Gagasan instalasi seni publik ”Bersama” memang tumbuh dari kondisi pandemi Covid-19. Kondisi pandemi menjadi perekat sosial. Ini tampak ketika pandemi menumbuhkan kebiasaan jalan pagi bersama.
Oleh
Nawa Tunggal
·4 menit baca
Kebersamaan mungkin saja suatu kebetulan, tetapi kebermaknaan di dalam kebersamaan itu sesuatu yang harus diperjuangkan. Perihal bersama dan bermakna ini mungkin tecermin dalam sebuah instalasi seni publik dengan gagasan yang ternyata bermula dari aktivitas jalan pagi warga demi merawat imunitas di masa pandemi Covid-19.
Instalasi seni di ruang publik itu ada di Kemang, Jakarta Selatan. Karya ini bisa dijumpai di atas fasad depan Dia.Lo.Gue Artspace yang mengusung tema ”Bersama”. Para kreatornya meliputi Ignatius Hermawan Tanzil. Ia dikenal sebagai desainer grafis yang sejak 1990 mendirikan biro desain LeBoYe dan pada 2010 mendirikan Dia.Lo.Gue Artspace. Berikutnya, Gregorius Supie Yolodi. Ia seorang arsitek yang sejak 2000 mendirikan kantor usaha layanan arsitektural ”d-associates” di wilayah Bangka, tidak jauh dari Kemang.
Kemudian fotografer Indra Leonardi, yang sejak 1998 mendirikan kantor usaha di bidang fotografi, Leonardi Portraiture, dan kini berlokasi di Kemang Barat. Ada sekitar 30 lembaran putih yang disusun berlapis-lapis. Setiap lembar bergambar foto seluruh badan seorang warga yang kebetulan sering turut berjalan pagi. Foto-foto warga seukuran tidak kurang dari tubuh normal.
Ketika malam, instalasi ini diguyur cahaya dan berubah menjadi dramatik. Di situ seperti ada kerumunan orang yang saling berdialog satu sama lain. Fotografer Indra Leonardi menyuguhkan pose-pose natural warga. Mereka dipotret dari waktu ke waktu selama jalan pagi berlangsung.
Karya seni instalasi ”Bersama” diluncurkan pada Selasa (16/11/2021) dan dipajang hingga awal tahun 2022. Pada malam hari, karya ini memang lebih menonjol.
Perekat sosial
Gagasan instalasi seni publik Bersama memang tumbuh dari kondisi pandemi Covid-19. Kondisi pandemi menjadi perekat sosial. Ini tampak ketika pandemi menumbuhkan kebiasaan jalan pagi bersama. Hal ini tidak terjadi sebelumnya.
Pada awalnya jalan pagi terjadi sendiri-sendiri di sekitar rumah warga bersangkutan. Perjumpaan satu keluarga dengan keluarga lainnya ketika berjalan pagi di suatu titik tertentu kerap berlangsung. Di antara mereka ada yang mulai berinteraksi.
Hari demi hari pun berlangsung. Aktivitas jalan pagi itu akhirnya menumbuhkan kebersamaan warga. Mereka pun saling berjanjian untuk berjalan pagi bersama. Setidaknya, ada delapan keluarga turut dalam aktivitas jalan pagi ini. Rute jalan pagi juga memberi sensasi tersendiri. Perubahan area di sekitar tempat tinggal itu banyak juga yang belum dikenal.
Indra Leonardi di sepanjang rute jalan pagi disibukkan dengan kegemarannya memotret.“Saya juga memotret warga yang turut jalan pagi, lalu membagikan ke grup warga lewat aplikasi telepon genggam,” ujar Indra Leonardi.
Di kemudian hari, foto-foto warga itu dipajang di instalasi seni publik ”Bersama”. Sebelumnya, usaha memberi makna dari kebersamaan jalan pagi itu dipicu Hermawan Tanzil. Hermawan menyampaikan, sejak dua tahun silam ia memiliki keresahan terhadap popularitas Kemang sebagai kawasan seni di Jakarta. Kondisi Kemang dengan popularitas kawasan seni itu makin memudar.
”Saat itu saya membayangkan harus ada karya-karya instalasi seni publik di Kemang,” ujar Hermawan. Pandemi Covid-19 pun terjadi. Pandemi memberi perluasan pandangan bagi Hermawan. Aktivitas jalan pagi bersama memberi kesempatan untuk makin merenungkan ruang sekitar. Banyak keindahan di ruang-ruang terdekat dari tempat tinggal kita yang tidak pernah ketahui.
Hermawan berusaha mengejar kebermaknaan tentang itu semua. Di dalam kebersamaan ia bertekad membangun sinergi bersama warga lain. Setidaknya, wujudnya nanti bisa menjadi sebuah instalasi seni publik di Kemang. ”Kami menelusuri gang-gang di Kemang yang berliku, bertemu dengan banyak orang, bercengkerama dengan para pedagang kecil,” ujar Hermawan.
Kami menelusuri gang-gang di Kemang yang berliku, bertemu dengan banyak orang, bercengkerama dengan para pedagang kecil.
Suatu ketika, Hermawan mengutarakan niatnya untuk membuat instalasi seni publik kepada Supie dan Indra. Ini direspons dengan baik. Hermawan menuangkan gagasan melalui desain grafisnya. Supie sebagai arsitek pun merancang konstruksi untuk merealisasikan desain yang dibuat Hermawan. Indra Leonardi menentukan foto-foto warga yang pernah dibuat selama jalan pagi dari hari ke hari sebelumnya.
”Pada saat Natal dan Tahun Baru, kami merencanakan ingin menampilkan sesuatu yang beda, tetapi masih menjadi bagian dari instalasi seni publik tersebut,” ujar Hermawan. Instalasi seni publik ”Bersama” mengingatkan keterhubungan satu sama lain. Ini menyimpan metafora tentang hidup bersama, bekerja sama, bersinergi, atau berkolaborasi. Bahkan, di dalam kebersamaan, pada akhirnya tidak hanya bisa sekadar meraih kebermaknaan.
Kebersamaan bisa mengarahkan pada kebermanfaatan bersama. Supie menceritakan masa pengetatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sejak Juli 2021 hingga beberapa bulan berikutnya. Di rooftop rumah tinggalnya, Supie melihat langit Jakarta yang bersih. Keadaan seperti itu berbeda dengan masa-masa sebelumnya yang pekat dengan polutan asap. Pandemi mengajarkan kita untuk mengendalikan lingkungan.
”Kita perlu usaha-usaha untuk mengembangkan ke arah sana, mewujudkan Jakarta supaya memiliki udara makin bersih. Itu bisa diwujudkan melalui kebersamaan kita,” ujar Supie. Kebersamaan mengarahkan pada kebermaknaan. Dari kebermaknaan ini bisa mengarahkan pada suatu manfaat bersama yang lebih luas lagi cakupannya. Kebersamaan menjadi fondasinya. Mungkin dalam tradisi klasik masyarakat Jawa, ini relevan dengan falsafah mangan ora mangan, sing penting ngumpul.
Ini bermakna, makan atau tidak makan, yang penting berkumpul atau bersama. Dari situ dimaknai, kebersamaan memiliki makna yang jauh lebih penting dari sekadar makan. Di dalam kebersamaan, segala persoalan, termasuk ketiadaan sesuatu untuk dimakan, akan dihadapi bersama. Instalasi seni publik ”Bersama” mengisyaratkan hal yang sama. Ia menyimpan metafora, kebersamaan memiliki nilai keutamaan demi meraih kebaikan bersama.
Kita perlu usaha-usaha untuk mengembangkan ke arah sana, mewujudkan Jakarta supaya memiliki udara makin bersih. Itu bisa diwujudkan melalui kebersamaan kita.