Bagi pencinta film Disney, melihat penampilan Emma Stone dalam film ”Cruella” langsung mengingatkan pada gaya Cruella De Vill, tokoh antagonis dalam karakter ikonik dari novel ”101 Dalmatians” (1956).
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
·5 menit baca
Cerita tentang dua perempuan yang penuh amarah dendam tersaji apik di film Cruella. Bergelut di dunia mode, mereka bersaing menarik perhatian publik. Desain gaun-gaun cantik penuh warna justru menjadi daya tarik menawan.
Cruella (Emma Stone) tumbuh dengan ciri khas yang unik, yaitu rambut berwarna monokromatik: setengah hitam dan setengah putih. Tak hanya unik dalam hal penampilan, tetapi juga sikap dan pembawaan sehari-hari. Keunikan ini membuat Cruella sempat dikucilkan. Namun, berkat keunikannya, ia berhasil mewujudkan mimpi di bidang mode.
Bagi pecinta film Disney, melihat penampilan Emma Stone dalam film Cruella langsung mengingatkan pada gaya Cruella De Vill, tokoh antagonis dalam karakter ikonik dari novel 101 Dalmatians (1956) karya Dodie Smith. Tokoh Cruella De Vill muncul dalam film animasi Walt Disney Production berjudul 101 Dalmatians (1961) yang diisi suara oleh Betty Lou Gerson. Karakter Cruella de Vill juga muncul dalam versi live-action yang diperankan oleh Glenn Close, di film 101 Dalmatians (1996) dan 102 Dalmatians (2000).
Karakter Cruella ini punya tampilan fisik yang nyentrik mirip aslinya, yaitu lipstik gelap, make-up smokey eye, dan rambut hitam putih. Dalam cerita aslinya, Cruella De Vill adalah tokoh antagonis yang terobsesi mencuri anjing polkadot menggemaskan berwarna hitam dan putih. Setelah dicuri, anjing itu tidak dipelihara. Cruella membunuh anjing, dan menjadikan bulu-bulu anjing itu sebagai mantel. Karakter Cruella De Vill disebut sebagai salah satu karakter jahat paling ikonik dalam film-film Disney.
Sama seperti versi aslinya, film Cruella juga mengambil latar London tahun 1970-an yang kental dengan kultur punk rock. Film ini juga dilengkapi dengan kehadiran tiga ekor anjing dalmatian. Cruella juga dituduh membunuh anjing untuk membuat mantel.
Adegan film Cruella dibuka dengan kehidupan seorang anak perempuan bernama Estella (Tipper Selfert-Cleveland) yang tinggal bersama ibunya (Emily Beecham). Di sekolah, Estella sering dikucilkan. Sebagai bocah dengan karakter pemberontak, berani beropini, dan tidak mau kalah, sikap yang juga dibawa hingga ia dewasa, membuat banyak orang tidak suka Estella. Dengan sikapnya ini Estella dikenal sebagai Cruella.
Suatu hari, Estella dikeluarkan dari sekolah karena dia dianggap sebagai anak yang sulit diatur. Berusaha mendapatkan hidup lebih baik, ibunya kemudian membawa Estella meninggalkan kampung halaman untuk pergi ke London. Dalam perjalanan ini, suatu peristiwa tragis terjadi menyebabkan sang ibu tewas.
Estella muda lalu terdampar hidup sendirian di London. Di London, ia bertemu dengan dua teman yang juga yatim-piatu, bernama Jasper (Joel Fry) dan Horace (Paul Walter Hauser). Ketiga bocah ini kemudian bertahan hidup sebagai pencopet.
Aksi Estella, Jasper, dan Horace, ketika mencuri dompet dan perhiasan mengingatkan pada kisah pencuri ulung dalam film Lupin. Estella, seperti juga Assane Diop (Omar Sy), mengandalkan ketelitian dan kecerdasan untuk mengambil barang-barang mewah. Keduanya juga mampu tampil menyamar untuk mengelabui orang lain. Bedanya, meski sudah hidup mapan sebagai pencuri, Estella tidak melupakan mimpinya untuk menjadi perancang busana.
Perjalanan Estella meniti karier sebagai perancang busana di rumah mode yang dipimpin oleh Baroness von Hellman (Emma Thompson), bagaimana Estella menemukan kenyataan-kenyataan hidup, serta bagaimana Estella bertransformasi menjadi sosok yang kejam dan tidak kenal ampun menjadi inti cerita dalam film Cruella.
Aksi Estella alias Cruella mewujudkan mimpi menjadi perancang busana yang mampu mencuri perhatian publik bisa membuat penonton geleng-geleng kepala. Ia tidak segan menciptakan berbagai jenis busana yang tidak biasa. Bagaimana Estella mempresentasikan busana juga tergolong ajaib. Misalnya, Estella muncul dari dalam truk. Dalam satu gerakan, tumpukan sampah yang keluar dari dalam truk kemudian berubah menjadi potongan rok.
Upaya Cruella menghasilkan busana yang tidak biasa didorong oleh semangat balas dendam. Transformasi sikap dan keseharian Estella sempat membuat kedua temannya, Jasper dan Horace, kelimpungan. Keduanya mengutarakan bagaimana mereka merindukan Estella yang lama. Di sisi lain, aksi Estella berhasil mencuri perhatian publik. Ulasan-ulasan artikel di media massa yang memuji rancangan busana Cruella membuat Baroness iri.
Karakter Cruella dan perjalanan hidupnya, membuat penonton seakan lupa bahwa tokoh ini adalah villain, seperti Joker. Keduanya juga punya dasar karakter yang mirip, yaitu tendensi beraksi gila dan penuh amarah karena pernah menjadi korban yang terniaya. Berbeda dengan Joker yang depresif, Cruella ditampilkan lebih menyenangkan untuk ditonton meskipun film ini menyajikan cerita yang ’suram’.
Film Cruella menggabungkan genre komedi-kriminal, di bawah arahan Craig Gillespie, sutradara di balik film I, Tonya. Dalam wawancara dengan Collider, Gillespie menunjukkan kemungkinan akan membuat sequel dari film Cruella. ”Saya merasa seperti kita baru saja bertemu dengannya. Sekarang saya ingin melihat Cruella yang lengkap, terisi penuh. Saya akan senang untuk melihat ke mana itu membawanya,” kata Gillespie.
Banyak yang menilai kekurangan film Cruella terletak pada alur cerita yang terasa bertele-tele dan terlalu panjang. Namun, kekurangan itu ditutupi dengan kostum yang mewah dan menawan memberikan suguhan visual yang menarik dalam film ini. Koleksi busana dengan tema punk yang ditonjolkan sungguh mengesankan. Ditambah dengan soundtrack punk-rock yang penuh semangat, memberikan efek menyenangkan bagi penonton yang baru kembali ke gedung bioskop setelah lama absen karena pandemi.
Dalam film ini, Emma Stone berhasil menunjukkan akting yang luar biasa. Ia menempatkan dirinya berganti mood peran sesuai busana yang dikenakan. Saat tampil sebagai Cruella, Emma Stone bisa berperan sebagai sosok galak dan ambisius. Sebaliknya, ketika tampil dalam busana sehari-hari, Emma Stone berubah menjadi Estella yang lembut dan baik hati.
Di balik sikapnya yang pemberontak, Cruella menyimpan karakter penyayang dan lembut yang ditanamkan oleh ibunya sejak ia kecil. Akting Emma Stone dalam film Cruella meninggalkan beban bayang-bayang perannya sebagai Mia dalam film musikal romantis La La Land yang berhasil mengantarnya sebagai pemeran terbaik dalam Academy Awards 2017.