Deskamtoro Dwi Utomo dan Asmoadji menggelar pameran bersama bertema Ganda Putra. Mereka menyatukan kekuatan-kekuatan di tengah masa-masa sulit akibat pandemi.
Oleh
Nawa Tunggal
·5 menit baca
Perupa Deskamtoro Dwi Utomo (42) menyuguhkan lukisan realisme dengan media cat air, Asmoadji (26) menghadirkan instalasi seni dengan media spons atau busa ati. Keduanya menjadi ganda putra yang menyatukan kekuatan dan memeluk erat perbedaan-perbedaan.
Di tengah masa pandemi Covid 19 yang belum menentu, Deskam dan Asmo memuliakan perbedaan bukan hambatan untuk berkarya. Justru di situlah terjadi dialog indah untuk upaya saling mengerti tentang apa yang terjadi. Dialog itu pun menjadi ladang dan jalan lapang untuk berkesenian.
Deskam tetap setia dengan jalur seni yang ditempuh selama pendidikan di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) hingga lulus Institut Seni Indonesia (ISI) di Yogyakarta tahun 2007. Asmo bergerak dalam eksplorasi diri terhadap ragam media.
Asmo menjadi perupa autodidak. Ia menempuh studi dari TK hingga lulus setingkat SMA di Madrasah Jamiat Kheir, Tanah Abang, Jakarta, pada 2013. Asmo memutuskan menjadi perupa sejak tahun 2016.
”Kami memiliki kekuatan masing-masing. Di sini kami menyatukannya dan bermain di satu lapangan yang sama,” ujar Deskam, Selasa (1/6/2021), beberapa hari setelah pameran seni rupa bertajuk Ganda Putra di Galeri Artland, Kelapa Gading, Jakarta, dibuka antara 31 Mei-13 Juni 2021.
Deskam dan Asmo memang menjumput kosakata ”ganda putra” dari olahraga bulu tangkis. Asmo menuturkan, mereka menjadi ganda putra bukan berarti hadir untuk mencari atau melawan musuh.
”Kami hadir untuk memberi pesan di tengah kesulitan-kesulitan di masa pandemi seperti sekarang untuk menyatukan kekuatan-kekuatan dan terus berkarya tanpa batas,” ujar Asmo yang berperawakan besar itu.
Tanpa batas
Asmo memotong, mengecat, melipat, dan menyusun spons-spons ati menjadi karya cukup menakjubkan. Ketika diambil gambarnya dengan kamera, jadilah karya itu seperti lukisan abstrak warna-warni dengan separasi garis yang tergores tegas. Padahal, itu karya instalasi spons ati yang terbentuk sebagai karya tiga dimensi.
”Saya tidak tahu ini sebagai karya dua dimensi atau tiga dimensi. Saya membebaskan publik untuk menilainya,” ujar Asmo.
Media spons ati berbentuk lembaran sintetis terbuat dari ethylene vinyl acetate atau polyethylene vinyl acetate beserta campuran copolymer. Lembaran spons ati lentur dengan berbagai ukuran dan ketebalan yang dikenal banyak digunakan untuk membuat sandal.
Perjumpaan Asmo dengan spons ati sudah berlangsung lama. Setiap kali ia menyusuri jalanan dari rumah ke sekolahnya di Tanah Abang, selalu melintasi toko-toko tempat berjualan spons ati tersebut.
Belum lama ini dalam suatu pameran seni rupa, Asmo menjumpai karya seni yang menggunakan media spons ati. ”Saya terenyak ketika menyadari spons-spons ati sebenarnya sudah menjadi pemandangan keseharian sejak saya kecil. Ternyata itu bisa menjadi karya,” ujar Asmo, yang tahun 2021 ini segera mengeksplorasi media tersebut untuk menciptakan karya-karya yang dipamerkan sekarang.
Asmo sejak memutuskan untuk melukis tahun 2016 sebetulnya lebih tertarik dengan realisme. ”Ini bagian dari perjalanan karya saya tanpa batas. Saya tidak pernah puas dengan satu media,” ujar Asmo, yang juga pernah menjadi tukang poles batu akik pada tahun 2017.
Seiring perkembangan teknologi dan perubahan zaman, dunia seni rupa makin berbasis layar. Hal ini menunjang tampilan karya Asmo yang sesungguhnya tersusun dari potongan-potongan spons ati dan membentuk karya tiga dimensi, hadir seperti lukisan abstrak di layar.
Teknologi layar bisa mengubah tampilan tiga dimensi menjadi dua dimensi. Ketika berbasis layer, Asmo merengkuh manipulasi teknologi tanpa disengaja untuk melahirkan lukisan-lukisan abstraknya.
Seperti karya ”Berbagi Habitat”(2021) berukuran 320 sentimeter x 120 sentimeter dengan ketebalan 22 sentimeter. Di layar gawai tampak depan karya itu sama sekali tidak menunjukkan sebagai karya tiga dimensi. Di layar gawai karya itu seperti berkamuflase menjadi lukisan abstrak.
Karya-karya Asmo itu dipajang di dinding ruang pamer. Ada satu dari enam karya yang diletakkan di lantai. Melalui karya ini, Asmo menandaskan instalasi karyanya itu sebagai karya tiga dimensi.
Jangan lupa bahagia
Deskam juga menampilkan enam karya lukisan realisme cat air di atas kertas. Satu karya dengan ukuran cukup ekstrem, 500 sentimeter x 150 sentimeter, diberi judul ”Matius 18: 3”. Selebihnya, ukuran-ukuran lukisannya tidak terlampau besar. ”Melalui karya itu sebetulnya saya ingin menyampaikan, jangan lupa bahagia,” ujar Deskam.
Di dalam lukisan itu, ada sosok Yesus dengan gawainya sedang memotret anak-anak sedang bermain dengan bahagia. Polah tingkah anak-anak disertai raut senyum masing-masing. Yesus dengan rambut gondrongnya dilukis dengan mengenakan baju adat Jawa.
Deskam menafsir, menjadi kanak-kanak itu menjadi pribadi yang selalu dipenuhi rasa syukur dan bahagia. “Kebahagiaan kanak-kanak itu selalu terjaga. Ketika ada pertengkaran, mereka begitu mudah dan cepat untuk segera melupakannya,” ujar Deskam.
Deskam menautkan tema kekinian dengan melukis figur Yesus sedang menggunakan kamera dari telepon selulernya. Deskam ingin bertutur, sekarang sudah terjadi pergeseran nilai sosial dan budaya. Kehidupan hampir setiap pribadi sudah tidak terelakkan dari informasi gawai.
Ketegasan dalam menentukan pilihan juga menjadi kunci bagi Deskam. Ia mencontohkan dirinya. Deskam sebelumnya berprofesi sebagai guru untuk sekolah ternama di Jakarta, akhirnya tahun 2021 ini memutuskan untuk menjalani sebagai perupa atau seniman murni.
Deskam tidak meninggalkan dunia pendidikan sama sekali. Ia masih memberi kursus melukis bagi anak-anak di sekitar tempat tinggalnya. Deskam mulai 2021 ini juga menjadi pengurus untuk Galeri Artland di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pameran Ganda Putra menjadi pameran pertama di galeri yang juga sekaligus sebagai toko bahan perlengkapan seni rupa tersebut.
Perbedaan membuat Deskam dan Asmo mengajarkan untuk melihat diri dan mengetahui kekuatan masing-masing. Dari situlah mereka berpijak. Mereka ingin berkarya tanpa batas, ingin berbagi dan menawarkan rasa kebahagiaan bersama.