Kutukan Usia 40 Tahun bagi Aktris di Hollywood
Isu jender selalu menjadi perhatian besar di Hollywood. Banyak upaya telah dilakukan untuk menyetarakan status perempuan, tetapi masih banyak perbaikan menanti.
Isu jender selalu menjadi perhatian besar di Hollywood. Banyak upaya telah dilakukan untuk menyetarakan status perempuan, tetapi masih banyak perbaikan menanti. Satu isu besar yang menjadi pekerjaan rumah adalah ageisme yang masih membayangi perempuan.
Ada sebuah legenda di Hollywood. Usia 40 tahun menjadi titik penting dalam karier para selebritas yang berkarya di sana. Usia 40 tahun adalah titik akhir karier bagi aktris, sedangkan bagi aktor, usia 40 tahun adalah titik pertengahan karier mereka.
Sejarah telah menunjukkan Hollywood cenderung kejam terhadap aktris berusia di atas 40 tahun. Hanya sedikit film yang menampilkan perempuan paruh baya atau lebih tua sebagai pemeran utama (protagonis) atau karakter utama, seperti A Woman Under The Influence (1974), The Devil Wears Prada (2004), Saving Mr. Banks (2013), Still Alice (2014), dan Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017).
”Ada ’tanggal kedaluwarsa’ yang jelas untuk karakter perempuan dalam film—sekitar 40 tahun. Karakter laki-laki tampaknya tidak menghadapi tanggal kedaluwarsa yang sama,” ujar Stacy Smith, profesor di Annenberg School for Communication USC kepada The Hollywood Reporter.
Aktris berusia 40 tahun lebih mulai sulit mendapatkan peran utama atau karakter yang kompleks. Banyak kasus dengan aktris perempuan dianggap terlalu tua sebagai pasangan romantis untuk aktor laki-laki seusia mereka atau lebih tua.
Alhasil, banyak film box office Hollywood yang menyandingkan aktor berusia baya dengan aktris yang jauh lebih muda. Tom Cruise, yang berusia 50-an, hampir selalu berpasangan dengan aktris di usia 30-an. Kecenderungan itu juga terlihat pada lawan main Denzel Washington, Johnny Depp dan Harrison Ford.
Malahan dalam beberapa film rentang usia bisa bagaikan langit dan bumi. Perbedaan usia Catherine Zeta-Jones dengan Sean Connery hampir 40 tahun dalam Entrapment (1999), misalnya. Sementara itu, Focus (2015) menampilkan Will Smith yang berusia 47 tahun beradu akting dengan Margot Robbie yang berusia 25 tahun.
Memang, penggambaran beda umur itu boleh diartikan cinta tak mengenal usia atau mungkin pemeran hanya berakting sesuai usia karakter mereka. Namun, dalam industri film, interpretasi representasi pasangan beda umur tidak sedangkal itu. Hal ini lantaran rumitnya dinamika di balik pemilihan pemeran dalam film-film Hollywood.
Pemilihan pemeran biasanya mempertimbangkan banyak faktor, antara lain kemampuan akting, latar belakang pemeran, ketersediaan pemeran, permintaan pasar, dan chemistry antara pemain. Tak jarang, penilaian subyektif yang bersifat seksis terhadap perempuan juga memengaruhi.
Realitas itu kembali terkuak ketika aktris Jamie Denbo mengunggah sebuah cuitan singkat di Twitter pada 2017. ”Saya baru saja diberi tahu bahwa pada usia 43, saya terlalu tua untuk berperan sebagai istri dari orang yang berusia 57 tahun,” tutur pemeran Shelly Ginsberg dalam serial Orange Is the New Black.
Dalam studi oleh Fleck dan Hanssen (2016) dari Clemson University, pada dasarnya rentang usia karier perempuan lebih pendek daripada laki-laki. Perempuan awalnya unggul di usia 20-an tahun, tetapi berkurang seiring bertambahnya usia. Perempuan mendapatkan 80 persen peran utama di usia 20-an tahun. Sebaliknya, laki-laki mendapatkan 80 persen peran utama di usia 40-an tahun.
Aktris-aktris senior telah lama mengecam ageisme di Hollywood. Contohnya ialah Helen Mirren, Dakota Johnson, Patricia Arquette, Charlize Theron, Maggie Gyllenhaal, Geena Davis, Nicole Kidman, dan Jennifer Aniston.
Belum berubah
Hollywood belum banyak berubah. Persentase perempuan sebagai karakter utama dan karakter dengan dialog meningkat selama 2019-2020. Namun, isu ageisme di Hollywood masih awet.
Realitas itu kembali terlihat dalam laporan tahunan It’s a Man’s (Celluloid) World: Portrayals of Female Characters in the Top Grossing U.S. Films of 2020 oleh Martha Lauzen, Direktur Eksekutif Pusat Studi Perempuan di Televisi dan Film di San Diego State University. Studi ini meneliti lebih dari 1.700 karakter di 100 film domestik terlaris teratas tahun 2020.
Secara keseluruhan, karakter perempuan berusia lebih muda daripada laki-laki. Sebagian besar karakter perempuan berusia 20-an hingga 30-an tahun, sedangkan kebanyakan karakter laki-laki berusia 30-an hingga 40-an tahun.
Persentase karakter perempuan di usia 30-an tahun sebesar 29 persen dan 16 persen di usia 40-an tahun. Sebagai perbandingan, persentase karakter laki-laki di usia 30-an tahun sebesar 31 persen dan hanya turun menjadi 28 persen di usia 40-an tahun.
”Kami melihat segelintir aktris perempuan dewasa dan menganggap bahwa ageisme telah menurun di Hollywood. Namun, kecuali nama belakang Anda adalah aktris (Meryl) Streep atau (Frances) McDormand, kemungkinan Anda tidak banyak bekerja di film,” kata Lauzen dalam sebuah pernyataan yang menyertai laporan tersebut.
Menurut Lauzen, kecenderungan untuk menampilkan karakter perempuan yang lebih muda dalam film berarti menekankan nilai lebih pada masa muda dan penampilan. Langkah ini mengorbankan kemampuan perempuan menua ke posisi yang kuat secara personal dan profesional.
Temuan itu senada dengan laporan yang diterbitkan Annenberg Inclusion Initiative dari University of Southern California (USC), September 2020. Peneliti di USC menemukan, hanya tiga dari 100 film teratas pada 2019 yang menampilkan perempuan berusia lebih dari 45 tahun sebagai pemeran utama (protagonis) atau karakter utama.
Malahan, tahun 2020, Geena Davis Institute of Gender in Media meneliti penggambaran perempuan berusia di atas 50 tahun dalam 30 film terlaris AS tahun 2019. Mereka menemukan, karakter perempuan berusia di atas 50 tahun empat kali lebih mungkin digambarkan sebagai pikun atau lusuh dan dua kali lebih mungkin ditampilkan tidak menarik secara fisik dibandingkan laki-laki.
Harapan baru
Aktris legendaris Hollywood, Meryl Streep, pernah menggunakan uangnya sendiri untuk melawan ageisme dan seksisme di Hollywood. Pada 2015, ia mendanai sebuah pusat penulisan skenario, The Writers Lab, untuk wanita berusia di atas 40 tahun agar menghasilkan lebih banyak proyek untuk perempuan dewasa.
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, acara televisi dan serial telah menampilkan aktris berusia di atas 50 tahun dengan peran menarik. Sebut saja Viola Davis dalam How to Get Away With Murder (2014-2020), Jane Fonda dan Lily Tomlin dalam Grace dan Frankie (2015-sekarang), dan Catherine O’Hara dalam Schitt’s Creek (2015-2020).
Secercah harapan baru sekali lagi terbit setelah perhelatan Academy Awards ke-93, tahun ini. Nomadland (2020) berhasil membawa pulang tiga piala Oscar dari enam nominasi, yakni untuk kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik untuk Chloé Zhao, dan Aktris Terbaik untuk Frances McDormand.
Jarang film-film Hollywood menyoroti pengalaman perempuan di usia lebih dari 50 tahun, seperti Nomadland. Film ini bercerita tentang seorang perempuan nomaden berusia baya di Amerika Serikat yang berkelana setelah kehilangan suami dan pekerjaan.
Kritikus film, Nell Minow, menilai, pandemi Covid-19 turut berperan dalam memberi napas pada proyek skala kecil yang dipimpin perempuan, seperti Nomadland, Miss Juneteenth (2020), dan The 40-Year-Old Version (2020). Hal ini karena banyak studio besar terpaksa menunda perilisan film blockbuster yang dibintangi aktor ternama.
”Begitu banyak media yang saya konsumsi mengharuskan saya menerjemahkan dari sudut pandang laki-laki agar menjadi sesuatu yang berbicara lebih langsung kepada saya. Ketika saya melihat film-film itu, saya bisa santai. Saya tidak perlu menerjemahkan apa pun,” kata Minow merujuk pada rasa terhubung dengan representasi dalam film.
Baca juga : Hong Kong Sekarang di Mata Hollywood
Penulis dan jurnalis film Turner Classic Movies, Alicia Malone, mengatakan, penonton harus mempertimbangkan bagaimana mereka kehilangan cerita kemanusiaan yang berharga karena ketidakseimbangan jender dalam industri film.
”Ketika Anda berpikir tentang berapa banyak perempuan baya telah dihapus dari Hollywood, itu juga membuat Anda mempertimbangkan berapa banyak kita semua telah kehilangan dengan tidak mengalami cerita mereka di layar lebar, dengan semua pengalaman hidup, kebijaksanaan, humor, dan vitalitas mereka,” katanya. (Elle/USA Today/NBC News/The Washington Post)