Amelia mencicipi kopi yang dirasanya ganjil. Ia terbatuk-batuk, lantas tersungkur di kafe. Sobat-sobatnya panik. Adegan yang mengingatkan akan kasus nyata beberapa tahun silam.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·5 menit baca
Kehidupan jetset yang dibalut kemewahan tetapi sarat kepalsuan diangkat lewat Sianida. Drama keluarga dan asmara tak lumrah berpadu roman detektif dengan misteri pembunuhan. Serial yang memotret kontroversi kalangan mapan, berikut segala persoalannya.
Sekejap saja menyaksikan Sianida, penonton bakal mafhum dengan keseharian sosialita yang dipanggungkannya. Busana modis nan gemerlap membalut pemain-pemain serial drama kriminal tersebut. Adegan dibuka dengan glamornya perayaan malam tahun baru yang digelar Robert (Arswendi Bening Swara).
Pengusaha tajir itu menenggak minuman keras hingga teler berat. Adinda (Michelle Joan) setengah jengkel mengingatkan ayahnya. Amelia (Jihane Almira), putri Robert yang lain, tak kalah liar. Ia sikat minuman teman-temannya, lalu menghilang hingga sang suami, David (Rio Dewanto), kelimpungan.
Tak dinyana, Amelia bersua kekasihnya. Ketidaklazimn lantas ditampilkan blak-blakan. Ia bermain cinta dengan Jenny (Aghniny Haque). Interaksi sepasang hawa itu digamblangkan dengan vulgar. Mereka letih, kemudian terlelap hingga keesokan harinya tanpa menggubris panggilan telepon David.
”Bagaimana aku enggak khawatir. Aku tahu kamu enggak cinta,” gumam David dengan gundah seusai berhasil menghubungi istrinya yang malah mencak-mencak. Intuisi itu pula yang menghinggapi Jenny hingga bersikeras merayu Amelia untuk terus bersamanya.
Amelia memang dipaksa keluarga menikahi David untuk memisahkannya dengan Jenny. Jauh dari kerabat dan ingar-bingarnya pesta, eksplorasi sensualitas tubuh kedua insan disoroti dengan detail dalam keremangan lilin dan deru napas memburu.
Sahabat-sahabat mereka, Dita (Nasya Marcella) dan Sari (Agesh Palmer), malah mendukungnya bermain gila. Prolog yang menegaskan betapa hedonisme di kota metropolitan sekalipun tak menjamin kebahagiaan. Segera, hipokrisi, amarah, dan dukacita berkelindan menganyam alur yang silang sengkarut.
Kasus kopi
Pertengkarannya dengan Jenny berujung kematian Amelia. Sekuens itu, diasosiasikan dengan judul serial, tak pelak mengingatkan akan kasus pada tahun 2016. Tewasnya Mirna Wayan Salihin (27) setelah menyesap kopi yang mengandung sianida membetot atensi publik.
Tak heran, pemesanan, racikan, hingga penyajian kopi digambarkan demikian terperinci dalam Sianida. Mesin bekerja, susu dituang ke cangkir, dan kopi diseduh diiringi musik rancak. Demikian pula saat Amelia mencicipi kopi yang dirasanya ganjil.
Ia terbatuk-batuk, lantas tersungkur di lantai kafe yang megah. Jenny, Dita, dan Sari dengan panik memanggil pramusaji untuk menolong sahabatnya. Amelia dilarikan ke rumah sakit. Plot selanjutnya tentu menyuguhkan teka-teki pembunuhan, simpang siur penyidikan, hingga hasrat balas dendam.
Raam Punjabi, Presiden Direktur MVP Entertainment, mengakui, serialnya diangkat dari kasus yang diyakininya sudah diketahui publik. ”Kami ingin mengangkat tema dengan nuansa baru. Dasarnya, kami harus membuat produk yang hidup di tengah masyarakat,” katanya.
Pertanyaan apakah MVP Entertaiment menghubungi mereka yang terlibat delik tersebut, terang saja mengemuka. Raam menegaskan betul, Sianida beralurkan fiksi. ”Kasus sianida sangat banyak di Indonesia dan dunia. Apakah ada izin? Dari mana harus dapat izin karena kasusnya banyak sekali,” ucapnya.
Rumah produksi itu sampai menyertakan peringatan di muka setiap episode mengenai Sianida yang tak dimaksudkan untuk didasarkan pada suatu kejadian nyata, kehidupan seseorang, perusahaan, institusi, dan lain-lain. Batas usia jelas tercantum dengan konten yang hanya pantas disaksikan penonton dewasa.
Raam mengutarakan kasus tertentu yang memicu pertikaian dua keluarga berada sehingga serialnya dihubung-hubungkan dengan peristiwa nyata. ”Namun, karakter dan kejadian (dalam serialnya), fiktif semua. Sianida juga memberikan pelajaran untuk penonton jangan menggunakan produk berbahaya,” ujarnya.
Country Manager WeTV dan Iflix Indonesia Lesley Simpson mengungkapkan optimismenya untuk memikat pemirsa dengan Sianida. ”Subyeknya menarik. Soal sianida dan kasus pembunuhan. Sianida bukan produk yang pembuatannya murah,” ujarnya.
Serial yang terdiri atas 12 episode itu bisa disaksikan di WeTV mulai 25 Agustus 2021. Setiap episode berdurasi hampir satu jam. Pemain-pemain Sianida lain, seperti Mike Lucock, Samuel Rizal, Anastasia Herzigova, Delano Daniel, Djenar Maesa Ayu, Yurike Prastika, dan Sita Saraswati.
Aghniny mengekspresikan antusiasmenya membintangi Sianida. Tak sekadar cinta segitiga, serial itu juga mengetengahkan kompleksitas pembunuhan dan aksi. ”Senang. Serial Indonesia bisa memberikan warna baru dengan kisah yang bold (berani) begitu,” ujarnya.
Ia ditawari peran pada awal tahun ini. Aghniny dipastikan bermain dalam Sianida pada April 2021 dan mulai shooting sebulan setelahnya. ”Ikut casting (seleksi) juga. Benar-benar perasaanku kayak roller coaster. Aku inget banget adegan Jenny dan Amelia setelah enggak ketemu lima tahun,” ujarnya.
Keringat dingin mengucur. Tangan Amelia pun gemetaran. Ia mengibaratkan tubuhnya tak punya lutut saat melakoni percumbuan. ”Sebelum shooting, pemanasan dulu. Mike sampai enggak konsentrasi gara-gara melihat aku dan Jihane saking mesranya,” katanya sambil tertawa.
Mereka tak peduli dengan kru yang menatapnya. Aghniny berupaya sekuat tenaga mengantarkan ekspresinya ke hadapan kamera. ”Lagi senang-senang dengan Amelia mendadak mellow (sedih) karena kehilangannya. Bagaimana supaya vibe (perasaan) bisa dimunculkan,” katanya.
Aghniny baru beradu akting perdana dengan Jihane meski telah mengaguminya lebih dulu. Mereka saling mengikuti media sosial masing-masing. ”Siapa, nih, cewek? Keren banget. Enggak tahunya jadi ’pacar’-ku. Aku sampai tanya ibu, manajemen, dan psikolog untuk ikut main dalam Sianida,” katanya.
Resep manjur
Direktur Eksekutif lembaga survei dan kajian opini publik KedaiKopi Kunto A Wibowo tak memungkiri jika tema seksualitas dan kekerasan masih diandalkan produsen media. ”Hasil survei kami menunjukkan, pembaca berita online (daring) memilih kriminal sebagai kolom paling disukai,” katanya.
Kunto menyebut darah dan seks sebagai resep paling manjur. Ia pun mengaitkan produk segenre dengan buku Jakarta Undercover karya Moammar Emka yang amat laris. ”Produsen film, siniar, dan buku semacam itu melempar komoditas lalu berupaya memikat dengan menyalakan naluri purba khalayaknya,” ujarnya.