Netflix menambah basis produksi konten dari Korea Selatan. Pelanggan layanan ”streaming” ini pun terus bertambah.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
SEOUL, KAMIS — Netflix semakin memperluas pengaruhnya di Korea Selatan. Penyedia layanan media streaming asal Amerika Serikat ini terus menambah basis produksi konten di Negeri Gingseng tersebut.
Netflix menyewa dua fasilitas produksi, yakni YCDSMC Studio 139 seluas 9.000 meter persegi dan Samsung Studio seluas 7.000 meter persegi, pada Kamis (7/1/2021). Kedua fasilitas ini masing-masing terletak di Paju dan Yeoncheon yang terletak di Provinsi Gyeonggi.
”Netflix bersemangat untuk memperdalam investasi di Korsel serta pada film dan serial Korsel. Dengan studio baru ini, Netflix berada dalam posisi yang lebih baik untuk meningkatkan produksi cerita-cerita hebat dari Korsel sembari menyediakan pekerjaan yang berhubungan dengan produksi bagi profesional berbakat di komunitas kreatif Korea,” tutur Wakil Presiden Operasional Studio Netflix Amy Reinhard.
Sebagian besar produksi orisinal Netflix di tahun-tahun mendatang akan ditangani di dua studio tersebut. Salah satu proyek yang sudah terjadwal untuk mulai shooting di situ adalah versi Korea dari La Casa de Papel atau Money Heist, sebuah seri drama kriminal dari Spanyol.
Sejak tahun 2015 hingga 2020, Netflix telah menghabiskan 700 juta dollar AS untuk konten Korea. Popularitas dan jangkauan hiburan Korsel dari pasar besar, seperti Jepang, Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Timur Tengah, telah menjadikan konten Korea sebagai faktor penting pertumbuhan global Netflix.
Lebih dari 80 seri dan film telah dibuat di Korsel, seperti Kingdom dan Extracurricular. Netflix menayangkan secara internasional sejumlah serial yang terkenal di Korsel, antara lain The King: Eternal Monarch, Start-Up dan It’s Okay to Not Be Okay. Netflix juga bermitra dengan JTBC dan Studio Dragon di bawah naungan CJ ENM.
Pesaing baru
Di saat yang bersamaan, Disney juga berusaha merambah pasar streaming di Korsel. The Walt Disney Company berencana meluncurkan layanan streaming andalannya, Disney+, di Korsel tahun ini. Korsel merupakan salah satu pasar besar yang diincar Disney, selain Eropa Timur dan Hong Kong.
Disney+ bertumbuh pesat sejak diluncurkan pada November 2019. Hingga 2 Desember 2020, layanan streaming ini memiliki 86,8 juta pelanggan. Strategi untuk masuk ke Korsel akan mengintensifkan persaingan antara para pemain streaming di Korsel.
Saat ini, dikutip dari kantor berita Yonhap, sebanyak 52 persen warga Korsel menggunakan layanan streaming pada 2019, lebih tinggi dibandingkan pada 2017 yang sebesar 36,1 persen. Sejumlah layanan streaming global dan lokal telah memiliki pelanggan setia di Korsel, termasuk Wavve, Watcha, dan Netflix.
Netflix, pada khususnya, sukses besar di Korsel. Menurut data WiseApp, Netflix telah memiliki 3,6 juta pelanggan berbayar per Oktober 2020. Korsel memiliki sekitar 50 juta penduduk.
Layanan streaming lokal, seperti Wavve, juga mendapatkan popularitas tahun ini karena pandemi membatasi aktivitas luar ruangan. Sejak diluncurkan pada 2019, Wavve mencatat lebih dari 10 juta pelanggan berbayar dan tak berbayar per September 2020.
”Masih harus dilihat bagaimana Disney+ akan mendekati pasar lokal. Namun, jika itu menghasilkan konten asli yang ditujukan untuk warga Korea Selatan, ini bisa tumpang tindih dengan upaya dari pemain yang ada dan menyebabkan lebih banyak persaingan,” ujar salah satu pejabat dari sebuah layanan streaming lokal di Korsel. (THE HOLLYWOOD REPORTER)