Cerita ”My Lecturer My Husband” sebenarnya sangat sederhana, tetapi diperankan dengan apik. Kisah berpusat pada kehidupan Inggit (Prilly Latuconsina), yang sangat sempurna sebagai anak tunggal.
Oleh
Mawar Kusuma & Dwi Bayu Radius
·4 menit baca
Drama romantis My Lecturer My Husband yang tayang di platform digital WeTV dan Iflix Indonesia terbukti memikat penonton. Jadwal penayangan dari serial pertama yang diproduksi oleh MD Pictures ini selalu dinanti-nanti. Digarap mirip seperti drama Korea, serial ini dihadirkan dengan kualitas setara tayangan layar lebar.
Semula, serial ini memang diproduksi untuk diputar di bioskop. Namun, seiring terjadinya pandemi, pendiri dan Chief Executive Officer MD Pictures Manoj Punjabi malah menangkap kesempatan untuk bekerja sama dengan layanan over the top (OTT). Urung ditayangkan di bioskop, Manoj tak lantas mau asal-asalan membuat tontonan untuk platform tontonan streaming berbayar tersebut.
Serial My Lecturer My Husband ini terbukti sangat digemari. WeTV sebagai penyedia layanan video yang menawarkan serial drama Mandarin dan juga Korea dengan terjemahan bahasa Indonesia menayangkan serial ini dengan dilengkapi terjemahan bahasa Inggris secara gratis setiap Jumat pukul 18.00 WIB.
Bagi pelanggan VIP yang berbayar, mereka mendapat keuntungan bisa menonton dua episode terbaru lebih awal di WeTV dan Iflix. Saking tak sabarnya menunggu episode terbaru—tetapi enggan membayar—banyak bajakan dari tontonan My Lecturer My Husband ini yang berseliweran di internet.
Sutradara serial ini, Monty Tiwa, cukup piawai meramu cerita yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Gitlicious ini sehingga mampu menumbuhkan rasa penasaran. My Lecturer My Husband terbagi dalam delapan episode dengan masing-masing episode berdurasi sekitar 40 menit.
Beberapa penonton mengaku selalu tak sabar menunggu episode terbaru dari My Lecturer My Husband. Ada yang menyebut sensasi menunggu ini serupa seperti menunggu saat berbuka puasa. Banyak di antara mereka merasa baper atau terbawa perasaan ketika menyelami karakter yang dibawakan oleh tokoh utamanya.
Masa pandemi
Cerita My Lecturer My Husband sebenarnya sangat sederhana, tetapi diperankan dengan apik. Kisah berpusat pada kehidupan Inggit (Prilly Latuconsina). Hidup Inggit terasa sangat sempurna sebagai anak tunggal yang tinggal seorang diri di rumah besar di Jakarta. Ia dikelilingi lima sahabat dan kekasih hati bernama Tristan (Kevin Ardilova).
Kesempurnaan itu berbalik ketika bapak Inggit yang menetap di Yogyakarta sakit dan menjodohkannya dengan Pak Arya (Reza Rahadian). Pernikahan dengan dosen galak yang paling dibenci Inggit di kampusnya itu lantas menjadi titik awal kisah romantis yang mengharu biru. Penulis novel My Lecturer My Husband, Gitlicious, terinspirasi sosok idola K-pop, Lay Exo, ketika melahirkan karakter Pak Arya.
”Saya sangat gembira. Serial itu yang pertama, tetapi pasti bukan terakhir. Maunya, sih, bikin 30 serial dalam setahun,” ujar Manoj sembari tersenyum dalam konferensi pers dan peluncuran trailerMy Lecturer My Husband, di Jakarta, Selasa (1/12/2020).
Peluang untuk memenuhi harapan Manoj itu tersedia dan pekerja film bisa tetap berdaya di masa pandemi. Saat ini, masyarakat memang sangat membutuhkan hiburan karena lebih sering berada di rumah. ”Konsep saya, film tapi panjang. Bisa enam jam, delapan jam, hingga 10 jam dan jadi cara berpikir ke depan,” katanya.
Nuansa pandemi juga kental terasa dihadirkan dalam serial ini. Tokoh utamanya dikisahkan terjebak dalam karantina di rumah masing-masing akibat pandemi. Sebagai dosen dan mahasiswa, Arya dan Inggit pun harus menjalani perkuliahan secara virtual. Tristan yang adalah mahasiswa kedokteran pun menjadi sukarelawan di rumah sakit.
Country Manager WeTV dan Iflix Indonesia Lesley Simpson mengapresiasi dengan baik penerapan protokol kesehatan selama shooting serial ini. ”Setiap hari ada tes. Pakai masker. Protokol kesehatan sangat dijaga. Penginnya, serial itu membawa konten Indonesia dan mendunia,” ujarnya
Energi kolektif
Sutradara Monty Tiwa menyebut bahwa energi kolektiflah yang menautkan para pemain untuk menyelesaikan serial tersebut. ”Lebih gampang menemukan adegan yang asyik daripada enggak. Kalau ada aktris nangis saja, kami seru melihatnya,” ucapnya seraya tertawa di sela konferensi pers dan peluncuran trailerMy Lecturer My Husband.
Monty menjelaskan, para pemain diperlakukannya sebagai kawan. ”Kami debat. Orang bisa lebih jujur sama teman daripada otoritas. Gue juga penonton pertama,” katanya.
Tak sekadar menuntaskan produksi, shooting itu juga menyangkut energi untuk membangun, membantu, dan saling bersinergi. Kevin yang memerankan Tristan umpamanya, sempat bingung. Ia lantas berdiskusi dengan Prilly. ”Prilly bilang, ’Lo harus cinta sama gue’.”
Kevin butuh alasan agar bisa menyelami peranannya dengan baik dan berupaya menciptakan relasi yang erat. Monty tak pernah marah karena hierarkinya. ”Kayak nyela saja. Contohnya, ah, jelek lo. Posisi sebagai sutradara gue buang. Gue lebih nyaman begitu. Kalau formal enggak enak,” ucapnya.
Reza yang berperan sebagai Arya mengaku tak punya teori atau kiat khusus untuk menjalin kedekatan (chemistry) dengan lawan mainnya. ”Setiap ketemu, saya buat pemeran lain nyaman. Keterbukaan dan sinergi paling penting, termasuk hubungan saya dengan Prilly,” ucapnya.
Dengan relasi cair pertemanan, tak ada dinding yang harus dirobohkan di antara para pemain. Keakraban persahabatan itu tak hanya memudahkan dalam beradegan, tetapi juga melahirkan karya yang enak ditonton.