Netflix melanjutkan investasi besar-besaran di Asia dengan memanfaatkan popularitas konten dari kawasan Asia Timur.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
KOMPAS/ELSA EMIRIA LEBA
Seorang penonton di Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (20/2/2021), tengah menyaksikan film Space Sweepers (2021) yang tayang di Netflix. Space Sweepers adalah film ”blockbuster” pertama Korea Selatan tentang luar angkasa. Film ini dibintangi Song Joong-ki, Kim Tae-ri, Jin Seon-kyu, dan Yoo Hae-jin.
JAKARTA, KOMPAS — Dalam mendorong pertumbuhan global, Netflix melanjutkan investasi besar-besaran di Asia dengan memanfaatkan popularitas konten dari kawasan Asia Timur. Alhasil, Korea Selatan dan Jepang menjadi rumah pertumbuhan bagi bisnis Netflix.
Netflix akan berinvestasi hingga ratusan juta dollar AS untuk konten K-Drama dari Korea Selatan dan anime dari Jepang. Pada Januari lalu, Netflix menyatakan akan menghabiskan 500 juta dollar AS untuk film dan serial Korea pada 2021. Netflix selanjutnya mengklaim akan menayangkan lebih dari 40 konten anime Jepang—naik dua kali lipat—daripada tahun ini.
Keputusan Netflix itu bukan tanpa alasan. Pada 2020, jumlah jam menonton konten Korea di Asia melalui Netflix tumbuh empat kali lipat dibandingkan tahun 2019. Sementara itu, judul konten anime muncul dalam daftar 10 besar serial atau film Netflix yang paling banyak ditonton hampir di 100 negara, contohnya Taiwan, Thailand, Perancis, Italia, Peru, dan Chile.
”Yang pasti, ini adalah dua bagian penting—drama Korea dan anime—telah mendorong banyak konsumsi dan pelanggan Netflix di seluruh Asia. Kedua kategori tersebut jelas penting tidak hanya bagi Netflix di Korsel dan Jepang, tetapi juga di Asia Tenggara, Amerika Serikat, dan wilayah global lainnya,” kata Vivek Couto, Direktur Eksekutif Media Partners Asia, sebuah lembaga konsultan, dikutip dari The Hollywood Reporter, di Jakarta, Rabu (21/4/2021).
Strategi investasi konten dari Asia Timur itu tampaknya bekerja dengan sangat baik dan akan terus berlanjut. Pekan lalu, Netflix merilis laporan langka tentang pendapatan di Korsel meningkat dua kali lipat menjadi 356 juta dollar AS pada 2020. Netflix juga baru saja menyewa dua studio besar di Provinsi Gyeonggi, dekat Seoul.
”Saya yakin apa yang telah Anda lihat sejauh ini dari komunitas kreatif Korea hanyalah puncak gunung es. Ada begitu banyak cerita beragam yang belum diceritakan dalam sistem tradisional yang menunggu untuk diceritakan,” kata Kim Min-young, Vice President Content Netflix untuk Korea, Asia Tenggara, dan Selandia Baru.
KOMPAS/NETFLIX
Vice President of Content Netflix Minyoung Kim pada konferensi pers See What’s Next: Korea, Kamis (25/2/2021), yang disiarkan melalui Youtube.
Sementara itu, Jepang, sebagai perekonomian terbesar ketiga di dunia, diproyeksikan akan menjadi pasar pendapatan terbesar Netflix di Asia Pasifik pada tahun ini, melampaui Australia dan Selandia Baru. ”Anime harus dimiliki oleh platform apa pun yang ingin berkembang di Jepang,” kata Aya Umezu, CEO GEM Partners, firma riset pasar hiburan di Tokyo.
Menjadi rumit
Investasi Netflix tersebut merupakan langkah besar pertama oleh layanan streaming di Asia. Bagaimanapun, menurut sejumlah pengamat, fenomena ini akan membuat upaya pertumbuhan layanan streaming lain di kawasan itu menjadi agak rumit.
Di Jepang, misalnya, persaingan Netflix dengan pemain lokal, seperti U-Next dan Hulu Japan, membuat biaya operasional meningkat tajam. ”Pertumbuhan anime secara global adalah hal yang hebat untuk industri ini, tetapi animasi di Jepang adalah profesi yang sangat terspesialisasi dan ada kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas demi memenuhi permintaan yang berkembang pesat,” kata Taiki Sakurai, Kepala Produser Anime Netflix.
Dinamika serupa terjadi di Korsel. Anggaran untuk bekerja dengan talenta top dan pembuat konten ternama Korsel menjadi sangat mengejutkan, menurut orang dalam dari layanan streaming lainnya. Bahkan, ada kekhawatiran bahwa ongkos ini akan meningkat.
KOMPAS/ELSA EMIRIA LEBA
Tampilan layar yang menunjukkan daftar film Studio Ghibli di Netflix Indonesia, Jakarta, Rabu (21/4/2021)
Di tengah pertumbuhan Netflix, platform lainnya dari Amerika Serikat yang menyasar Asia juga menerapkan strategi masing-masing untuk membuat konten Korsel dan Jepang serta mengukuhkan posisi di Asia.
Herald Economy melaporkan, WarnerMedia berencana membeli saham di label Hybe, agensi grup BTS. Jika tercapai, HBO Max akan memiliki hak streaming internasional eksklusif untuk film konser BTS dan konten K-Pop lainnya. HBO Max—bersama Netflix—juga telah berhasil mendapatkan lisensi untuk menayangkan karya legendaris Studio Ghibli dari Jepang di seluruh dunia, kecuali Jepang.
Sementara itu, Disney dikabarkan sedang membangun tim dan membuat skrip orisinal Jepang. Disney juga berencana mengimplementasi pendekatan anime yang lebih sesuai dengan target penonton, daripada jumlah konten yang besar, agar sejalan dengan merek Disney+ yang menyasar pada keluarga.