Perhelatan Java Jazz Festival 2022 mengisyaratkan industri panggung musik kembali meriuh. Di Kemayoran, penonton berkumpul, bergoyang, bernyanyi bersama merayakan kebangkitan itu.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI, RIANA A IBRAHIM
·3 menit baca
Festival musik kembali riuh. Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2022 dibuka, Jumat (27/5/2022), di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Sepuluh panggung berbunyi keras, pengunjung bergoyang dan bernyanyi bersama.
Perhelatan ini dimulai pukul 16.30. Grup tuan rumah Culture Project tampil di panggung terbuka bernama Wonderful Indonesia Stage. Panggung terletak di belakang patung Soekarno, area terdepan ketika pengunjung memasuki arena festival. Grup ini seolah menyambut kedatangan penggemar musik.
Tak lama berselang, pianis Sri Hanuraga bermain bersama anak didiknya” di Musik Konservatori Universitas Pelita Harapan di aula bernama Blibli Hall. Aula yang terbilang luas itu hanya diisi segelintir pengunjung, mungkin karena masih terlalu sore. Aula ini menyediakan kursi-kursi yang tersusun berdempetan, tanpa perenggangan. Segelintir penonton duduk berdekatan dengan rombongannya. Sebagian besar pakai masker.
Aga, panggilan pianis ini, memainkan beberapa lagu, seperti ”The Falling” dan ”The Longing” yang diisi vokal bergaya opera. Set Aga ditutup dengan nomor bergaya smooth jazz dengan judul ”Eternal Beginner”. Di panggung lain, Monita Tahalea beraksi pula. Penontonnya lebih banyak dan lebih rapat.
Namun, nuansa festival baru benar-benar terasa ketika grup Maliq & D’Essentials tampil di panggung terbuka bernama BonCabe Stage ketika hari baru beranjak gelap. Lagu-lagu terkenal mereka memang enak betul mengiringi badan bergoyang, misalnya ”Kangen” dan ”Terdiam” yang malah membuat penonton tak bisa diam.
Angga Puradiredja, sang vokalis, berujar, terakhir bertemu dengan penggemar Java Jazz pada 2020, tepat sebelum pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19. ”Sekarang, kami di sini (lagi) dan kalian di depan kami. Jadi, are you ready to party?” pantik Angga sebelum lagu ”Terdiam”.
Penonton terpantik. Mereka makin merapat ke depan panggung. Tangan-tangan terlihat menarik pasangannya untuk makin merapat, membaur di kerumunan yang lebih padat. Mereka ikut bergoyang, melambaikan tangan mengikuti gerakan Angga dan Indah di panggung, dan bersahutan menyanyi.
”Ini pertama kali kami di panggung lagi setelah pandemi. Ayo, mau lagu apa?” tantang Indah yang juga vokalis.
Penonton makin banyak. Pada lagu favorit ”Untitled”, penonton ikut bernyanyi. Kerumunan yang bergoyang bareng mengikuti musik dan bernyanyi bersama, setelah dua tahun hilang, muncul lagi.
Lebih ramai
Pada hari pertama festival, makin malam makin ramai, lebih ramai daripada hari pertama pada Java Jazz tahun-tahun sebelumnya. Mungkin karena akhir pekan ini merupakan libur panjang bagi sebagian orang.
Kursi-kursi di dalam aula yang pada sore hari banyak tak berpenghuni perlahan penuh seiring langit petang. Melihat lampu panggung berkilatan dan mendengar lagu dari tata suara besar memberi kenikmatan tersendiri.
Terpantau pula pengunjung festival pada hari pertama didominasi kaum muda. Di aula besar bernama BNI Hall, pengunjung mengisi kursi-kursi ketika grup pimpinan Erwin Gutawa membawakan lagu hit ”Tak Kuduga” yang dibawakan langsung penyanyinya, Ruth Sahanaya.
Kondisi tak menentu selama pandemi membuat persiapan festival tahun ini lebih singkat dibandingkan sebelumnya. Biasanya, menyusun penampil memakan waktu sampai enam bulan. Kali ini hanya tiga bulan.
”Sebagian sudah didekati sejak lama. Yang lain dan persiapannya benar-benar baru berjalan mulai Februari 2022,” kata Nikita Dompas, Koordinator Tim Program Java Jazz Festival.
Dewi Gontha, Direktur Java Festival Production, mengatakan, penyelenggaraan festival tahun ini menunjukkan kebangkitan industri panggung musik sesuai dengan tema yang mereka usung, yakni ”Rising through a Music Event”.
Festival memanggungkan 524 musisi dengan 22 musisi di antaranya dari luar negeri. Proporsi ini memang lebih timpang dibandingkan perhelatan sebelumnya. Namun, kebangkitan itu telah didengungkan dari Kemayoran.