berkelit dari rahang-rahang bertaring tajam. Spesies-spesies binatang purba yang ditampilkan pun semakin meriah. Berdasarkan rilisan yang disampaikan Universal Pictures, tercatat 10 dinosaurus belum pernah tampak dalam film-film sebelumnya.
Oviraptor, Dreadnoughtus, Microceratus, Moros intrepidus, dan Iguanodon hanya sebagian dari kreasi anyar Supervisor Animatronik Jurassic World Dominion John Nolan bersama timnya. Favorit penonton lain seperti Tyrannosaurus rex, Triceratops, Mosasaurus, Pteranodon, dan Stegosaurus tentu ikut divisualkan.
Nolan mengerahkan kemampuan untuk mempersembahkan inovasinya seriil mungkin. Pyroraptor misalnya, direkacipta dengan kepala yang berbulu sehingga ia bisa menerka gerakannya. Tak dinyana, sutradara Jurassic World Dominion Colin Trevorrow terkagum-kagum.
Trevorrow malah meminta Nolan menyempurnakan sentuhannya dengan pupil yang bisa membesar dan bisa disaksikan dalam Jurassic World Dominion. Dalam film tersebut, penonton juga bisa mengamati prototipe Dilophosaurus beraksi yang digarap hingga 12 perajin.
Paling Bontot
Film itu memang mengasyikkan jika disimak sebatas hiburan, tetapi segala suguhan kebaruan Jurassic World Dominion ternyata belum mampu mengilapkan pamor dibandingkan prekuel-prekuelnya. Kocar-kacir anak, remaja, hingga manula yang berteriak dimangsa dinosaurus sudah disaksikan penonton sejak puluhan tahun lalu.
Citra yang direkayasa dengan komputer pun sudah begitu banal sehingga dibutuhkan alur kuat untuk tetap memikat fansnya. Tanpa plot bernas, film berteknologi canggih pun sulit diminati dengan dunia yang sudah bisa dibuat porak poranda bagaikan nyata sejak jauh hari, umpamanya, dalam Independence Day (1996).
Berdasarkan situs ulasan dan pemeringkat film IMDb, Jurassic World Dominion hanya diberi ponten 6 dari angka tertinggi 10. Sementara, pendahulunya, Jurassic World: Fallen Kingdom (2018)dan Jurassic World (2015) masing-masing meraih 6,1 dan 6,9.
Rotten Tomatoes juga mencantumkan nilai paling bontot atau 31 persen untuk Jurassic World Dominion dibandingkan Jurassic World: Fallen Kingdom sebesar 47 persen dan Jurassic World yang mencapai 71 persen. Trevorrow berencana mengakhiri layar lebar yang diangkat dari ciptaan Michael Crichton itu.
“Kami tak hanya menuntaskan cerita yang dimulai tahun 2015 tetapi juga 1993. Makanya, Jurassic World Dominion memuat banyak cerita figur-figur yang terlibat,” ucap Trevorrow. Bagaimana pun, rangkaian Jurassic Park telah melaburkan warna tersendiri bagi dunia sinema sekaligus ilmu pengetahuan.
“Dalam beberapa dekade ini, Jurassic Park merupakan hal terpenting dalam paleontologi,” kata Stephen Brusate, Profesor Paleontolog dan Evolusi Universitas Edinburgh, Skotlandia. Film-film itu menunjukkan dinosaurus kepada generasi baru dengan wujud yang belum pernah mereka lihat.
“Seakan-akan, dinosaurus bangkit kembali yang memikat anak muda untuk menekuni paleontologi. Semakin banyak juga anggaran dialokasikan untuk penelitian,” kata Brusate. Museum-museum kian bergairah untuk menyelenggarakan pameran mengenai kepurbakalaan, begitu pula universitas yang menyediakan mata kuliahnya.