Banyak Pengguna Ponsel Pintar, Film Pun Dieksplorasi dengan Format Vertikal
Film dengan format vertikal dinilai punya peluang bagus untuk dieksplorasi. Ini mengingat banyaknya jumlah pengguna ponsel pintar yang memiliki layar vertikal.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banyaknya pengguna ponsel pintar dan internet mendorong kreator konten digital mengulik teknik berkarya baru. Eksplorasi film dengan format vertikal pun mulai dilakukan. Film dengan format ini dinilai memiliki potensi.
Film pendek berjudul X & Y adalah salah satu yang dibuat dengan format vertikal. Film ini diproduksi Studio Antelope bekerja sama dengan Tiktok. Film tersebut tayang di akun resmi Tiktok Indonesia mulai hari ini, Senin (29/3/2021), hingga 6 April 2021.
Film itu dibagi menjadi enam bagian. Masing-masing bagian berdurasi sekitar 2 menit. Film itu bercerita tentang cinta dua anak muda yang tinggal di gedung indekos yang sama.
Produser X & Y Florence Giovani mengatakan, film vertikal punya potensi positif untuk berkembang mengingat banyaknya pengguna ponsel pintar di Indonesia. Adapun mayoritas ponsel saat ini punya layar memanjang. Masyarakat dinilai sudah terbiasa dengan tampilan vertikal yang punya aspek rasio 9:16.
”Orang-orang memang terbiasa menonton di televisi atau bioskop dengan format horizontal. Namun, orang-orang saat ini juga menghabiskan waktu berjam-jam dengan ponsel mereka. Saya pikir tidak sulit untuk menyesuaikan diri dengan konten vertikal,” tutur Florence pada pertemuan daring.
Menurut laporan dari Hootsuite, total pengguna internet di Indonesia per Januari 2021 adalah 202,6 juta orang. Sebanyak 96,4 persen di antaranya mengakses internet dari gawai. Waktu rata-rata untuk berselancar daring dengan ponsel adalah 5 jam 4 menit per hari.
Sutradara X & Y sekaliguspendiri Studio Antelope, Jason Iskandar, mengatakan, film dengan format vertikal mulai jadi topik diskusi pekerja industri film di Indonesia beberapa tahun terakhir. Film vertikal juga berkembang di luar negeri. Sejumlah festival film vertikal pun digelar, salah satunya The Vertical Film Festival di Australia.
”Kami sangat tertarik untuk bereksplorasi. Saya harap kreator-kreator film mulai mengulik film format vertikal. Film ini punya sensasi tersendiri ketika ditonton,” tutur Jason.
Head of Content and User Operations Tiktok Indonesia Angga Anugrah Putra mengatakan, film itu diharapkan jadi titik mula Tiktok untuk mendukung industri film dalam negeri. Ia juga mendukung eksplorasi teknik baru dalam kreasi film.
”Ke depan kami akan membuka ruang diskusi dengan pembuat film, kreator konten, hingga aktor untuk mengembangkan film format vertikal. Mungkin ini bisa jadi masukan yang bagus buat perfilman Indonesia. Kami akan lihat dulu bagaimana respons publik (terhadap film vertikal),” ucap Angga.
Sementara itu, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, film pendek yang tayang di media sosial bisa jadi alternatif baru menonton film. Sebab, saat ini masih ada sebagian masyarakat yang khawatir ke bioskop karena pandemi Covid-19. ”Ini solusi yang baik bagi insan film, pelaku industri kreatif, serta pelaku ekonomi digital,” katanya melalui pesan video.
Menurut Jason, salah satu tantangan membuat film vertikal adalah menyusun komposisi gambar. Adegan yang ditampilkan harus disesuaikan agar cocok dengan layar gawai yang memanjang.
”Shot (pengambilan gambar) sekarang memperhatikan bagian atas dan bawah, tidak lagi samping kiri atau kanan. Itu mengubah logika komposisi (gambar). Pengaturan ruang pun ikut berubah. Ruang yang tampil jadi lebih sempit dibandingkan dengan ketika mengambil gambar secara horizontal,” ucapnya.
Saya harap kreator-kreator film mulai mengulik film format vertikal. Film ini punya sensasi tersendiri ketika ditonton.
Hal itu disikapi dengan mengatur gerakan tubuh para aktor saat shooting. Aktor diminta untuk diam di satu titik dengan gerakan yang minimal. Mereka harus mengandalkan ekspresi muka ketika berlakon.
Aktris Arawinda Kirana mengatakan, kondisi itu menantangnya untuk menjaga ekspresi. Ia harus bisa mengontrol ekspresi mikro hingga menakar senyum yang ditampilkan. ”Ini latihan yang bagus untukku melatih kontrol diri,” katanya.