Festival Film Europe on Screen Dimulai, Simak Cara Menikmatinya
Festival Film Eropa atau Europe on Screen resmi dimulai hari ini. Festival tahun ini akan jadi Europe on Screen pertama yang diselenggarakan secara virtual.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Festival Film Eropa atau Europe on Screen resmi dimulai hari Senin (16/11/2020) ini hingga 30 November 2020. Untuk pertama kalinya, festival ini diselenggarakan secara virtual.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket mengatakan, festival film daring ini merupakan bentuk adaptasi semua pihak terhadap pandemi Covid-19. Jumlah kasus positif Covid-19 per hari Senin ini di Indonesia mencapai 470.648 orang atau naik 3.535 kasus dibandingkan dengan kemarin. Kendati festival berlangsung secara daring, Piket berharap publik tetap bisa menikmati film-film yang disuguhkan.
Ada 40 film dari 25 negara Eropa yang akan diputar selama festival berlangsung. Film-film tersebut dibagi dalam dua kategori, yakni Festivities dan Realities. Ada 30 film panjang bergenre fiksi di kategori Festivities dan 10 film panjang dokumenter di Realities.
Ada pula satu kompilasi film pendek garapan sineas Indonesia. Film pendek itu diproduksi oleh pemenang Short Film Pitching Project 2019, bagian dari rangkaian acara Europe on Screen (EoS). Total ada 41 film yang ditayangkan di EoS 2020.
”Film adalah hiburan sekaligus media untuk memperkaya wawasan kita tentang budaya. Saya harap Europe on Screen dapat terus menyebarkan pemahaman antarbudaya, antar-orang-orang yang berbeda keyakinan, pemikiran, dan nilai. Hal ini jadi semakin penting di era globalisasi,” kata Piket dalam konferensi pers daring.
Europe on Screen 2020 merupakan festival film Eropa ke-20. Festival tersebut merupakan hasil kerja sama antara kedutaan besar dan pusat kebudayaan Eropa di Indonesia. Festival pertama berlangsung pada 1990, lalu 1999, dan akhirnya digelar rutin setiap tahun sejak 2003 (Kompas, 24/4/2016).
Film pembuka
Festival dibuka dengan film Swoon yang berasal dari Swedia. Film fantasi musikal ini diangkat dari kisah nyata sejarah taman hiburan di Stockholm, yaitu taman Gröna Lund. Swoon sebelumnya menerima penghargaan di Guldbagge Award 2020 dalam kategori Musik Terbaik dan Penata Kostum Terbaik.
Duta Besar Swedia untuk Indonesia Marina Berg mengatakan, Swoon bercerita tentang cinta terlarang, persaingan, dan pengkhianatan di taman tersebut. ”Kami bangga film Swedia terpilih untuk membuka Europe on Screen yang pertama kalinya dilakukan secara daring,” kata Berg.
Film adalah hiburan sekaligus media untuk memperkaya wawasan kita tentang budaya. Saya harap Europe on Screen dapat terus menyebarkan pemahaman antarbudaya, antar-orang-orang yang berbeda keyakinan, pemikiran, dan nilai. Hal ini jadi semakin penting di era globalisasi.
Ia menambahkan, Gröna Lund merupakan taman hiburan terkenal di Swedia sejak beberapa puluh tahun lalu. Taman itu kemudian menjadi wadah bagi para seniman pada akhir 1960-an. Berg berharap film Swoon dapat membawa penonton kembali ke masa tersebut dan mengenal Swedia melalui Gröna Lund.
Selain menonton, peserta juga bisa mengikuti sesi diskusi dengan dua sutradara film Swoon, yakni Måns Mårlind dan Björn Stein. Ada 15 sesi diskusi yang difasilitasi panitia EoS. Diskusi tersebut akan membahas sejumlah film bersama sutradara terkait. Film yang akan dibahas antara lain Those Who Work, Window to the Sea, Flesh Out, dan You Only Live Once.
EoS 2020 dapat diakses melalui platform daring Festival Scope. Peserta harus registrasi terlebih dulu, kemudian masuk ke Festival Scope dengan akun yang telah dibuat. Peserta lalu dapat memilih film yang diinginkan. Film dapat ditonton di waktu yang telah ditentukan.
Jumlah film berkurang
Sebelumnya, Festival Co-director EoS 2020 Meninaputri Wismurti mengatakan, jumlah film yang diputar tahun ini lebih sedikit dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dinilai wajar karena festival film daring berarti audiens hanya bisa menonton film di satu platform. Sementara itu, pada festival yang lalu, beberapa film dapat diputar sekaligus di beberapa studio di bioskop.
EoS 2020 dapat diakses melalui platform daring Festival Scope. Peserta harus registrasi terlebih dulu, kemudian masuk ke Festival Scope dengan akun yang telah dibuat. Peserta lalu dapat memilih film yang diinginkan. Film dapat ditonton di waktu yang telah ditentukan.
Pada 2019, jumlah film yang ditayangkan mencapai 101 judul film dari 27 negara. EoS 2018 menayangkan 93 film, kemudian 74 film pada 2017, 78 film pada 2016, dan 62 film pada 2015. Festival tahun ini hanya dapat menayangkan 41 film.
Mengutip laman EoS, festival ini rata-rata memutar 80-90 film dan program film setiap tahun. Ada sekitar 200 jadwal pemutaran film dan kegiatan yang dilakukan selama 10 hari festival diadakan. Adapun jumlah penonton 20.000-25.000 orang per tahun.
”Saya harap kalian semua merasakan kegembiraan ketika mengikuti festival ini dan menonton film yang sudah kami kurasi. Festival tahun ini memang berbeda dari sebelumnya. Saya harap ini menjadi cerita baru,” ucap Meninaputri.
Festival Co-director EoS 2020 Nauval Yazid menambahkan, kendati dilakukan secara virtual, EoS diharapkan menjadi wadah berbagi kesenangan untuk publik. ”Semoga kita diingatkan bahwa kita tidak sendiri. Selamat menonton dan menikmati festivalnya,” ujarnya.