Tingkatkan Imunitas Tubuh dengan Tidur Berkualitas
Di masa pandemi Covid-19, menjaga kualitas tidur yang baik amat diperlukan. Dengan tidur cukup dan berkualitas, daya tahan tubuh akan meningkat.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kualitas dan kuantitas tidur sangat memengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Dengan tidur berkualitas, tingkat imunitas bisa terbentuk secara optimal. Hal ini terutama didapatkan dari tidur di malam hari.
Praktisi Kesehatan Tidur dan Pendiri AP Snoring & Sleep Disorder Clinic, Andreas Prasadja mengatakan, sistem imun tubuh dapat bekerja optimal ketika tubuh dalam kondisi tertidur. Karena itu, ketika seseorang mengalami masalah tidur, berbagai gangguan kesehatan rentan dialami, seperti gangguan psikologis, obesitas, dan tekanan darah tinggi.
“Di masa pandemi ini, menjaga kualitas tidur yang baik amat diperlukan. Kebanyakan orang dewasa membutuhkan waktu tidur sampai sembilan jam. Dengan tidur yang berkualitas, performa produktivitas pun akan semakin baik. Sebaliknya orang yang memiliki gangguan tidur mudah sekali stres dan kurang konsentrasi,” ujarnya di Jakarta, Rabu (17/3/2021).
Andreas menuturkan, imun yang muncul pada seseorang yang baru mendapatkan vaksinasi juga dapat dipengaruhi dari kualitas tidur. Efektivitas vaksin dalam pembentukan sistem imun lebih tinggi ditemukan pada orang yang memiliki waktu tidur antara 7,5 jam sampai 8,5 jam dibandingkan dengan orang yang hanya tidur kurang dari 4 jam.
Terdapat sejumlah tanda yang bisa terjadi apabila seseorang mengalami gangguan tidur. Itu meliputi, sebut saja, mengantuk di siang hari, kesulitan tidur di malam hari, sering terbangun di malam hari, serta siklus tidur yang tidak teratur.
Dengan tidur yang berkualitas, performa produktivitas pun akan semakin baik. Sebaliknya orang yang memiliki gangguan tidur mudah sekali stres dan kurang konsentrasi,
Andreas menyampaikan, untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik, setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan, yakni lamanya tidur dan durasi terjaga. Tidur yang berkualitas bisa didapatkan jika selama tidur seseorang tidak terjaga atau terbangun sampai pagi hari. Mimpi yang muncul ketika tidur pun dinilai tidak berpengaruh pada kualitas tidur.
“Kualitas dan kuantitas tidur sama-sama penting. Sembilan jam yang diperlukan untuk tidur berkaitan dengan tahapan dalam tidur, yakni tidur mimpi dan tidur dalam. Tidur mimpi artinya masih dalam tahap awal saat otak sedang membangun stabilitas emosional. Sementara tidur dalam ketika dalam kondisi terlelap,” tuturnya.
Tidur berkualitas bisa didapatkan dengan memperbaiki waktu tidur dan bangun. Bagi seseorang yang terbiasa tidur siang sebaiknya tidak lebih dari 45 menit. Selain itu, hindari konsumsi alkohol berlebihan dan merokok sebelum tidur. Disarankan, hindari mengonsumsi kafein setidaknya 12 jam sebelum tidur, serta hindari makanan berat, pedas, dan manis minimal empat jam sebelum tidur.
“Sebaiknya juga tidur dengan kondisi lampu yang redup. Gunakan tempat tidur untuk tidur saja, jangan jadikan tempat tidur juga untuk kerja ataupun rekreasi,” ucap Andreas.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania menambahkan, mengonsumsi herbal bisa membantu seseorang memiliki kualitas tidur yang baik. Sejumlah penelitian membuktikan beberapa jenis herbal efektif membantu memperbaiki kualitas tidur.
Jenis herbal yang dapat dimanfaatkan, antara lain, valerian, lavender, chamomile, rosemary, dan passion flower. Passion flower atau yang memiliki nama latin Passifora incarnata dapat memberikan efek menekan aktivitas sistem saraf pusatyang dapat menangkan dan membantu mengatasi ketegangan saraf. Selain itu, passion flower ini dapat menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.
“Kandungan herbal ini sudah dilakukan uji klinik dengan hasil pada subjek manusia mampu memperbaiki kualitas tidur secara signifikan. Manfaat ini setidaknya juga ditemukan pada herbal valerian,” ucap Inggrid.