Usung Perubahan FFI 2021 Digelar pada Hari Pahlawan
Sedikitnya 41 judul film, yang telah tayang di layar bioskop dan platform digital berbayar (OTT) sepanjang setahun terakhir, akan bersaing memperebutkan Piala Citra dalam Festival Film Indonesia 2021.
Oleh
Wisnu Dewabrata
·3 menit baca
Reza Rahardian dalam acara peluncuran ajang FFI 2021, Kamis (15/7/2021) secara daring.JAKARTA, KOMPAS — Ajang Festival Film Indonesia kembali akan digelar di tengah pandemi Covid 19. Menurut rencana, malam penganugerahan penghargaan bergengsi perfilman nasional, Piala Citra, dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, 10 November 2021.
Sedikitnya, ada 41 judul film yang telah tayang di layar bioskop dan platform digital berbayar (OTT) sepanjang setahun terakhir, yang akan bersaing memperebutkan penghargaan bergengsi insan perfilman Tanah Air tersebut. Hal itu disampaikan Reza Rahadian, aktor film sekaligus Ketua Komite FFI 2021-2023, dalam jumpa pers daring, Kamis (15/7/2021).
Acara itu juga dihadiri sejumlah pemangku kepentingan perfilman Tanah Air, antara lain, Direktur Jenderal Ditjen Kebudayaan Hilmar Farid dan Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Ahmad Mahendra; serta Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia (BPI) Chand Parwez Servia.
”Hari Pahlawan dipilih sebagai malam penghargaan sekaligus momentum mengusulkan Usmar Ismail sebagai tokoh film nasional, yang melahirkan FFI dan kiprahnya telah diakui perfilman dunia, sebagai pahlawan nasional,” ujar Reza.
Reza menambahkan, pada FFI 2021 kali ini pihaknya mengusung tema ”Sejarah Film dan Media Baru” dengan subtema ”Beralih Masa Bertukar Rasa Film Indonesia”. Waktu pendaftaran film mulai dibuka 15 Juli-30 Agustus 2021, dengan proses seleksi dan penjurian bakal berlangsung 30 Agustus-25 Oktober 2021.
Reza lebih lanjut menjelaskan pilihan tema FFI 2021 kali ini. Menurut dia, sejarah perfilman Indonesia adalah perjalanan karya, yang perlu diingat dan dijadikan bahan renungan bersama sekaligus pelajaran berharga. Hal itu penting bagi seluruh ekosistem perfilman dalam pencapaian film Indonesia di era berkembangnya media baru saat ini.
”Masa pandemi seperti sekarang bisa menjadi momen kontemplatif menyadarkan pentingnya arti sejarah. Perubahan akan selalu ada dan terus terjadi, termasuk di industri perfilman seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, FFI juga akan selalu mencari, memperbaiki, dan menyempurnakan setiap aspeknya,” tambah Reza.
Lebih lanjut pada ajang FFI 2021 kali ini pihak komite yang Reza pimpin melakukan sejumlah perubahan terutama di dalam kepanitiaan. Bidang-bidang dalam kepanitiaan akan diisi para profesional dengan rekam jejak dan capaian pada profesinya masing-masing, yang tentunya masih terkait erat dengan dunia film. Selain itu, peran serta perempuan dalam kepanitiaan tahun ini cukup besar.
Sistem penjurian lebih disempurnakan dengan memberi ruang bagi semua pihak agar terlibat aktif sejak awal. Peran serta aktif asosiasi-asosiasi film juga sangat diharapkan demi merespons pertumbuhan yang ada dalam kerangka perfilman.
Komite FFI juga menambah kategori baru, seperti Film Favorit, Aktor Favorit, Aktris Favorit, dan Kritik Film. Kategori baru ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat dan ikut memeriahkan FFI. Hal itu, menurut Ketua Komite Penjurian Garin Nugroho, merupakan bagian perubahan dan pertumbuhan, yang terjadi pada FFI dan film sebagai anak teknologi.
”Perubahan teknologi menjadi bagian penting pertumbuhan film, yang mengubah cara dan metode berkarya hingga hubungan penonton dan industri kreatif dalam arti luas. Kehadiran OTT adalah bagian dari perubahan teknologi, yang menjadi bagian industri film. Selain itu, sesuai temanya, pada era media baru ini kami juga mengajak publik berpartisipasi memilih film, aktor, dan aktris favorit mereka lewat situs resmi FFI,” tambah Garin.
Dalam kesempatan sama, Ketua (BPI) Chand Parwez Servia mengaku, menyambut baik sejumlah perubahan yang terjadi dalam penyelenggaraan FFI ke-41 tahun 2021 ini. Perubahan-perubahan tersebut, menurut dia, juga banyak mengundang pertanyaan dan penyikapan dari banyak kalangan yang dinilainya peduli pada perkembangan perfilman Tanah Air.
”Semua masukan dan pertanyaan tadi tentunya nanti juga akan menjadi bahan evaluasi. Apa yang kita miliki sekarang bukan tidak mungkin akan kembali berubah di tahun depan sebagaimana perubahan yang dihasilkan sekarang juga berasal dari banyak masukan, seperti berbagai FGD (focused group discussion) sebelumnya. Semoga FFI 2021 bisa menjadi pendorong dan pembuktian eksistensi perfilman Indonesia,” ujar Chand.