Untuk meningkatkan apresiasi pada musik lokal, Joox bersama Laleilmanino, Visinema, dan Swara Gembira berkolaborasi membuat lagu orisinal untuk seri dokumenter SVARA ”Perjalanan Bermakna di Balik Nada”.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
Dunia digital memberikan akses tak terbatas terhadap musik. Pendengar bisa mendengarkan segala jenis musik dari ujung dunia. Namun, kemudahan itu terkadang membuat pendengar musik melupakan musik lokal dan cerita menarik di baliknya.
Kesadaran akan berharganya musik lokal Indonesia mulai terbangun beberapa tahun terakhir. Data terbaru Joox menunjukkan, 75 persen dari seluruh pendengar Joox mengonsumsi lagu lokal pada 2021. Sisanya, sekitar 12 persen mendengarkan lagu internasional dan 12 persen menikmati lagu K-Pop.
Untuk meningkatkan apresiasi pada musik lokal, khususnya musik tradisional, Joox bersama Laleilmanino, Visinema, dan Swara Gembira berkolaborasi membuat lagu orisinal yang diabadikan dalam seri dokumenter SVARA ”Perjalanan Bermakna di Balik Nada”. Kolaborasi ini sekaligus menjadi langkah mendukung pengembangan industri musik dan kreatif.
”Kami ingin menampilkan tak hanya audio, tapi juga visualisasi cerita di balik lagu, bagaimana proses pencarian inspirasi, dan keseluruhan perjalanannya. Tidak hanya menghibur, ada pesan yang kami mau sampaikan,” kata Head of Marketing Joox Indonesia Yuanita Agata, seusai Konferensi Pers Joox 6th Anniversary-Lebih dari Musik, Jakarta, Rabu (27/10/2021).
Terdiri atas lima episode, SVARA bercerita tentang perjalanan musisi kembali ke akar untuk meneguhkan identitas dan menguak makna hubungan manusia dengan dunia sekitar melalui musik. Seri dokumenter ini memberikan sudut pandang lain dalam melihat budaya Nusantara yang dikemas secara modern.
Dalam SVARA, grup produser Laleilmanino mengeksplorasi Bali, Yogyakarta, Cirebon, Jawa Barat, dan Jakarta guna menggali musik dan budaya lokal. Grup yang beranggotakan Arya ”Lale” Aditya Ramadhya, Ilman Ibrahim Isam, dan Anindyo ”Nino” Baskoro ini juga mendapat perspektif baru tentang makna karya seni dari komunitas seni setempat.
Empat lagu kemudian lahir dari perjalanan itu, yakni ”Kita Bukan Mereka”, ”100 (Satu Kosong Kosong)”, ”Lukisan Kaca”, dan ”Jakarta”. Tak ketinggalan, trio produser itu mengajak musisi dengan genre berbeda, yaitu Baila Fauri, HIVI!, Rizky Febian, dan Diskoria Selekta, untuk bekerja sama.
Menyisipkan seni magenjekan dan gamelan Bali, lagu ”Kita Bukan Mereka” adalah buah kesadaran bahwa identitas diri harus berdiri teguh di tengah perubahan. Sementara itu, lagu ”100 (Satu Kosong Kosong)” yang tercipta di Yogyakarta menyisipkan pesan kesetaraan dalam musik sehingga bisa disampaikan dan dinikmati semua orang tanpa melihat golongan.
Di Cirebon, lagu ”Lukisan Kaca” yang menyertakan elemen gamelan sekaten serta kecapi hadir setelah Laleilmanino bertemu pelaku seni Tari Topeng Kelana yang mengajarkan peran seniman sebagai penyampai pesan dengan rendah hati. Laleilmanino selanjutnya menciptakan lagu ”Jakarta” sebagai surat cinta untuk Ibu Kota dengan segala keunikan serta hiruk pikuknya.
”Harapan dari perjalanan ini, kami enggak cuma mempelajari musik atau budayanya saja, tapi kami berusaha tahu isu sosial dan itu yang akan digabungkan dan menjadi syair. Dari awal, kami enggak mau hanya gimik sehingga musik tradisional hanya jadi pemanis. Kami ingin lebih dari itu,” tutur Nino.
Sosial dan hiburan
Joox sudah hadir di Indonesia sejak enam tahun silam. Platform musik beraliran langsung (streaming) dari Asia ini secara bertahap berevolusi menjadi platform hiburan sekaligus sosial. Berbagai fitur dalam Joox membuat pengguna bisa mengakses hiburan dalam bentuk audio dan video sekaligus memudahkan interaksi antara musisi, komunitas, dan kreator konten.
Seri dokumenter SVARA ”Perjalanan Bermakna di Balik Nada” adalah hiburan bentuk baru yang menyajikan perspektif atas proses kreatif musisi dan musik lokal. Joox juga sebelumnya telah meluncurkan berbagai fitur interaktif lainnya, seperti Live dan Karaoke.
”Jadi, memang kita ingin memberikan pengalaman 360 derajat secara panca indera dan ini mengikuti muda-mudi Joox. Sekarang kami ingin lebih inovatif dengan membuat dokumenter dan tidak menutup kemungkinan kemunculan video dalam bentuk lain di Joox Live atau video-on-demand,” ujar Yuanita.
Fitur lainnya yang baru dirilis Joox pada tahun ini adalah ROOMS. ROOMS merupakan ruang virtual di mana pengguna bisa berinteraksi langsung, termasuk dengan musisi idola, dalam bentuk teks, audio, dan video. Kegiatan di ROOMS bisa berupa talkshow, sekadar mengobrol, atau bahkan hanya mendengarkan lagu bersama. Kehadiran ROOMS sangat membantu basis penggemar yang selama ini sulit bertemu atau berkumpul selama pandemi.