Nia Dinata sebagai Komite Penjurian dan Seleksi FFI 2020 menyebut partisipasi perempuan sineas terus meningkat.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Digelar di era pandemi, malam penganugerahan Festival Film Indonesia 2020 disuguhkan secara luring dan daring dengan hadirin terbatas. Penyelenggaraan FFI 2020 ini sekaligus menjadi simbol ketangguhan industri film Indonesia di tengah bekapan pandemi Covid-19. Film Perempuan Tanah Jahanam karya Sutradara Joko Anwar meraih nominasi terbanyak dan menyabet penghargaan film panjang terbaik.
Karena juga ditayangkan virtual secara langsung di kanal Youtube Festival Film Indonesia dan Kemendikbud RI, penonton FFI 2020 yang digelar pada Sabtu (5/12/2020) ini cukup banyak dan beragam. Di kanal Youtube Kemendikbud RI saja ada sekitar dua ribu penonton dan dua ribu penonton lainnya di kanal Youtube FFI. Secara luring, ajang kali ini hanya dihadiri secara fisik oleh para nominator.
Seluruh proses penyelenggaraan juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat dengan terlebih dulu mewajibkan tes bebas Covid-19. Telah diselenggarakan sejak 1955, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menyebut beragam tantangan penyelenggaraan FFI di masa pandemi ini. Banyak rencana pembuatan film ditunda atau dibatalkan. Bioskop tempat pemutaran film juga ditutup selama pandemi Covid-19.
Namun, Nadiem mengapresiasi, ada sekitar 200 judul film yang bisa berpartisipasi dan 65 di antaranya film dengan cerita panjang.
”Ini adalah capaian luar biasa. Energi kreatif dan daya juang sineas. Semua yang berpartisipasi dalam festival ini patut mendapat penghargaan karena terus berjuang. Mempererat gotong royong sama-sama memajukan perfilman. Kita mampu berjuang melewati pandemi lewat karya yang membanggakan dan membahagiakan,” tutur Nadiem.
Ketua Komite FFI 2020 Lukman Sardi mengakui, penyelenggaraan FFI pada tahun ini merupakan sebuah tantangan karena industri film tengah terkendala pandemi. Malam Penghargaan FFI 2020 tetap dihadirkan untuk memberi semangat kepada para pelaku di industri perfilman Indonesia.
Film terbaik
Tahun ini, FFI memberikan Piala Citra kepada para pemenang dari 21 nominasi kategori yang diapresiasi pada penyelenggaraan ke-40 ini. Para peraih nominasi itu terdiri dari film yang tayang sejak 1 Oktober 2019 hingga Maret 2020. FFI melibatkan 66 juri, yang 49 orang di antaranya perwakilan dari asosiasi profesi perfilman, sedangkan 17 orang adalah juri yang menerima film pendek, dokumenter, dan animasi.
Film Perempuan Tanah Jahanam menjadi primadona dengan meraih penghargaan kategori Film Panjang Terbaik. Joko Anwar sebagai sutradara film ini juga meraih piala citra kategori sutradara terbaik. Film ini juga meraih 17 nominasi yang merupakan jumlah terbanyak sepanjang sejarah FFI.
Melalui Perempuan Tanah Jahanam, Joko ingin menunjukkan bahwa film horor juga dapat dianggap sebagai film berkualitas. ”Kemajuan individu dan kelompok tidak akan membuat film Indonesia maju. Hanya akan bisa maju kalau semua pemangku kepentingan bekerja sama secara sinergis. Kita memiliki kepercayaan penonton pada film Indonesia, kita tidak boleh membuat film yang akan merusak kepercayaan ini,” ujar Joko.
Film Perempuan Tanah Jahanam atau Impetigore juga akan mewakili Indonesia pada ajang kategori Best International Feature Film di Academy Award Ke-93 atau ajang Piala Oscar tahun 2021. Film ke-8 Joko Anwar ini diproduksi perusahaan film Indonesia, BASE Entertainment dan Rapi Films, bekerja sama dengan perusahaan film Hollywood, Ivanhoe Pictures, dan perusahaan Korea Selatan, CJ Entertainment.
Nomine kategori Film Cerita Panjang Terbaik lainnya ialah Susi Susanti: Love All; Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan; The Science of Fictions (Hiruk-Pikuk Si Al-Kisah); Mudik; dan Humba Dreams. Pemeran utama terbaik diraih Gunawan Maryanto dalam The Science of Fictions yang direncanakan diputar di bioskop pada 10 Desember nanti. Pemeran utama perempuan terbaik diberikan kepada Laura Basuki dalam Susi Susanti: Love All.
Partisipasi perempuan
FFI 2020 juga menjadi ajang mengenang mereka yang sudah tiada. Mendiang aktor Ade Firman Hakim meraih penghargaan Pemeran Pendukung Pria Terbaik melalui Ratu Ilmu Hitam. Perempuan pendukung perempuan terbaik diraih Christine Hakim dalam Perempuan Tanah Jahanam.
Sementara anugerah lifetime achievement diraih oleh pemeran dan penulis skenario Tatiek Maliyati MS. Tatiek merupakan salah satu sosok penting di dunia perfilman dan teater Tanah Air. Sebelumnya, Nia Dinata sebagai Komite Penjurian dan Seleksi FFI 2020 menyebut partisipasi perempuan sineas terus meningkat.
Ada 45 perempuan sineas yang masuk sebagai nomine atau 40 persen dari total keseluruhan nomine FFI 2020. Beberapa perempuan sutradara juga tampak naik panggung, seperti Chairun Nissa yang meraih Piala Citra kategori Film Dokumenter Pendek Terbaik lewat film Ibu Bumi. Kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik juga diberikan kepada You And I dengan perempuan sutradara Fanny Chotimah. (WKM)