Film-film animasi produksi Hollywood kini membawa narasi baru tentang Amerika Latin. Kehadiran film-film ini mengikis stereotip usang sekaligus membawa wajah Amerika Latin yang segar, otentik, dan sarat budaya.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·6 menit baca
DISNEY INDONESIA FOR KOMPAS
Potongan film Encanto (2021), sebuah film animasi dari Walt Disney Animation Studios yang dirilis pada November 2021. Encanto bercerita tentang keluarga Madrigal yang tumbuh dalam sistem matriarki di daerah pegunungan Kolombia. Semua keturunan Madrigal memiliki kekuatan magis, kecuali Mirabel (diisi suara oleh Stephanie Beatriz).
Representasi Amerika Latin dalam film animasi produksi studio besar bermunculan beberapa tahun belakangan. Kehadiran film-film ini mengikis stereotip usang sekaligus membawa wajah Amerika Latin yang segar, otentik, dan sarat budaya ke layar. Setelah Coco(2017) dan beberapa film lainnya, giliran Encanto (2021) yang memondong narasi itu.
Sepekan terakhir, sebuah video yang diunggah @imaginago di Twitter, Jumat (14/1/2022), viral. Video yang diambil dari akun @manubaby03 di Instagram itu menunjukkan Manun, seorang anak perempuan asal Brasil, sedang menunjuk film animasi Disney, Encanto (2021), di televisi.
”Ini aku, Mama!” kata Manu dalam bahasa Portugis. Manu mungil terlihat sangat mirip dengan karakter Mirabel Madrigal. Mereka sama-sama berambut keriting pendek, berkulit coklat, dan berkacamata. Video Manu tersebut telah dilihat lebih dari 2,4 juta kali di Twitter dan 814.000 kali di Instagram.
Video Manu di Instagram bahkan ditanggapi dengan senang hati oleh Stephanie Beatriz, aktris pengisi suara Mirabel. ”Kami memiliki banyak rasa terima kasih! Film ini mengubah hidup kami. Untuk lebih banyak representasi!” tulis ibu Manu, Hannary Araujo.
Minimnya rekognisi atas Amerika Latin bisa terlihat dalam Hollywood, industri perfilman yang telah dianggap sebagai sinema transnasional. Studi Annenberg Inclusion Initiative dari University of Southern California mencatat, komunitas Hispanik dan Latin Amerika masih termarjinalisasi dalam film.
Studi berjudul ”Hispanic and Latino Representation in Film: Erasure On Screen & Behind the Camera Across 1,300 Popular Movies”, September 2021, menemukan, hanya 5 persen karakter Hispanik dan Latin yang memiliki peran berbicara dalam 1.300 film populer. Film-film yang diteliti merupakan film yang dirilis selama 2007-2019.
Selain itu, hanya 3,5 persen pemeran utama dalam film yang merupakan orang Hispanik atau Latin. Sungguh ironis karena jumlah populasi orang Hispanik dan Latin mencakup sekitar 20 persen populasi di AS dan hampir 50 persen populasi di Los Angeles, rumah Hollywood.
Padahal, representasi yang otentik dalam film sebenarnya merupakan sebuah kampanye penting. Film adalah media ampuh dalam mengangkat budaya, mengubah stereotip, dan bisa menguntungkan bisnis.
”Representasi di layar penting bagi komunitas kami—itu tidak hanya membentuk bagaimana orang melihat kita, tetapi juga bagaimana kita melihat diri sendiri. Sangat penting media menyertakan narasi yang mengangkat suara Latin dan Hispanik,” kata Eva Longoria, Presiden dan CEO UnbeliEVAble Entertainment, partner studi itu, dikutip dari annenberg.usc.edu.
Studi itu juga menunjukkan, penggambaran orang Hispanik dan Latin Amerika masih identik sebagai orang asing (imigran) serta dekat dengan kejahatan dan kemiskinan. Tendensi ini memperkuat retorika bahwa mereka bukan bagian dari negara dan terus menjaga stereotip negatif yang telah ada.
Anak-anak
Representasi tentang Amerika Latin yang lebih variatif di depan layar semakin krusial saat dikaitkan dengan anak-anak. Studi Shades of Us, Juni 2021, dari Nickelodeon dan OK Play membedah bagaimana anak-anak usia 9-12 tahun memberi peran pada diri sendiri selama 2019-2020.
Hasilnya mengkhawatirkan. Anak-anak kerap otomatis menggunakan stereotip rasial ketika menerapkan siapa harus memerankan apa. Kondisi ini terjadi sebab media ikut membentuk persepsi anak-anak tentang diri mereka dan orang lain selama bertahun-tahun.
Untuk peran pahlawan, para responden cilik ini memilih anak kulit putih (52 persen) dananak kulit hitam (19 persen). Anak Hispanik dan anak Asia berada di posisi yang lebih rendah (12 persen).
Anak-anak juga telah memiliki konsepsi sendiri tentang peran apa yang harus dimainkan etnis atau ras tertentu. Anak kulit putih bisa menjadi pahlawan, anak kaya, atau orang yang ditaksir sedangkan anak kulit hitam bisa menjadi anak miskin, atlet, atau perundung. Anak Asia dinilai cocok berperan sebagai anak pintar, aneh, musisi, atau anak kaya.
Disney Enterprises
Film Coco (Disney Enterprises)
Sementara itu, anak Hispanik dinilai bisa menjadi penari, anak miskin, atau sahabat karib peran utama. Bahkan, kelompok Hispanik merupakan satu-satunya grup yang menerima jawaban ”saya tidak tahu” tentang peran apa yang bisa diberikan.
”Penelitian yang dilakukan Nickelodeon adalah contoh yang sangat memilukan. Mereka menemukan bahwa ketika anak-anak bertanya bagaimana mereka akan memerankan orang Hispanik atau Latin dan banyak yang menjawab tidak tahu, menunjukkan betapa sedikitnya mereka melihat etnis ini di layar,” kata pendiri Center for Scholars & Storytellers, Yalda T Uhls.
Beberapa tahun terakhir, studio-studio besar mulai membuat film animasi anak yang berhasil mengapresiasi Amerika Latin. Coco (2017), produksi Pixar, adalah contohnya. Coco mengisahkan Miguel, seorang bocah Meksiko, tak sengaja pergi ke dunia orang mati dan bertualang di sana.
Selain animasi, lagu, dan kisah yang memukau, film Coco dipuji karena mempresentasikan budaya Meksiko dengan hormat, khususnya tentang perayaan Dia de los Muertos. Film ini masuk ke daftar film animasi terlaris sepanjang masa, meraup lebih dari 807 juta dollar AS secara global (data Box Office Mojo).
Yang terbaru, Disney baru saja merilis Encanto (2021), November lalu. Encanto bercerita tentang keluarga Madrigal yang tumbuh dalam sistem matriarki di daerah pegunungan Kolombia. Semua keturunan Madrigal memiliki kekuatan magis, kecuali Mirabel (diisi suara oleh Stephanie Beatriz).
Konflik terjadi ketika Mirabel menyadari keluarganya akan kehilangan kekuatan magis itu. Meskipun sering dianggap remeh, Mirabel ingin menyelamatkan keluarganya dan rumah ajaib mereka. Namun, keinginan Mirabel mendapat tantangan dari neneknya, Abuela Alma Madrigal (Maria Cecilia Botero).
Sama seperti Coco, Encanto mendapat apresiasi luar biasa atas cerita, karakter, lagu, dan kualitas animasinya. Film ini menonjolkan budaya Kolombia yang jarang tersorot selama ini. Film drama keluarga ini telah meraup lebih dari 223 juta dollar AS dan semakin populer setelah tayang di platform Disney+ Hotstar sejak Desember 2021.
Representasi Kolombia
Wajah Kolombia di layar selama ini kusam. Negara dengan ibu kota Bogota ini identik dengan kata berbahaya, kekerasan, dan gejolak politik. Menyebut Kolombia juga mengingatkan pada Pablo Escobar, si gembong narkoba, dan kokain.
Namun, awam sering lupa sisi lain menakjubkan Kolombia, yaitu negara kaya akan seni budaya serta menjunjung nilai-nilai kekeluargaan. Akhirnya, Encanto adalah film internasional yang bisa menunjukkan sisi lain itu.
Disutradarai Byron Howard dan Jared Bush, film ini menampilkan karakter yang berkulit coklat dan berambut gelap, gaun sulam, tarian, musik, makanan, serta arsitektur khas Kolombia dengan akurat. Mayoritas dialog menggunakan bahasa Inggris, tetapi ada juga dialog dan lagu dalam bahasa Spanyol.
”Encantomenunjukkan semua kebaikan negara saya. Saya selalu bermimpi menjadi pemeran dalam film animasi, tetapi ini terlalu berlebihan bagi saya. Ini tentang Kolombia! Ini adalah kesempatan untuk berbagi lebih banyak tentang keragaman kami,” ujar Mauro Castillo, pengisi suara karakter Felix.
Detail penting lainnya dalam film peraih Golden Globe Award 2022 ini adalah trauma lintas generasi. Abuela pernah kehilangan rumahnya sehingga harus mengungsi semasa muda. Cerita Abuela tentunya relevan dengan komunitas Latin yang pernah mengalami kolonisasi dan tak asing dengan gejolak politik.
DISNEY INDONESIA FOR KOMPAS
Potongan film Encanto (2021), sebuah film animasi dari Walt Disney Animation Studios yang dirilis pada November 2021. Encanto bercerita tentang keluarga Madrigal yang tumbuh dalam sistem matriarki di daerah pegunungan Kolombia. Semua keturunan Madrigal memiliki kekuatan magis, kecuali Mirabel (diisi suara oleh Stephanie Beatriz).
Sebagai film ke-60 dari Walt Disney Animation Studios, tokoh-tokoh utama dalam film realisme magis ini didominasi para perempuan tegar, berprinsip, dan rumit. Konflik utama dalam Encantomencakup dinamika kehidupan berkeluarga tanpa menampilkan kekerasan.
Encanto membahas tantangan dalam mewujudkan ekspektasi keluarga, sebuah topik universal yang pasti dekat dengan penonton. Film ini juga membenturkan dua pandangan berbeda tentang bagaimana cara terbaik menjaga keluarga. Di sisi lain, Encanto mengeksplorasi krisis identitas yang biasa dialami remaja dalam mencari tempat di masyarakat.
Lagu soundtrack film Encanto pun mencatat rekor. Lagu ”We Don’t Talk About Bruno” menjadi lagu Disney dengan rating tertinggi dalam tangga lagu Billboard Hot 100 sejak 1995. Lagu karya Lin-Manuel Miranda ini menduduki peringkat keempat, melampaui rekor lagu ”Let It Go” dari Frozen (2013) di posisi kelima.
Sekarang dunia bisa belajar sisi lain Kolombia lewat Encanto. (The Hollywood Reporter/Entertainment Weekly)
Editor:
MARIA SUSY BERINDRA, PUTU FAJAR ARCANA, MOH. HILMI FAIQ