Musik yang Lahir dan Mekar di Tengah Pandemi
Panggung daring menjadi pintu masuk menuju dunia baru bagi musisi-musisi muda yang memulai kariernya di tengah pandemi Covid-19.
Pada saat dunia musik tengah dirundung pandemi Covid-19, para penyanyi dan musisi muda tetap optimistis dan percaya diri mengawali karier mereka di dunia musik. Panggung daring menjadi pintu masuk menuju dunia baru yang mereka geluti.
Pada Rabu (28/4/2021), penyanyi muda Dere (18) baru saja merilis singel terbarunya, ”Berisik”, di bawah label Tigaduasatu. Ini merupakan singel ketiga milik Dere setelah ”Kota” dan ”Tanya”.
Melalui ”Berisik”, Dere ingin menyampaikan bahwa apa pun yang dilakukan seseorang, semua berdampak pada sekitar, manusia, makhluk lain, serta alam yang ditinggali. Dengan begitu, ada baiknya semua orang berhati-hati pada apa yang dilakukan dan diucapkan. ”Berisik” juga sekaligus pengingat bagi Dere.
”Kota”, singel perdana yang menandai debut Dere di dunia musik Tanah Air diselesaikan pada 22 Juli 2020, lalu direkam pada 25 September 2020, dan rampung pada 14 Oktober 2020. ”Kota” lalu dirilis pada 28 Oktober 2020. Semua prosesnya, yang dikerjakan lebih banyak secara daring, terjadi saat dunia tengah dirundung pandemi, pun dunia musik Tanah Air. ”Iya, jadi mulainya (kariernya) udah pandemi,” ujar Dere, Kamis (29/4/2021).
Perjalanan Dere bermula lima tahun lalu saat Dere mengikuti sebuah ajang pencarian bakat yang mempertemukannya dengan penyanyi Tulus. Tulus yang melihat potensi Dere tidak menyia-nyiakan bakat Dere. Tulus pun memovitasi Dere untuk mulai menulis lagu hingga lahir ”Kota” yang ditulis Dere bersama Tulus.
Sejak kecil, Dere senang menyanyi. Saat SMP, impiannya berkarier di dunia musik sudah mekar. Keinginannya menulis lagu terlecut dari sosok Alec Benjamin, penyanyi dan penulis lagu muda asal Amerika Serikat yang singel debutnya, ”Let Me Down Slowly”, mencapai 40 besar di lebih dari 25 negara tahun 2018 lalu.
Kesempatan Dere masuk ke dunia musik ternyata baru datang saat pandemi, di mana lanskap dunia musik tengah berubah. Panggung musik luring berpindah ke panggung daring. Para pelaku kreatif di dunia musik pun menjadi salah satu kelompok yang terdampak akibat pandemi. Namun, Dere tetap optimistis. Dia menyimpan angan-angan bisa menyanyi di panggung dan ditonton langsung penggemarnya.
Sementara ini, Dere lebih banyak bermain di ”wilayah” daring yang memang lebih memungkinkan. Sebagai gambaran, video musik ”Kota” sudah meraup 4,4 juta views dan video lirik ”Kota” mencapai 1,8 juta views. Di Spotify, Dere memiliki sekitar 1 juta pendengar setiap bulan. Video lirik ”Berisik” sudah meraup hampir 26.000 views.
”Teman-teman itu apresiasinya baik sekali sama apa yang aku rilis. Jadi, walaupun hanya lihat dari pesen-pesen mereka buat aku, misalkan lewat komen di IG, DM, dan media-media lainnya, itu kan aku baca juga, dan dari situ udah seneng banget sih,” kata Dere. Setelah ”Berisik”, Dere bersiap merilis album secepatnya.
Reva Narendra (20) yang merilis ”Menunggu Fajar” pada 29 Maret 2021 pun menerima respons positif dari kehadiran singel -nya yang menjadi debut perdananya di dunia musik Tanah Air. ”Menunggu Fajar” digarap selama dua bulan, Januari-Februari 2021, dan dirilis pada 29 Maret 2021.
Karier Reva di dunia musik praktis dimulai pada tahun kedua pandemi. Tapi Reva tak pernah ragu atau pesimistis.
Kalau kita sudah memutuskan untuk berkarya, enggak akan pernah ada waktu yang tepat. Tapi, kapan kita mencoba untuk berani aja, sih, sebenernya.
”Kalau kita sudah memutuskan untuk berkarya, enggak akan pernah ada waktu yang tepat. Tapi, kapan kita mencoba untuk berani aja, sih, sebenernya. Jadi, ya, udah jalan aja. Dirintis aja. Alhamdulillah responsnya oke walaupun belum ada event offline,” kata Reva yang sejak belia sudah hobi menyanyi. ”Menunggu Fajar” diproduseri oleh Charliy Van Houten, dirilis di bawah label Kanamusik Records.
Strateginya jelas dan terukur. Selain memikirkan timeline promosi, Reva juga memberi perhatian pada media sosial. Reva tak menampik, pada masa pandemi yang lebih bertumpu pada media daring, media sosial menjadi patokan utama dalam berpromosi.
Setelah ”Menunggu Fajar”, tahun ini Reva masih akan merilis satu singel lagi. Reva tak mau buru-buru membuat album. ”Karena aku, kan, orang baru di dunia musik, jadi pengin belajar dulu. Per singel, kan, ada belajar promosinya dan lain-lain. Karena, aku percaya proses. Kalau belajarnya bertahap, enggak instan, akan bisa grow up dan naiknya mulus,” kata Reva.
Saat ini, bagi Reva, lebih penting mengeluarkan karya dan mendapat sambutan positif khalayak. Kelak, saat panggung luring telah siap, Reva pun tak akan meninggalkan kesempatan untuk ambil bagian.
Gencar berkarya
Sade Susanto (23) hingga kini telah merilis dua singel, yaitu ”Don’t Control Me” dan ”U Got Me” bersama label Juni Records. Sebelumnya, Sade pernah merilis EP Checkpoint bersama Hills Collective di Semarang. Namun, karier profesional Sade sebagai seorang penyanyi dan pencipta lagu dimulai bersama Juni pada masa pandemi, yaitu Agustus 2020.
Sade mantap untuk masuk ke industri ini karena antusiasme dan dukungan orang-orang di sekitar Sade.
Hal lain adalah karena Sade merasa dirinya adalah seorang pembelajar dan tak pernah takut menghadapi tantangan. ”Jadi ketika ditanyain ini, kan, pandemi, bakal susah lho. Siapa takut, jalani dulu aja,” kata Sade.
Pandemi memberi tantangan besar karena selain tak bisa ke mana-mana, gig pun semakin kecil. Situasi ini masih ditambah dengan konsumsi dan pergerakan musik yang sangat cepat dengan munculnya musik-musik baru setiap minggu membuat streaming consistency pun semakin menantang.
”Itu yang akhirnya membuka pikiran Sade bahwa oke, banyak banget kesempatan aku untuk belajar dari sini karena ketika aku bisa survive di masa-masa sulit ini, aku merasa ketika nanti industri ini sudah menjadi lebih kuat dan menjadi lebih baik, aku sudah punya bekal yang lebih dari cukup untuk survive,” ungkap Sade.
Strategi Sade adalah dengan banyak berdiskusi dengan manajemen. Dari situ akan lebih mudah bagi Sade untuk menemukan sisi-sisi mana dia harus fokus dan kembangkan. ”Oh ternyata lebih banyak ke streaming, berarti aku harus lebih gencar untuk bikin lagu dan rilisan. Mudah-mudahan akan rilis-rilis lagi tahun ini,” ujar Sade yang percaya diri melenggang dengan genre RnB ini.
Sejauh ini respons pendengar terhadap dua singelnya cukup oke meski, menurut Sade, belum bisa diukur performanya secara maksimal karena masih situasi pandemi. ”Tapi, Sade bersyukur lagu itu diterima sama masyarat, mudah diterima pendengar, juga pendengar-pendengar baru. Berarti itu masih cukuplah untuk sekarang dan jadi bahan pembelajaran untuk rilisan selanjutnya,” kata Sade optimistis.
Musisi senior Candra Darusman mengungkapkan, pandemi membawa transisi besar pada dunia musik, membawa pada perubahan yang tak diduga. Selain memunculkan hal-hal baru, pandemi juga mematikan hal-hal lama sehingga semua kini pun memasuki era baru. Musisi, ungkap Candra, justru beruntung karena pada masa pandemi tetap bisa berekspresi, produktif berkarya melalui musik.