God Bless menunjukkan konsistensinya untuk bermusik sepanjang 48 tahun terakhir. Konsistensi itu antara lain ditunjukkan dengan rencana konser virtual bertajuk 48 Tahun godbless – Mulai Hari Ini pada 31 Agustus 2021.
Oleh
Dwi As Setianingsih
·6 menit baca
Jakarta, Kompas—Grup rock God Bless akan tampil dalam konser virtual bertajuk 48 Tahun godbless – Mulai Hari Ini pada 31 Agustus 2021. Promotor konser ini, Rockinlilo, mengatakan, konser ini bermula dari kecemasan atas kondisi dunia show biz yang nyaris mati suri karena pandemi Covid-19.
Selain menampilkan God Bless yang kini diawaki oleh Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Abadi Soesman, dan Fajar Satritama, konser juga akan dimeriahkan oleh musisi/penyanyi ternama Tanah Air seperti Isyana Sarasvati, Teza Sumendra, Dul Jaelani dan Tissa Biani, Danilla, FourTwnty, Kamila, dan Krisyanto Jamrud Ft. DeadSquad. Secara khusus, mereka akan membawakan lagu-lagu God Bless dalam sesi Tribute To God Bless.
Di luar itu, tampil pula musisi-musisi seperti Eet Sjahranie, Cella, Stevi Item, Karis DeadSquad, Ivanka Slank, Sandy Andarusman, Adi ‘Kla’ Adrian, Krisna Prameswara, Roy Jeconiah, Fadly Padi, Andy /rif, hingga Ebenz & Agung Burgerkill. Konser akan disiarkan secara langsung dari ICE BSD City dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Penonton bisa menyaksikan lewat kanal www.Rockinlilo.live
Dalam jumpa pers daring yang berlangsung Jumat (20/8/2021), Romulo Radjadin alias Lilo yang merupakan CEO Rockinlilo mengatakan, konser God Bless sengaja digelar karena God Bless merupakan grup musik yang bertahan cukup lama di dunia musik Tanah Air. Empat puluh delapan tahun, bukanlah waktu yang singkat, dengan prestasi God Bless sebagai salah satu grup terbaik di Tanah Air.
Selain itu, konser juga sekaligus dimaksudkan untuk mengaktifkan pilar penting dalam dunia pertunjukan seni musik saat ini, yakni Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik; serta protokol kesehatan. Selain itu, konser dipakai sebagai momen untuk pemberian penghargaan kepada God Bless berupa penghargaan Kebudayaan dari Presiden Joko Widodo.
Penghargaan diberikan kepada God Bless sebagai pionir salah satu band rock Tanah Air yang telah memberikan inspirasi bagi musisi generasi selanjutnya. Eksistensi God Bless, telah membuka ruang bagi banyak musisi Tanah Air, tak hanya yang memainkan rock, namun juga musisi yang memainkan musik berbeda secara lintas generasi.
Terkait penghargaan tersebut, Achmad Albar yang hadir dalam jumpa pers mengatakan, hal itu merupakan sebuah kejutan karena selama 48 tahun berdiri tak pernah ada penghargaan semacam ini. “Dulu penghargaan karena kaset laku, meledak dapat penghargaan. Ini kejutan sih dan luar biasa,” ungkap Achmad Albar.
Menurut Ian Antono, hal yang membuat God Bless berusia panjang hingga 48 tahun adalah semangat yang dimiliki para personelnya. “Yang penting itu semangat dan tujuannya ya. Dulu saya berangkat ke Jakarta itu untuk apa. Dan ini nggak boleh, walaupun dalam keadaan gimana contohnya kayak sekarang ada pandemi kita sampai 1 tahun lebih, nganggur. Cuma kita nggak ada pikiran untuk berbuat yang lain. Ya paling di rumah tiap hari masih pegang gitar, masih hubung-hubungin temen-temen gimana. Kadang nggak ada jadwalpun kita ngumpul main. Jadi latihan untuk menumbuhkan, untuk menjaga semangat aja,” katanya.
“Jadi nggak boleh berhenti. Ya lumayan 1,5 tahun nggak ngeband ya boleh dibilang pusing-pusing juga. Cuma kita harus semangat. Hubungan antar pemain band itu udah harus dibikin bukan kayak sahabat lagi. Udah harus kayak keluarga, jadi saling menjaga perasaan, itu yang membuat God Blesse sampai sekarang masih utuh. Semangat saling menghargai satu sama lain,” imbuhnya.
Menumbuhkan semangat itu tentu tidak mudah, mengingat di masa awal, God Bless pun tak luput dari masa-masa sulit saat memulai karir di dunia musik Tanah Air. “Jadi sekitar tahun 70-an awal ya. Kalau tahun 1973 sudah main, sudah proklamir. Sebelum tahun itu, God Bless tidak punya alat. Hanya kumpul-kumpul saja ketika itu kami berlima. Bikin lagu juga belum tau mau bagaimana, masih banyak mengaransemen lagu-lagu Barat,” kata Donny Fattah.
“Terus sering dimusuhin sama tetangga-tetangga. Dilemparin batu kalau latihan, dianggap berisik. Gondrong-gondrong, dianggap anak jalanan, preman-preman tahun itu dan kalau ketemu cewek diusir-usir sama bapaknya karena kita dianggep masa depan suram,” kenang Donni seraya terbahak.
Dari sisi teknis, Achmar Albar atau Iyek menambahkan, kesulitannya banyak. Terutama soal kesiapan performance dengan alat yang minim. “Ya pada tahun 70-an memang sederhana sekali ya. Artinya peralatan aduh masih minim sekali. Untuk tampil di stadion dengan sound system yang hanya 2000 -3000 watt. Pada saat itu maksimum sound system Indonesia punya 5000 watt itu di akhir tahun 75. Itupun karena ada perubahan besar, dari datangnya supergrup Deep Purple waktu itu dengan peralatan yang lengkap. Dari situ baru banyak sekali perubahan di segi teknis,” ungkap Iyek.
“Jadi ya kita mengalami cukup lama, perjalanan sampai tahun 75. Jadi selama dua tahun itu, God Bless dikenal sebagai grup panggung tapi selalu tampil dengan alat minim. Karena pada saat itu dengan alat minim itu juga penonton yang di tribun dan lain-lain, mereka masih sempet tepuk tangan. Itu karena mereka nggak tau ya mungkin seberapa besar biasanya kalau grup rock itu harus tampil. Seberapa equipment yang diperlukan. Jadi kita dianggap termasuk grup rock yang paling besar sound-nya. Padahal sebetulnya minim sekali. Itu aja,” kata Iyek seraya terkekeh.
Sementara Ian Antono menuturkan kesulitannya sebagai satu-satunya personel yang berasal dari luar kota. “Saya masuk di God Bless itu bukan tahun 73. Jadi saya baru masuk, ditawarin Mas Iyek itu tahun 75. dan saya satu-satunya mungkin orang yang dari luar kota ya, jadi sulitnya ya begitu. Tempat tinggal belum punya, jadi numpang di rumah mas Iyek. Kadang berapa bulan di rumah mas Donni. Jadi pindah-pindah. Di rumah Yocki juga pernah. Jadi kesulitannya emang kalau buat saya pribadi itu dulu,” ujarnya.
“Di samping itu saya nggak bawa gitar. Dari mana emang nggak punya. Kalau latihan ya pinjem atau sewa. Dan juga saya inget, waktu kita bikin album pertama ya, kita cari produser itu setengah mati. Karena apa, karena warnanya rock kan. Diketawain. Ini lagu apa. Jadi dari album pertama ya, album kedua juga masih. Lagu “Cermin” itu, dibilangnya lagu ini mana laku dijual. Itulah tantangan yang paling menyedihkan. Tapi akhirnya kita nggak patah semangat. Terus aja sampai akhirnya ada satu lagu dari God Bless yang bisa diterima oleh masyarakat. Dari situ baru dicari God Bless,” kata Ian.
Hingga kini, setidaknya sudah lebih dari 60 lagu diciptakan oleh God Bless. Banyak lagu yang sampai sekarang digemari anak muda antara “Semut Hitam” dan “Rumah Kita”. "Mulai Hari Ini" adalah singel terbaru God Bless yang sekaligus menjadi tajuk konser 48 tahun God Bless.
Terkait dengan konser virtual yang akan digelar pada 31 Agustus, sejumlah persiapan telah dilakukan. Selain persiapan secara teknis, juga persiapan fisik dengan berolah raga. “Pasti ada sedikit. Nggak forsir tentunya. Tapi jelas kita jaga kesehatan semua. Olahraga di rumah sepeda statis. Dulu dumbel sekarang enggak," kata Iyek.
Begitu pula dengan Donni. Selain bersepeda statis, dia juga rutin jalan pagi di halaman rumah, serta menjaga makan dan Kesehatan. “Aku sekarang jalan kaki satu jam tiap hari habis sholat subuh. Udah rutin tiap pagi. Kemudian sepedanya sekitar 30 menit. Udah hampir tiga tahun rutin aku,” kata Donny.
Sementara Ian, selain rutin berjalan kaki selama 1-1,5 jam setiap hari. Ian juga rutin latihan gitar. “Kalau di rumah abis itu langsung pegang gitar, latihan jari aja. Elektrik akustik dua-duanya. giliran,” kata Ian.