Konser Daring Dewa 19 Mengobati Rasa Kangen Baladewa
Band Dewa 19 menggelar konser daring untuk menyapa para penggemarnya.
Oleh
Susie Berindra
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Band Dewa 19 yang terlahir pada 1986 mengenang album Terbaik Terbaik melalui konser daring lewat Loket.com dan Goplay, Rabu (12/5/2021) sore. Penampilan band yang berasal dari Surabaya ini cukup bisa mengobati kerinduan ribuan penggemarnya, Baladewa. Apalagi, untuk pencinta musik Indonesia yang sudah lebih dari setahun tidak menikmati konser secara langsung.
Gelaran Konser Virtual Dewa 19: Mahakarya Album Terbaik Terbaik diawali dengan video hitam putih para personel Dewa 19 pada 1990-an sedang berada di dalam bus. Deretan lagu dibuka oleh Andra Ramadhan dan Yuke dengan lagu ”I.P.S”. Lalu, Ahmad Dhani mengundang Ari Lasso untuk naik ke panggung.
Keduanya berbincang-bincang dengan logat Suroboyoan. Sambil bercanda, mereka menghitung usia album Terbaik Terbaik. Ari salah menyebut usia album 16 tahun. ”Loh, piye, kok 16 tahun? Kita, kan, mengenang 26 tahun yang lalu, tahun 1995 saat album ini muncul,” kata Dhani.
Live chat pun mulai riuh dengan komentar para penggemar. Sebanyak 11 lagu diyanyikan secara bergantian oleh Ari Lasso dan Ahmad Dhani. Formasi band dilengkapi oleh Andra Ramadhan (gitar), Yuke Sampurna (bas), dan Agung Yudha (drum).
Beberapa lagu hits dari album itu, seperti ”Cinta ’Kan Membawamu Kembali”, ”Cukup Siti Nurbaya”, dan ”Restoe Boemi”, mendapat sambutan meriah. Setiap akan menyanyikan satu lagi, diputar video mengenai latar belakang cerita dari lagu tersebut. Misalnya, sebelum Ari Lasso menyanyikan lagu ”Terbaik Terbaik”, ada narasi bahwa lagu itu bisa diberikan kepada penggemar Dewa 19 ataupun sang pacar.
Di sela-sela konser, Ahmad Dhani juga menyampaikan mengenai inspirasi sebuah lagu tercipta. Salah satunya, lagu ”Cinta ’Kan Membawamu Kembali” yang terinspirasi dari band Toto asal Amerika Serikat. Saat itu, Dhani pun mengakui lagu yang dibuatnya tahun 1993 itu diciptakan untuk mantan istrinya, Maia Estianty. Sebuah pernyataan yang membuat live chat menjadi ramai.
Semua penonton yang melihat konser daring seperti berputar kembali ke era 1990-an. Sebagian besar menyebutkan asal daerah mereka, dari kota-kota besar seperti Jakarta sampai kota kecil Tenggarong, Kalimantan Timur.
Konser daring menjadi salah satu sarana musisi Indonesia menyapa penggemarnya. Musisi kangen tampil di panggung, penggemar rindu mendengarkan suara asli idolanya. Semua bisa bergembira bersama secara virtual. Dengan harga tiket yang murah, seperti Dewa 19 yang menjual tiket seharga Rp 50.000, semua bisa bergembira. Konser selama stau setengah jam itu dinikmati sekitar 3.000-an akun. Jumlah penonton itu cukup banyak untuk konser berplatform digital.
Di live chat, komentar penonton menggantikan riuh rendah suara tepuk tangan di konser live. ”Halo penonton di rumah, mana tepuk tangannya. Loh, kok, malah kalian (di studio) yang tepuk tangan,” kata Dhani sambil tertawa melihat kru di studio bertepuk tangan.
Salah satu kendala bagi penonton adalah jaringan koneksi internet yang kadang tidak lancar. Meski begitu, mereka tetap setia berada di depan laptop atau gawai-nya. Terbukti, salah satu akun yang mengatakan, ”Hapeku sampai panas nih, tapi tetap nonton, dong.” Percakapan di dunia maya bukan hanya membahas lagu-lagu Dewa 19 atau latar cerita lagu yang disampaikan Dhani, melainkan juga melebar ke mana-mana, hingga berapa pendapatan dari konser daring ini.
Pandemi Covid-19 tak menghentikan musisi terus berkarya. Berbagai cara bisa dilakukan untuk memberi hiburan kepada penggemarnya.