Pada tahun ini, Netflix akan merilis lebih dari 25 judul laga hidup dan anime asli Jepang.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
TOKYO, SELASA — Netflix, penyedia layanan streaming asal Amerika Serikat, menambah investasi di Jepang dengan menyewa studio di Tokyo, Jepang. Langkah ini merupakan strategi lanjutan Netflix untuk memperkuat posisinya di pasar Asia.
Netflix mengumumkan, Kamis (18/3/2021), telah menandatangani perjanjian dengan studio legendaris Jepang, Toho Studios. Toho Studios merupakan rumah bagi waralaba Godzilla dan pembuat film legendaris dunia, Akira Kurosawa.
Dalam perjanjian itu, Netflix akan mendapatkan akses untuk dua sound stage atau semacam studio suara dan fasilitas tambahan di Tokyo. Perjanjian ini akan berlangsung mulai pada April 2021 hingga beberapa tahun ke depan.
”Kemitraan baru ini datang karena kami terus bertaruh besar pada cerita dari Jepang. Sebagai penggemar berat budaya dan dongeng Jepang, kami sangat senang dapat terus bekerja sama dengan komunitas kreatif lokal untuk menghadirkan cerita ini kepada pelanggan kami seluruh dunia,” tulis Ozawa Teiji, manajer produksi dan laga hidup Netflix Jepang.
Netflix berencana untuk mulai mengambil gambar dua konten laga hidup Jepang yang paling ambisius di Toho Studios akhir tahun ini. Kedua film itu adalah Sanctuary, sebuah drama thriller tentang dunia gulat Sumo, dan Yu Yu Hakusho, sebuah serial detektif remaja supernatural berdasarkan manga terkenal dengan nama yang sama.
”Sejak dibuka pada 1932, kami telah menyambut berbagai pembuat film, proyek streaming, dan pembuat iklan dari seluruh dunia. Kami sangat senang bahwa Netflix bergabung dengan daftar bakat luar biasa kami di Toho Studios,” ujar CEO Toho Studios.
Hingga saat ini, Netflix fokus untuk bersama-sama memproduksi dan membuat lisensi konten anime Jepang. Popularitas anime Jepang masih sangat kuat di ranah global. Akan tetapi, setelah awal yang relatif lambat, produksi konten laga hidup Jepang dari Netflix mulai meningkat.
Pada tahun ini, Netflix akan merilis lebih dari 25 judul laga hidup dan anime asli Jepang. Perilisan yang akan datang, antara lain lanjutan serial The Naked Director serta film Ride or Die, We Couldn\'t Become Adults, dan Asakusa Kid.
Riset Media Partners Asia (MPA) baru-baru ini menunjukkan, Jepang akan menjadi pasar pendapatan terbesar Netflix di kawasan Asia Pasifik melampaui Australia dan Selandia Baru pada tahun ini. Asia adalah kawasan penting bagi pertumbuhan berkelanjutan Netflix.
Upaya perluasan produksi konten di Asia telah Netflix lakukan selama beberapa tahun terakhir. Selain Jepang, Netflix juga baru menyewa dua fasilitas produksi di luar Seoul, Korea Selatan, yang total luasnya mencakup 16.000 meter persegi.
MPA memperkirakan, total investasi konten tahunan Netflix di Asia akan tumbuh melewati 1 miliar dollar AS pada 2021. ”Penawaran Netflix terus meluas secara mendalam dan menarik di Jepang dan Korea Selatan,” ujar Vivek Couto, CEO MPA.
Persaingan sengit
Netflix saat ini memimpin pasar layanan streaming film dunia. Jumlah pelanggan Netflix tercatat sebanyak 203,7 juta di seluruh dunia per 2020. Dalam merambah pasar Asia, Netflix menghadapi persaingan sengit dari Disney+, layanan streaming lainnya dari AS. Disney+ mencatat jumlah pelanggan mencapai 94,9 juta pelanggan per 2020, sebuah pencapaian yang diwujudkan Netflix dalam waktu hampir satu dekade.
Disney+ diproyeksikan untuk memperluas pelanggan di Asia, di mana pelanggan terbanyak Disney+ berasal dari India. Disney+ juga belum meluncur di pasar potensial lainnya, yaitu Korea Selatan dan Taiwan.
Namun, perbandingan antara Netflix dan Disney+ di Asia sebenarnya agak sulit untuk dilakukan. Kedua layanan streaming ini mematok harga yang berbeda dan menargetkan pasar di mana setiap perusahaan memiliki basis yang kuat.
Riset MPA memproyeksikan, Disney + akan menggaet 66 juta pelanggan berbayar di Asia pada tahun ini, lebih tinggi dua kali lipat dari yang diperoleh pada 2020. Netflix diperkirakan akan mencatat kenaikan pelanggan menjadi 33,3 juta pada tahun yang sama.
Sementara itu, Netflix akan terus menghasilkan pendapatan lebih besar daripada Disney+ di Asia. MPA memproyeksikan, pendapatan Netflix akan tumbuh dari 2,4 miliar dollar AS pada 2020 menjadi 3,3 miliar dollar AS pada 2021, sedangkan pendapatan Disney akan tumbuh dari 500 juta dollar AS pada 2020 menjadi 1,2 miliar dollar AS pada 2021.
”Awalnya, kami tidak melihat Disney+ dan Netflix bersaing secara langsung, karena di luar India kami percaya total target pasar Disney lebih sempit karena fokus pada keluarga. Namun, target pasar itu sekarang tumbuh dan pasti akan bertemu Netflix saat mereka berinvestasi dalam konten premium Asia dan meningkatkan perilisan konten orisinal AS,” kata Couto.
Cuoto melanjutkan, di luar India, Netflix secara signifikan berada di depan Disney+ dan platform video berlangganan lainnya untuk konsumsi sehari-hari. Adapun Netflix ataupun Disney+ tidak aktif di China, pasar SVOD (subscription video on demand) terbesar di Asia lantaran pemerintah Beijing melarang layanan streaming asing. (THE HOLLYWOOD REPORTER)