Ban Fleur! melepas album perdana pada Jumat (10/6/2022). Trio ini melestarikan musik pop dan rock n roll gaya 1960-an dalam 11 lagu ciptaan mereka. Album yang menyenangkan.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·3 menit baca
Dikerjakan selama sekitar tiga tahun, album perdana dari trio pop/rock n roll asal Jakarta, Fleur!, akhirnya resmi diluncurkan pada Jumat (10/6/2022) oleh Lamunai Records. Dalam album berisi 11 lagu ini, Fleur! mengukuhkan diri mereka sebagai titisan band lawas Dara Puspita.
Album berjudul Fleur Fleur Fleur! ini dibuka dengan nomor ”Gadis Bunga” yang riang dengan titian nada bas tebal di bagian intro. Ini adalah sapaan pembuka mereka, yang bisa juga jadi perkenalan. Frasa ”gadis bunga” adalah terjemahan dari flower girls yang pernah jadi nama mereka ketika terbentuk pada 2017 silam.
”Berdendang bersama ala gadis bunga” seru mereka di lagu bernuansa surf-rock ini. Di bagian lain, yang liriknya mengajak bergoyang, musiknya jadi berlanggam dangdut tipis-tipis. Ajaib juga mendapati persilangan rock n’ roll antik dengan dangdut di lagu yang cuma berdurasi tiga menit ini.
Tempo cepat masih dijaga di lagu berikutnya, ”Tak Bernada” yang dimulai dengan tabuhan drum dari Tika Pramesti. Cengkok bas dari Yuyi Trirachma memastikan lagu ini masih pas mengiringi lantai keseruan dansa. Suara gitar renyah Tanya Ditaputri memberi melodi yang pas, apalagi di lagu ketiga, ”Jangan Harap”, yang berpotensi memicu paduan suara kalau mereka bawaan di panggung.
Selain berhasil memproduksi bunyi dari masa lalu lewat pilihan bunyi gitar, bas, dan drum, nuansa masa silam menguar pula dari cara bernyanyi. Tika, Yuyi, dan Tanya sering memecah suara berbagi harmoni vokal.
Band rock atau pop dengan paduan suara seperti ini selalu menarik disimak. Pada nomor yang agak kalem seperti ”Safe Flight” harmoni vokal ini menambah kesenduan lagu, apalagi ditimpali bunyi organ tipis di latar. Lagu ini ada di urutan kesebelas, alias paling buncit. Tapi, justru lewat lagu ini keputusan untuk memutar ulang menyeruak. Seru.
”Album ini merupakan pembentukan jati diri dan musik Fleur!,” ungkap Tika, yang juga pemain drum band Indische Party ini. Mereka menceritakan perihal fenomena kehidupan anak muda, kemuakan pada janji politisi, juga momen kehilangan orang tersayang.
”Duka dan luka yang saya alami di tengah proses rekaman berdampak pada perubahan lirik lagu ’Merona’ yang saya dedikasikan untuk momen itu. Album ini memiliki arti tersendiri bagi perjalanan hidup saya,” kata Tika.
Perjalanan Fleur! dimulai sejak 2017 di festival Europalia di Belgia. Festival dua tahunan ini meminta kurator musik dari Indonesia membuat band tribute untuk Dara Puspita, band rock n roll asal Indonesia yang pernah menggelar tur di Eropa di tahun 1960-an. Terbentuklah Tanya, Tika, Yuyi, dan Rika Putrianjani yang menamakan diri mereka Flower Girls, terjemahan dari Dara Pustpita.
Selepas proyek Europalia itu, mereka memutuskan lanjut sebagai band, tetapi Rika mengundurkan diri. Lagu pertama, ”Muka Dua”, mereka lepas pada 2020, dilanjutkan dua lain di waktu berbeda. Pada Maret 2022, mereka melepas lagu ”Juwita Malam” ciptaan Ismail Marzuki, yang dimasukkan ke album perdana.
”Musik dan aransemen album ini kami kerjakan bertiga dan bisa dibilang merupakan rangkuman pemikiran dan perbedaan latar belakang genre masing-masing selepas Flower Girls,” kata Yuyi. Namun, mereka tidak menampik nuansa rock dan pop 1960-an ala Dara Puspita masih melekat.
Lamunai Records melepas album ini dalam format cakram padat. Paket terlengkapnya diimbuhi poster besar, kartu pos, dan stiker dijual dengan harga Rp 125.000 lewat situs mereka. Band dan label ini berencana menggelar pesta perilisan pada 30 Juni di Jakarta dan 1 Juli 2022 di Bandung.