”Resident Evil” dan Film Zombi yang Tak Pernah Mati
Zombi kembali hadir di film ketujuh waralaba ”Resident Evil: Welcome to Raccoon City”.
Zombi ibarat komoditas yang tak pernah kehilangan peminat. Kisahnya terus berevolusi dan dieksploitasi selama puluhan tahun menjadi film, novel, komik, hingga video game. Yang terbaru, zombi kembali hadir di film ketujuh waralaba Resident Evil: Welcome to Raccoon City.
Zombi pertama kali muncul di film pada 1932 dalam White Zombie karya Victor Halperin. Penggambaran zombi masih bersandar pada kepercayaan Haiti, yakni mayat yang dihidupkan kembali dengan ilmu sihir. Zombi laiknya boneka yang melakukan semua perintah dukun yang mengendalikannya.
Konsep zombi modern muncul pada film Night of the Living Dead (1968). Pada film karya George A Romero, bapak film zombi modern, zombi bukan lagi budak penyihir, melainkan mayat hidup yang lapar terhadap daging manusia. Korban serangan mereka juga akan berubah menjadi zombi. Konsep ini bertahan hingga sekarang.
Kisah zombi terus diproduksi ulang dengan berbagai penyesuaian. Latar belakang kemunculan zombi pun beragam dan dibumbui fiksi ilmiah, mulai dari paparan radiasi benda luar angkasa, virus atau senjata biologi, hingga kebocoran zat kimia.
Beberapa film bertema zombi yang muncul di tahun 2000-an, antara lain Resident Evil (2002), 28 Days Later (2002), Shaun of The Dead (2004), Zombieland (2009), World War Z (2013), dan Train to Busan (2016). Selain itu, ada pula serial TV The Walking Dead (2010-sekarang).
Khusus Resident Evil, ia justru lebih dahulu populer melalui gim video asal Jepang berjudul sama tahun 1996. Gim video ciptaan Shinji Mikami dan Tokuro Fujiwara yang diproduksi Capcom ini sukses memikat penggemar. Waralaba gim ini telah terjual 110 juta unit selama 25 tahun dan telah berkembang di berbagai media, termasuk film.
Selama periode 2002-2016, waralaba Resident Evil telah diadaptasi ke dalam enam film. Waralaba ini sukses meraup untung, meskipun tidak begitu berhasil dalam penilaian kritis. Keenam film itu menghasilkan pendapatan sekitar 1,2 miliar dollar AS. Adapun skor ulasan tertinggi di IMDB hanya 6,7/10 (Resident Evil, 2002) dan di Rotten Tomatoes 37 persen (Resident Evil: The Final Chapter, 2016).
Kembali ke akar
Sebagaimana kisah zombi dalam budaya pop yang tidak pernah mati, zombi di Resident Evil selalu punya cara untuk kembali. Screen Gems (anak usaha Sony Pictures) sebagai pemilik lisensi bersama Constantin Film dan Davis Films tidak kehabisan ide untuk menghadirkan lagi film ini, bahkan setelah seri terakhirnya berjudul bab terakhir.
Kembali ke akarnya, kisah asli gim, menjadi celah untuk menghadirkan Resident Evil: Welcome to Raccoon City. Film yang mulai tayang di bioskop Indonesia sejak 29 Desember 2021 ini bersandar pada cerita dua gim video, yaitu Resident Evil 1 (1996) dan Resident Evil 2 (1998).
Sang sutradara, Johannes Roberts, membawa semua tokoh kunci kedua gim video itu ke filmnya, antara lain dua bersaudara Claire dan Chris Redfield, Jill Valentine, Leon S Kennedy, dan Albert Wesker. Latar tempat dan waktu kejadian juga sangat mendekati kisah asli gimnya.
Sementara itu, enam film sebelumnya, yang sebagian besar disutradarai dan ditulis oleh Paul W Anderson, adalah adaptasi yang sangat longgar dan tidak ”setia” dengan cerita asli gim. Anderson menghadirkan karakter baru, Alice (Milla Jovovich), sebagai protagonis utama. Beberapa karakter gim hadir sebagai pendukung.
Ketika seri film itu berakhir, Co-President Constantin Film Robert Kulzer mengatakan, ia melihat celah untuk me-reboot waralaba dengan kembali ke akar permainan. Idenya adalah melihat mitologi permainan dan masuk lebih dalam ke peristiwa yang terjadi di dalamnya.
”Kami tidak pernah benar-benar mendalami apa yang terjadi di Raccoon City pada tahun 1998 dan mengapa Umbrella Corporation memilihnya sebagai tempat untuk melakukan eksperimen ini,” kata Kulzer dalam siaran pers yang Kompas terima, Selasa (28/12/2021).
Wabah zombi
Pada film ketujuh ini, Claire Redfield (Kaya Scodelario) kembali ke kotanya, Raccoon City, setelah bertahun-tahun pergi. Ia datang karena merasa ada hal yang tak beres di kota itu. Claire kembali untuk menyelidiki sekaligus mengingatkan abangnya, Chris Redfield (Robbie Amell), yang juga polisi di Raccoon Police Department (RPD).
Raccoon City pernah jadi markas Umbrella Corporation, perusahaan farmasi terbesar di dunia. Umbrella memindahkan operasinya ke lokasi baru. Raccoon City kini menjadi kota hantu. Yang tersisa hanya kru kerangka dari beberapa karyawan terakhir dan warga yang terlalu miskin untuk pindah.
Claire curiga Umbrella telah melakukan eksperimen jahat di kota itu bertahun-tahun. Namun, Chris yang berutang budi pada perusahaan tak percaya dan menganggapnya sekadar teori konspirasi. Mereka berpisah jalan. Chris melanjutkan misi mencari rekan polisi yang hilang kontak saat menyelidiki kasus penemuan mayat di Spencer Mansion.
Kedatangan Claire pada 30 September 1998 malam itu bertepatan dengan wabah yang telah menjangkiti seluruh kota. Para penduduk mulai bertransformasi menjadi zombi akibat terpapar virus T hasil penelitian Umbrella yang mencemari air. Zombi kelaparan mulai memangsa manusia yang tersisa, sekaligus menyebarkan ”virus zombi”.
Claire, yang berupaya mencari sumber masalah, kemudian bertemu Leon S Kennedy (Avan Jogia), polisi pemula, dan Brian Irons (Donal Logue), Kepala RPD. Dengan senjata api dan amunisi yang terbatas, mereka bertempur menghadapi para zombi dan mencari jalan keluar.
Sementara itu, Chris bersama rekan-rekannya, Jill Valentine (Hannah John Kamen), Albert Wesker (Tom Hopper), dan Richard Aiken (Chad Rook) akhirnya mengungkap apa yang terjadi di Spencer Mansion. Namun, semua sudah terlambat. Mereka juga terancam oleh serangan para zombi dan monster.
Satu hal yang tak disadari semua karakter. Serangan zombi dan monster bukan satu-satunya ancaman. Umbrella, yang berusaha menutupi kejahatannya, akan membumihanguskan Raccoon City dalam hitungan jam. Akankah Claire, Chris, dan kawan-kawan berhasil melewati malam jahanam ini?
Relevansi
Upaya untuk mengadaptasi lebih dalam kisah gimnya adalah ide brilian. Ini menjadi daya tarik bagi para penggemar gim Resident Evil untuk melihat karakter asli gim beraksi dalam film aksi langsung, hal yang barangkali sudah ditunggu bertahun-tahun sejak film pertama.
Sejumlah adegan yang menjadi ikon di gim muncul di film, seperti kemunculan zombi pertama di Spencer Mansion dan adegan kecelakaan truk di depan kantor RPD. Begitu pula dengan latar tempat, seperti Raccoon City, Spencer Mansion, dan kantor RPD, sangat mirip dengan yang disajikan di dalam survival horror game ini.
Penggambaran zombi di Resident Evil: Welcome to Raccoon City beragam sekaligus ironis. Selain zombi sempurna, film juga menayangan bagaimana warga yang menderita karena terpapar virus T perlahan kehilangan pikiran dan berubah menjadi zombi kelaparan. Penggunaan cahaya minim dan efek suara memperkuat kesan seram dan membuat deg-degan.
Selain itu, kisah tentang anak-anak panti asuhan yang menjadi obyek eksperimen Umbrella bakal menguras emosi penonton. Anak-anak tak berdaya dieksploitasi demi kepuasaan nafsu para ilmuwan jahat. Ironi tergambar pada karakter Lisa Trevor. Kejahatan itu juga menjadi trauma mendalam bagi Claire hingga dewasa.
Baca juga: Spider-Man, Penanda Optimisme Industri Film Dunia 2022
”Ada beberapa karakter yang benar-benar tersiksa dalam permainan yang belum pernah disentuh di film, mengisyaratkan eksperimen pada anak-anak,” kata Johannes Roberts, sang sutradara.
Meski tak sama, kisah itu mengingatkan tentang anak-anak Indonesia yang terus menjadi korban nafsu bejat para predator seks. Kekerasan seksual terhadap anak marak terjadi di Indonesia belakangan ini. Hampir setiap pekan kasus pelecehan, pemerkosaan, pencabulan, dan sebagainya mewarnai pemberitaan media massa.
Namun, keputusan menggabungkan dua kisah gim ke dalam satu film berdurasi 107 menit terkesan dipaksakan. Karakter utama film kurang tereksplorasi meskipun sebetulnya para pemeran bermain baik. Jalan cerita terasa terburu-buru, terutama di sepertiga akhir film. Pun efek CGI yang digunakan tidak begitu mulus.
Penggambaran sejumlah karakter yang tidak mirip dengan aslinya, baik secara fisik maupun sifat, bisa memicu perdebatan. Bagi penggemar berat gim, penggambaran Jill Valentine sebagai ”crazy girl” dan Leon S Kennedy sebagai polisi pemula yang doyan mabuk bakal mengecewakan. Walakin, jika terlepas dari gim, karakter Jill dan Leon diperankan dengan baik.
Secara keseluruhan, film bergenre aksi dan horor yang tampil sederhana ini cukup menghibur. Lumayan memacu adrenalin bagi penikmat film horor tingkat pemula. Akhir film membuka ruang untuk sekuel berikutnya. Ini menegaskan kisah zombi tak pernah mati dan akan kembali untuk menghibur sekaligus menyedot uang penonton.