Redian dan Kulkas Barunya
Saya mungkin satu dari banyak orang yang tidak bisa hidup tanpa kulkas. Tubuhnya yang tegak dan gagah, menjaga kesegaran minuman dan makanan.
Panggilan dari Redian masuk ketika saya memutuskan untuk menjual kulkas tua. Deringnya memecah ruangan apartemen saya yang dibalut sunyi, sebab suara dengung dari belakang kulkas membisu tanpa aliran listrik. Kabel sekaligus ujung colokan terkulai dekat kaki kulkas.
”Tadi pagi, Kibo mati. Aku menyimpan tubuhnya di dalam kulkas. Aku harap kamu bisa ikut menguburkannya. Anggaplah kali ini salam terakhir.”
Mengapa di saat seperti ini dia harus menelepon dan hanya mengabarkan kalau kucing peliharaan mati. Benar bahwa Kibo kucing yang dulu sama-sama kami adopsi sejak kecil dan kami rawat penuh kasih. Namun, panggilannya hadir di saat yang sangat tidak tepat. Kalau Redian boleh menelepon kapan saja, tidak bolehkah saya menceritakan bilamana hari ini yang terburuk sepanjang 30 tahun saya hidup?


