Injak Gas Promotor Musik pada 2022
Pandemi membebani penyelenggara konser luring dengan peningkatan biaya 30 persen. Padahal, jumlah penonton harus dibatasi. Tiket pun semakin mahal, tetapi promotor menyambut tahun 2022 dengan prospek yang lebih cerah.
Kesemarakan konser musik bergelora lagi. Jemari kembali mengacung dan kaki-kaki mengentak lantai auditorium, kelab, hingga luar ruang meski tubuh belum sepenuhnya leluasa bergoyang. Seiring melandainya pandemi, penyelenggara pertunjukan menatap prospek yang lebih cerah pada 2022.
”Semoga (pertunjukan) ini jadi titik terang musisi untuk semangat bekerja dan berkreativitas kembali,” ucap Achmad Albar, vokalis God Bless dalam konser tunggal dan penghormatan bagi mereka, bertajuk 48 Tahun God Bless: Mulai Hari Ini, pada 31 Agustus 2021.
Pertunjukan yang dikerjakan promotor Rockinlilo ini disiarkan langsung lewat internet. Namun, sesungguhnya, acara di International Convention Expo, BSD, Tangerang, Banten, itu berjalan secara hibrida. Ada seratusan orang penting yang beruntung diundang.
Tetamu itu didudukkan di kursi saling berjauhan. Undangan wajib menjalani tes antigen di lokasi, dan sudah divaksinasi dua kali. Konser ini bukan hanya menarik dari konsepnya, tetapi juga seperti mengawali perubahan pertunjukan musik. Sebelum konser ini, industri panggung mati suri.
Begitu Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, berada di level 2 skala pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), September 2021, Direktur Jazz Gunung Indonesia Bagas Indyatmono juga bergegas mewujudkan rencananya yang tertunda pada Juli 2021.
Akhirnya, Jazz Gunung Bromo terjadi juga pada 25 September 2021, hampir sebulan setelah God Bless memantik semangat musisi. Perhelatan ini istimewa karena bisa ditonton langsung di tempat, yaitu Amfiteater Jawa Jiwa Resort.
Karcis yang dijual untuk umum hanya 300 lembar, sudah termasuk tes antigen. Tiket ludes dalam waktu singkat. Penyelenggara juga menyediakan 200 kursi undangan. Jadi, total penonton 500 orang saja. Makan dan merokok dilarang. Pengawas menegur penonton yang berkerumun, termasuk berswafoto grup. Tak ada arena berjoget, kecuali di tempat duduk. Acara pungkas pada pukul 20.25.
Kesangsian digelarnya festival di kawasan padat pun patah lewat Rock in Solo, Jawa Tengah, 18 Desember lalu. Acara musik cadas itu berlangsung tak jauh dari pusat kota, tepatnya di kawasan Terminal Tirtonadi. Saat acara berlangsung, Solo berada di level 1 skala PPKM.
Musik metal di Rock in Solo biasanya ditonton sambil berdiri, bahkan bertumbukan di mosh pit. Tapi, namanya masih pandemi, pertunjukan di dalam gedung itu terpaksa ditonton sambil duduk.
Durasi dibatasi sekitar 90 menit saja. Penonton yang datang cuma 500 orang, dari ribuan yang mengantre beli tiket lewat daring. Band metal Down for Life sebagai penampil utama berkolaborasi dengan seniman setempat lintas genre, jender, dan wahana seni.
Hanya berselang dua hari, konser God Bless dan Soneta bertajuk Re:Creating lantas berlangsung di Bengkel Space, Jakarta. Kali ini, hasrat berajojing di depan idola sudah membubung. Penonton asyik berjoget meski protokol kesehatan (prokes) tetap diterapkan.
Pertanda Baik
”Diselenggarakannya beberapa konser offline (luring) jadi berita bagus. Patut disyukuri,” kata Kiki Ucup, Project Director Boss Creator, promotor Re:Creating. Industri pertunjukan mulai bangkit. Pertanda baik untuk tahun 2022 dengan bertemunya energi penonton dan penampil.
”Kami optimistis lebih banyak show (pertunjukan). Akhir 2021 membuka jalan promotor berani mengadakan konser. Semoga otoritas demikian pula dalam perizinan,” ucapnya. Ia merujuk nihilnya penularan Covid-19 dari ekshibisi-ekshibisi, termasuk Re:Creating.
”Bisa jadi milestone atau patokan. Tandanya, pertunjukan musik bisa berlangsung aman. Kami saja sudah memproyeksikan beberapa konser lain,” kata Ucup. Ia menunjukkan optimisme dengan membayangkan gelarannya bisa lebih dari sekali per bulan jika situasi kondusif.
”Skalanya, minimal sama dengan Re:Creating tapi kalau kondisi memungkinkan, lebih besar. Maksimal 1.000 orang. Januari nanti, kami akan umumkan acara-acaranya,” katanya. Ia tak hanya mengincar Jakarta, tetapi juga kota-kota besar lain dengan nuansa berbeda.
Setelah melewati tahun pertama pandemi, wahana pertunjukan musik memang mulai berdenyut perlahan. Ini umumnya terjadi di semester kedua 2021, setelah puncak kedua wabah pada Juni-Juli.
Co-Founder dan Program Director M Bloc Space Wendi Putranto pun sudah merealisasikan delapan pertunjukan luring sejak 23 Oktober 2021. Sentra anak muda berkreasi, bersantap, hingga berbelanja di Blok M, Jakarta, itu riuh dengan nyanyian seperti The Groove, Hindia, Nadin Amizah, Iwa K, White Shoes & The Couples Company, dan Kunto Aji. Penonton sempat dibatasi hanya 75 orang.
”Sekarang, penontonnya 50-75 persen dari kapasitas. Kalau normalnya 500 penonton, waktu nobar (laga pertama final) Piala AFF, jumlahnya 250 orang,” ujarnya. Sejak pandemi merebak, jumlah penonton di M Bloc Space baru pertama kali sebanyak itu. Band Bakuucakar juga sempat tampil pada 20 Desember lalu. Wendi bersyukur, penularan Covid-19 tak terjadi.
”Kalau konser, pakai kursi. Dikasih jarak sekitar 50-60 sentimeter. Penonton juga dilarang joget dan lepas masker,” kata Wendi. Hajat penonton menari-nari terpaksa ditahan dulu. Hiburan memang belum maksimal, apalagi kasus Covid-19 varian Omicron terus merambat naik. Wendi berkelakar dengan mengungkapkan tahun baru ini untuk promotor jatuh pada 31 Januari 2022.
”Soalnya, masih harap-harap cemas pandemi meningkat lagi. Gerbangnya pekan kedua dan ketiga. Kalau aman, semua promotor diperkirakan gas pol pada Februari dan Maret,” katanya. Wendi mendengar informasi dari promotor lain yang bakal mempersembahkan konser beberapa kali diGelora Bung Karno, Jakarta, tahun 2022.
”Sejumlah konser besar tahunan bertema nostalgia, jazz, dan multigenre juga akan bergulir lagi, tapi prokes tetap diterapkan,” ucapnya. Wendi pun menjadwalkan pertunjukan artis-artis pendatang baru di M Bloc Space pada 22 Januari mendatang.
”Akhir Januari atau awal Februari nanti, Sandhy Sondoro. Kami inginnya penonton sudah bisa berdiri di depan panggung, tapi tetap jaga jarak,” ujarnya. Pengaturan penonton M Bloc masih tergolong mudah. Berbeda dengan konser di stadion, gedung pertunjukan, atau ruang publik.
”Kalau seperti itu saya bayangkan biayanya sangat besar. Makan waktu juga karena didatangi ribuan penonton,” kata Wendi, yang juga pengamat musik itu. Pada tahun 2022, ia memperkirakan, pertunjukan dibolehkan berlangsung maksimal pukul 22.00 untuk konser-konser besar, tetapi di bar dan kafe bisa hingga tengah malam.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka juga menjanjikan Rock in Solo akan kembali di tahun 2022. Maskot sudah disiapkan. ”Semoga tak terjadi lonjakan kasus sehingga Rock in Solo kembali ke format festival,” kata vokalis Down for Life Stephanus Adjie.
Tiga Puluh Persen
Penonton yang duduk cenderung lebih bisa menyimak detail pertunjukan di panggung. Ini pengalaman baru pertunjukan musik metal bagi penonton, juga bagi Down for Life. Adjie bilang, konsep ini sudah diminati beberapa promotor untuk dipentaskan lagi.
Penggagas Jazz Gunung Bromo Sigit Pramono mengaku puas dengan penerapan protokol kesehatan selama acara itu berlangsung. Dia juga yakin, di kemudian hari, penonton rela membayar biaya lebih. ”Saringan masuk ke Jazz Bromo lebih ketat dibandingkan masuk mal,” katanya.
Berdasarkan Hasil Jajak Pendapat Kegiatan Sosial-Ekonomi 2022 Litbang Kompas pada 20-22 Desember 2021, menonton konser memang termasuk animo masyarakat besar jika pandemi membaik. Pengumpulan pendapat itu melibatkan 504 responden dan 2,3 persennya memilih pergi ke pertunjukan musik.
Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) Dino Hamid juga meyakini penyelenggara konser kembali injak gas pada tahun 2022. ”Saya kira, 10-15 pertunjukan besar tahunan disajikan offline. Kalau lihat catatan APMI saja, hanya satu konser yang digelar anggotanya, tahun 2020 dan 2021,” katanya.
Pada tahun 2019, jumlah itu mencapai ratusan pertunjukan. Pandemi juga membebani promotor yang harus mengeluarkan biaya 30 persen lebih besar untuk prokes. ”Apalagi, penonton dibatasi. Kami berharap, izin untuk tahun 2022 dipermudah tapi prokes ketata tetap diberlakukan,” katanya.