Sebagai prolog, ”Mortal Kombat” langsung menghadirkan pertarungan seru nan berdarah Hanzo Hasashi (Hiroyuki Sanada) dari klan ninja Shirai Ryu melawan Bi-Han (Joe Taslim), pembunuh dari klan Lin Kuei, pada abad ke-17.
Oleh
FRANSISCA ROMANA NINIK
·5 menit baca
Mata para pencinta film di Tanah Air tengah tertuju pada Mortal Kombat. Tidak hanya menantikan keseruan film laga adaptasi gim pertarungan ini, tetapi juga menyaksikan salah satu bintangnya yang berasal dari Indonesia, aktor Joe Taslim.
Mortal Kombat kembali ke layar lebar setelah lebih dari dua dasawarsa sebagai semacam penyegaran kembali atau reboot dari film pendahulunya, Mortal Kombat (1995) dan Mortal Kombat: Annihilation (1997). Film yang tayang mulai 14 April 2021 di bioskop ini memulai semestanya sendiri dengan banyak kemungkinan materi untuk film-film selanjutnya.
Awalnya, Mortal Kombat adalah waralaba yang berpusat pada serangkaian gim video yang dikembangkan Midway Games tahun 1992. Dari ide Ed Boon dan John Tobias, gim ini lantas menambat hati penggemarnya lewat kekhasan berupa pertarungan antarkarakter yang ganas dan brutal, terlebih pada fitur Fatalities, gerakan terakhir untuk menghabisi lawan.
Meskipun sempat masuk dalam jajaran box office, film Mortal Kombat (1995) diterpa banyak kritik negatif lantaran plot, dialog, dan akting yang tidak memuaskan. Begitu pula sekuelnya, Mortal Kombat: Annihilation, gagal mengesankan penonton dan produsennya. Akibatnya, segala ide yang telah dirancang masuk ke peti es selama lebih dari 20 tahun.
Tahun 2010, Warner Bros Picture membuka kembali peti es itu dan mulai mengembangkan film baru. Hadirlah Mortal Kombat yang diarahkan sutradara Simon McQuoid. Ini merupakan debut film panjang McQuoid, pembuat film komersial peraih penghargaan asal Australia.
”Tujuan kami untuk membawa kisah ini ke layar lebar adalah untuk menghormati materi (gim) dan menyenangkan penggemarnya, begitu juga menciptakan pengalaman menggetarkan bagi mereka yang mungkin tidak tahu gimnya. Mudah-mudahan kami tetap bisa otentik,” kata McQuoid dalam catatan produksi yang dibagikan kepada media.
Menjadi otentik tentu berarti mengetengahkan inti Mortal Kombat, yakni kebrutalan yang terang-terangan. Menurut McQuoid, itulah elemen kunci Mortal Kombat.
”Sudah lebih dari 25 tahun sejak film pertama dibuat. (Produser) James Wan dan Todd Garner berdiskusi tentang pendekatan segar pada materinya dengan tetap memuaskan penggemar, tetapi sekaligus merangkul penggemar baru,” imbuhnya.
Caranya, tidak dengan membuat ulang film tahun 1995 dan 1997, tetapi dengan menyajikan cerita epik sehingga meskipun kita tidak memainkan gimnya, kita bisa ikut tenggelam saat menonton filmnya. Mereka juga menciptakan tokoh baru sebagai pintu masuk semesta baru ini, yakni Cole Young.
Sederhana
Sebagai prolog, Mortal Kombat langsung menghadirkan pertarungan seru nan berdarah Hanzo Hasashi (Hiroyuki Sanada) dari klan ninja Shirai Ryu melawan Bi-Han (Joe Taslim), pembunuh dari klan Lin Kuei, pada abad ke-17. Dari situlah mengalir legenda tentang tanda naga merah, tengara di tubuh yang dimiliki para ksatria Earthrealm.
Kisah maju di masa kini tentang Young (Lewis Tan) yang menghidupi keluarganya dengan menjadi petarung seni bela diri campuran (MMA). Dia tiba-tiba diincar oleh Sub-Zero (Joe Taslim), ksatria pembunuh utusan penyihir Shang Tsung (Chin Han), penguasa Outworld. Sub-Zero ini dulunya adalah Bi-Han yang menggunakan nama baru. Kemampuannya mengendalikan es dalam berbagai bentuk untuk mematikan lawan.
Young ditemui Jax (Mehcad Brooks), mayor pasukan khusus, yang juga mempunyai tanda naga merah di tubuhnya. Jax meminta Young menemui Sonya Blade (Jessica McNamee), anggota militer lain, yang bisa menjelaskan tentang kejadian tersebut berikut sejarahnya.
Rupanya, mereka bertiga adalah jagoan Earthrealm yang harus bertarung melawan jagoan Outworld dalam Mortal Kombat untuk menyelamatkan Bumi. Young pun dibawa ke kuil Lord Raiden (Tadanobu Asano) untuk berlatih bersama Liu Kang (Ludi Lin) dan Kung Lao (Max Huang) agar bisa menemukan arcana atau kekuatan khusus dalam diri mereka.
Terjadilah pertarungan itu. Jagoan lawan jagoan dengan kekuatan istimewa masing-masing. Adu tubuh, luka, darah mewarnai setiap laga.
Alur cerita Mortal Kombat sebenarnya cukup sederhana. Seiring adegan, penonton dituntun untuk mengetahui latar kisah, karakter tokoh-tokoh, juga kemampuan laga mereka. Sangat sedikit–kalau tidak bisa dibilang hampir nihil– sisi emosi yang menyertai ceritanya.
Seperti bisa ditebak dari judulnya, laga menjadi kekuatan film ini. Tata gerak dan koreografi tarung terbilang menawan di tengah kebrutalan perkelahian yang dihadirkan.
Bersinar
Tak diragukan, Joe Taslim tampil bersinar sebagai Bi-Han dan Sub-Zero. Dia benar-benar mengesankan dalam olah kanuragan. Sosoknya tegap dan figurnya menakutkan. Tatapan matanya dingin dan menusuk walau wajahnya tersembunyi di balik topeng. Determinasinya terasa sangat kuat.
Perihal determinasi ini, Joe bertutur, dia menggali lewat pencarian di internet. ”Bagi saya, kompetisi tidak cukup memberi motivasi. Saya merasa ada hal lain. Jadi, saat saya menemukan kalimat ’Tak ada yang meninggalkan Lin Kuei’, itu mengena buat saya. Itu motivasi saya. Bukan masalah personal. Jika kamu seorang Lin Kuei, kamu selamanya Lin Kuei. Jika tidak, kamu harus mati. Bukan salah saya,” tuturnya, seperti dikutip dalam catatan produksi film.
Tak heran jika dalam perannya, aktor laga yang meroket namanya lewat film The Raid (2009) ini bahkan ”mengalahkan” penampilan aktor utamanya yang terasa kurang sangar. Meski peran yang dimainkannya antagonis dan sangat brutal, penampilan Bi-Han/Sub-Zero justru lebih lekat dan lebih dikenang.
Dia bisa mengimbangi Hiroyuki Sanada, aktor senior Jepang yang dikenal sering memainkan karakter bertema samurai. Bisa dikatakan laga awal antara Joe Taslim dan Sanada menjadi adegan tarung terbaik dalam film tersebut. Dialog keduanya pun menarik saat Bi-Han berbicara dalam bahasa China dan Hanzo menjawab dalam bahasa Jepang.
Tentang peran sebagai antihero ikonik ini, Joe mengatakan, pengenalan karakternya di film ini cukup epik. ”Penonton akan merasakan kehadirannya sebelum mereka melihat sosoknya, lalu mereka akan melihat kekuatannya yang sangat besar. Cara masuk yang hebat,” katanya.
Para pemeran Mortal Kombat menjadi daya tarik tersendiri. International cast alias aktor-aktor dari sejumlah negara merepresentasikan secara akurat karakter dalam gim.
”Di dunia sekarang ini, representasi sungguh penting. Saat kamu punya film seperti ini, tak ada yang lebih baik daripada merangkul cara karakter-karakter itu didesain lalu menghadirkan casting dari seluruh dunia,” ujar Wan.
Dengan bekal ini pula, Mortal Kombat bakal terasa dekat dengan pemirsanya di berbagai belahan dunia.