”House of Gucci”, Skandal Dunia Mode dan Perspektif Perempuan
Keempat orang ini yang berada dalam lingkaran keluarga Gucci hingga masing-masing tersingkir secara tragis, terutama Maurizio Gucci (Driver) dan Patrizia Reggiani (Gaga) yang menjadi mesin penggerak cerita.
Oleh
Riana A Ibrahim
·5 menit baca
Ingar bingar dunia mode selalu mencari perhatian. Lenggak-lenggok di atas landas peraga dengan busana jenama ternama merupakan etalase manis. Di balik layar, ada skandal hingga kehidupan pribadi para pemilik yang diulik. Setelah serial tentang desainer Amerika, Halston, saatnya keluarga dari rumah mode Gucci yang naik layar.
Jumat (10/12/2021) malam, suasana lobi Bioskop XXI di Plaza Indonesia, Jakarta, terasa seperti sedang menghelat pergelaran peragaan busana. Lalu-lalang pria wanita dengan busana dan dandanan yang eksentrik. Harum parfum dari sekumpulan ibu-ibu yang menenteng tas dari jenama ternama tercium. Mereka tengah berbincang rencana akhir tahun sambil menunggu pesanan minuman mereka siap.
Bisa ditebak memang. Ketika House of Gucci dikabarkan akan tayang pada pertengahan Desember ini, yakin akan jadi menjadi buruan para penggemar mode. Kisah di balik nama besarnya, tentu semenarik barang-barang yang terpajang di dalam tokonya.
Terlebih lagi, film garapan sutradara Ridley Scott ini menjual nama-nama beken seperti Lady Gaga, Adam Driver, Al Pacino, hingga Jared Leto. Keempat orang ini yang berada dalam lingkaran keluarga Gucci hingga masing-masing tersingkir secara tragis, terutama Maurizio Gucci (Driver) dan Patrizia Reggiani (Gaga) yang menjadi mesin penggerak cerita.
Maurizio diketahui mati ditembak pembunuh bayaran sesaat sebelum dirinya memasuki kantornya pada 1995. Dua tahun setelah kematiannya, terungkap Reggiani-lah, yang merupakan mantan istrinya, yang menyewa pembunuh bayaran itu. Reggiani dihukum 26 tahun penjara dan kini masih menjalani proses asimilasi sebelum bebas murni beberapa tahun lagi.
Ini merupakan sejarah keluarga yang menarik. Dinasti Gucci ini cukup ternama ketika industri fashion yang dijalankannya naik daun. Kemudian hancur sendiri dari dalam keluarga itu sendiri. (Ridley Scott)
Film yang menukil buku Sara Gay Forden berjudul The House of Gucci: A Sensational Story of Murder, Madness, Glamour, and Greed (2001) ini bernasib seperti serial Halston yaitu ditentang oleh keluarga pemilik nama itu. Keluarga Gucci, yakni putri dari Aldo Gucci, Patrizia Gucci, merasa tidak terima dengan penggambaran sang ayah dan penempatan Reggiani yang seolah korban di tengah seteru keluarga Gucci.
Ia juga mempersoalkan izin untuk membeberkan masalah keluarga tersebut ke layar lebar, seperti keluarga Halston yang juga mempermasalahkan hal serupa. Ini dipicu penggambaran personal Halston hingga orientasi seksualnya yang ditunjukkan ke publik. Namun dalam jagad mode, skandal hingga kasak-kusuk kehidupan personal kadang kala sudah menjadi pengetahuan umum.
”Ini merupakan sejarah keluarga yang menarik. Dinasti Gucci ini cukup ternama ketika industri fashion yang dijalankannya naik daun. Kemudian hancur sendiri dari dalam keluarga itu sendiri,” ujar Scott.
Memang sekitar dua tahun sebelum kematiannya, Maurizio terpaksa menjual sahamnya kepada pengusaha Iran, Investcorp. Gucci pun menjadi perusahaan publik yang dikendalikan oleh mantan orang kepercayaan ayah Maurizio, Domenico de Sole, bersama desainer Tom Ford. Sejak 1993 hingga kini, tak ada satu pun keturunan Gucci yang ikut mengelola dan memiliki saham di perusahaan mode itu.
Awal dan akhir
Pasca Perang Dunia II dan seiring perbaikan ekonomi dunia usai krisis, dunia mode ikut berkembang. Gucci yang dirintis Guccio Gucci, kakek Maurizio, menemukan momentumnya. Jenama Gucci pun disebut-sebut sebagai simbol dari bentuk kehidupan yang indah, la dolce vita. Namun, warisan kehidupan yang indah rupanya tak berjalan sesuai rencana.
Pengelolaan keuangan yang ngawur diikuti penggelapan pajak oleh Aldo Gucci (Al Pacino) yang dibongkar anaknya Paolo Gucci (Leto) menjadi awal runtuhnya dinasti keluarga dari Toscana itu secara perlahan. Kehidupan generasi Gucci saat itu berubah petaka. Reggiani yang kadung mendapat cap buruk dari ayah Maurizio, Rodolfo, sebagai mata duitan, terkena imbas.
Gaga yang pernah mendapat nominasi kategori Best Actress pada Academy Awards 2019 lewat film A Star is Born (2018) pun digadang-gadang akan kembali masuk daftar nomine penghargaan supremasi film itu.
Di sini, Scott mampu menciptakan karakter Reggiani sebagai antagonis sekaligus protagonis. Gaga yang pernah mendapat nominasi kategori Best Actress pada Academy Awards 2019 lewat film A Star is Born (2018) pun digadang-gadang akan kembali masuk daftar nomine penghargaan supremasi film itu. Meski jika diperhatikan, aksi Gaga kali ini kurang memuaskan.
Bahkan aksen Italia yang dilatihnya selama sembilan bulan pun tak mengobati. Justru Al Pacino yang seakan teruji kembali menjadi keluarga Italia, setelah sukses memerankan Michael Corleone pada trilogi The Godfather. Leto yang berperan sebagai anak Al Pacino juga mampu imbang. Transformasi menakjubkan dari seorang Leto.
Perempuan
Kembali pada sosok Reggiani yang diperankan Gaga. Stempelnya sebagai pembunuh mantan suaminya dan keinginannya tetap menjadi Gucci memang seolah membenarkan penilaian ayah Maurizio, bahwa dirinya hanya mengincar harta. Bahkan pada awal film, digambarkan Reggiani yang aktif mendekati Maurizio hingga mengikuti kegiatan Maurizio untuk dapat berkencan.
Begitu pula dengan upayanya menarik Maurizio kembali ke keluarganya. Ya, Maurizio sempat memilih keluar dari keluarga besarnya demi menikahi Reggiani.Wajar ada pro dan kontra dalam menilai sikap Reggiani. Perlu adil sejak dalam pikiran memang.
Sebab, upaya mengajak Maurizio kembali keluarga bisa saja sebagai bentuk cintanya agar orang yang dikasihinya tak terpisah dari ayahnya. Maurizio adalah anak tunggal dan telah kehilangan ibu sejak berusia lima tahun. Hubungan ayah dan anak ini sangat dekat. Bahkan dalam adegan pertemuan Reggiani dengan Rodolfo, Maurizio dipanggil ”my dear boy” oleh Rodolfo dan disebut sebagai penghibur lara setelah kehilangan istrinya.
Lalu bagaimana dengan segala cara agar Maurizio ikut menjalankan bisnis rumah mode itu? Sejak semula, terlihat dua kepribadian yang bertolak belakang. Maurizio merupakan sosok canggung, pemalu yang selama ini hidup di bawah bayang sang ayah. Reggiani merupakan sosok yang terbuka dan telah membantu menjalankan bisnis truk yang dijalankan keluarganya.
Upayanya untuk mendorong Maurizio mengklaim sebagian miliknya itu pun jadi terasa seperti ambisi pribadi Reggiani, padahal bisa jadi tidak begitu. Meski pembunuhan berencana yang dia lakukan tak bisa dibenarkan, langkah untuk menghabisi sang mantan suami juga dipicu rasa cemburu mengingat saat itu Maurizio tengah merencanakan pernikahan dengan Paola Franchi yang menjadi salah satu alasan Reggiani digugat cerai.
Setelah itu, ia terbuang. Dia selalu jadi outsider. Nasib perempuan di dunia laki-laki. (Lady Gaga)
Di sisi lain, Reggiani hanya ingin mempertahankan hak untuk kedua anaknya, Alessandra dan Allegra, yang terputus hubungan dari sang ayah. ”Dia hanya ingin diterima di keluarga itu. Penerimaan yang sempat dirasakannya hanya memanfaatkannya agar Maurizio kembali ke keluarga. Setelah itu, ia terbuang. Dia selalu jadi outsider. Nasib perempuan di dunia laki-laki,” ungkap Gaga tentang karakternya.
Seperti dunia mode yang kadang bagai dua mata pisau. Sesaat seperti sedang menggaungkan perempuan yang berdaya lewat karya megah, tapi di saat lain justru mengeksploitasi perempuan di belakang panggung yang penuh karut-marut.