Pendapatan Facebook Melonjak 48 Persen pada Awal 2021
Bisnis Facebook, perusahaan media sosial raksasa dunia, mencatat lonjakan pendapatan sebesar 48 persen pada awal tahun 2021.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
CALIFORNIA, KAMIS — Bisnis Facebook, perusahaan media sosial raksasa dunia, mencatat lonjakan pendapatan sebesar 48 persen pada awal tahun 2021. Pertumbuhan yang mengalahkan ekspektasi analis ini tercapai salah satunya berkat peningkatan pendapatan iklan.
Dalam laporan kuartal I-2020, Facebook meraih pendapatan sebesar 26,17 miliar dollar AS (setara Rp 378,43 triliun) atau tumbuh 48 persen dibandingkan kuartal IV-2020. Pendapatan iklan sebesar 25,4 miliar dollar AS atau tumbuh 46 persen sehingga laba bersih sebesar 9,5 miliar dollar AS dan laba per saham sebesar 3,3 dollar AS.
Dari sisi pengguna, Facebook memiliki 1,88 pengguna aktif harian pada kuartal I-2020 atau naik 8 persen dari tahun lalu. Sementara itu, Facebook kini memiliki 2,85 miliar pengguna aktif bulanan.
”Kami senang dengan kekuatan pertumbuhan pendapatan iklan kami pada kuartal pertama tahun 2021, yang didorong oleh kenaikan harga rata-rata per iklan sebesar 30 persen dari tahun ke tahun dan peningkatan jumlah iklan yang tayang sebesar 12 persen. Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan iklan akan terus didorong oleh harga selama sisa tahun 2021,” bunyi pernyataan Facebook.
Pertumbuhan pendapatan Facebook, yang dipimpin Mark Zuckerberg, melampaui ekspektasi analis. Dari data yang dihimpun Refinitiv, pengamat memproyeksikan pendapatan Facebook pada kuartal I-2020 sebesar 23,67 miliar dollar AS dengan labar per saham sebesar 2,37 persen. Namun, Facebook gagal tipis melampaui ekspektasi pengamat terkait jumlah pengguna aktif harian dan pengguna aktif bulanan.
Pertumbuhan bisnis Facebook itu menunjukkan pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan selama pandemi. Namun, data tersebut sekaligus menjadi peringatan perlambatan pertumbuhan pendapatan menjelang akhir 2021 karena masyarakat mulai beraktivitas normal dibandingkan tahun 2020.
Sebagai perbandingan, pada kuartal II-2020, pertumbuhan Facebook sempat melambat akibat pandemi. Setelah itu, bisnis Facebook tumbuh pesat hingga akhir tahun 2020 karena pandemi turut membuat jumlah pengguna melonjak akibat pembatasan sosial berkepanjangan.
Karena itu, Facebook berharap pertumbuhan pendapatan kuartal II-2021 akan tetap stabil secara tahunan atau sedikit meningkat dibandingkan kuartal I-2021. ”Pada kuartal ketiga dan keempat tahun 2021, kami memperkirakan tingkat pertumbuhan pendapatan secara tahunan akan melambat signifikan secara berurutan,” ujar Facebook.
Facebook juga memproyeksikan belanja modal pada 2021 berkisar 19 miliar dollar AS hingga 21 miliar dollar AS. Jumlah ini turun dari perkiraan sebelumnya antara 21 miliar dollar AS dan 23 miliar dollar AS yang telah disediakan.
Pengembangan bisnis
Dalam sebuah pertemuan bersama analis, Zuckerberg menyatakan, Facebook tengah berinvestasi besar-besaran dalam realitas berimbuh (augmented reality) dan realitas virtual (virtual reality) sebagai peluang jangka panjang. ”Saya percaya realitas berimbuh dan realitas virtual akan memungkinkan rasa kehadiran yang lebih dalam dalam hubungan sosial daripada platform apa pun yang tersedia,” katanya.
Zuckerberg juga menekankan layanan dan produk e-dagang baru yang sedang dikembangkan untuk pasar daring (marketplace) agar bisa memberikan pengalaman yang bersifat personal kepada pengguna. Saat ini, Facebook memiliki lebih dari 1 miliar pengguna bulanan aktif yang mengakses pasar daring.
”Perdagangan telah tumbuh di layanan kami untuk sementara waktu, tetapi menjadi jauh lebih penting karena pandemi telah mempercepat pergeseran yang lebih luas ke arah bisnis yang bergerak secara daring,” ujar Zuckerberg.
Selain itu, Zuckerberg juga menyebutkan soal perluasan bisnis Facebook yang merambah teknologi pembayaran digital, podcast, dan produk audio lainnya, serta pengembangan Instagram. Saham Facebook naik sedikit setelah Zuckerberg berkomentar tentang berbagai fitur yang akan datang ini.
Di saat yang bersamaan, Facebook tengah bersiap menghadapi hambatan dalam melakukan personalisasi iklan. Apple, misalnya, telah membuat perubahan privasi terbaru melalui iOS 14.5 sehingga mempersulit perusahaan lain melakukan personalisasi iklan untuk pengguna iPhone dan iPad.
Perubahan tersebut, sebagai upaya Apple untuk melindungi privasi data konsumen, dapat memengaruhi bisnis personalisasi iklan Facebook mulai kuartal II-2021. Facebook sebelumnya telah memprotes Apple langsung atas perubahan iOS itu karena menganggap akan merugikan bisnis kecil dalam mencari pasar baru.
”Kami sedang bekerja dengan pelanggan kami untuk mengimplementasikan API (application programming interface) Apple dan API kami sendiri untuk mengurangi dampak perubahan iOS 14,” tutur Chief Operating Officer (COO) Facebook Sheryl Sandberg kepada analis. (THE HOLLYWOOD REPORTER/CNBC)