Pertautan Tiktok dengan Popularitas Lagu
Lagu-lagu lama berkibar kembali di kalangan pencinta musik di dunia. Tiktok menjadi salah satu saran lagu lama kembali tenar.
When you\'re spending every day on your own
And here it goes
I\'m just a kid
And life is a nightmare
-Simple Plan
Lagu ”I Am Just A Kid” dari Simple Plan belakangan santer terdengar di platform Tiktok. Tenang, sekarang bukan tahun 2002. Lagu ini ternyata kembali populer setelah lebih dari satu dekade berlalu.
Selain lagu itu, banyak juga lagu-lagu lama yang kembali terkenal di Tiktok. Sebut saja ”Ridin\' Solo” (2010) dari Jason Derulo, ”Criminal” (2011) dari Britney Spears, ”What The Hell” (2011) dari Avril Lavigne, ”Obsessed” (2009) dari Mariah Carey, ”Rap God” (2013) dari Eminem, serta ”Where Is The Love?” (2003) dari The Black Eyed Peas.
Di Indonesia, tren sama juga terlihat. Lagu lawas Potret, ”Bagaikan Langit”, sekali lagi populer di kalangan anak muda. Padahal, lagu ini telah dirilis sejak tahun 1998. Bahkan, lagu ini populer di kalangan selebritas luar negeri. Aktor Amerika Serikat, Terry Crews, dan komedian Kanada, Howie Mandel, misalnya, berkreasi di Tiktok menggunakan lagu ini, Februari lalu.
Lagu-lagu tersebut biasanya digunakan sebagai latar ketika pengguna Tiktok menciptakan narasi atau melakukan tantangan (challenge). Lagu ”I Am Just A Kid” digunakan untuk memperagakan ulang foto masa kecil pengguna (i’m just a kid challenge). Sementara lagu ”Bagaikan Langit” biasanya menjadi latar untuk tantangan membuat wajah aneh (face challenge).
Kembali populernya lagu ini tentu berbuah manis bagi para musisi. Setelah 18 tahun berlalu, Simple Plan meraih sertifikat platinum untuk ”I Am Just A Kid” di AS. ”Ini benar-benar gila dan sangat istimewa. Terima kasih kepada semua orang yang mengubahnya menjadi fenomena viral dan memberikan lagu kami nyawa kedua selama beberapa bulan terakhir,” kata Simple Plan melalui Instagram, Mei lalu.
Sementara itu, Melly Goeslaw sebagai penyanyi dan pencipta ”Bagaikan Langit” berbahagia karena karyanya diapresiasi. Ia mengunggah ulang video Tiktok penari AS, Derek Hough, bersama Jennifer Lopez dan Ne-Yo serta video atlet sepak bola Spanyol, Sergio Ramos.
Lagu ”Bagaikan Langit” bahkan dinyanyikan ulang oleh penyanyi Spanyol, María Isabel dan Juan Magán, dengan judul ”Esa Carita”, Juli lalu. ”Saat dikabari lagu ’Bagaikan Langit’ akan dibawakan orang penyanyi Amerika Latin. Gak bisa saya jabarin perasaan saya kayak gimana,” tulis Melly di Instagram.
Lagu-lagu yang populer di Tiktok tidak hanya lagu lama. Tiktok dapat menjadi ladang promosi baru bagi musisi. Nama rapper AS, Lil Nas X, mulai terkenal setelah lagunya, ”Old Town Road” (2018) populer di Tiktok, tahun lalu. Lagu ini tak lama menduduki tangga lagu Billboard.
Head of User and Content Operations TikTok Indonesia Angga Anugrah Putra mengatakan, musik dalam konten Tiktok berfungsi untuk memancing kreativitas kreator konten. Selain itu, musik juga bertujuan untuk memancing ketertarikan audiens.
Meski demikian, penggunaan musik dalam konten Tiktok ternyata memiliki manfaat lebih. Lagu-lagu yang digunakan justru menjadi viral atau kembali populer. ”Kenapa banyak lagu jadi viral? Karena ada magic di Tiktok,” kata Angga dalam media briefing virtual Berinovasi di Industri Musik bersama Tiktok, Rabu (4/10/2020).
Angga menjelaskan, Tiktok merupakan platform distribusi konten yang memudahkan penggunanya berkreasi, bereksplorasi, dan terekspos. Desain Tiktok dengan layar penuh dan musik yang selalu ada membuat pengguna mendapatkan pengalaman yang menyenangkan.
Ditambah lagi, banyak pengguna Tiktok adalah anak muda. Berdasarkan survei yang dilakukan YPulse terhadap Gen Z dan milenial dari sejumlah negara, lebih dari 50 persen responden mengetahui lagu baru atau yang baru mereka dengar melalui platform digital.
”Tiktok bisa menjadi media untuk mempromosikan dan medium bagi kreator untuk ditemukan. Jadi bisa dua arah,” ujar Angga.
Adaptasi pelaku industri
Pelaku industri musik mulai beradaptasi dengan tren baru tersebut. Digital Marketing Domestic Manager Sony Music Entertainment Indonesia Erik Purwanto menyebutkan, perusahaan musik mulai mengalihkan fokus untuk mempromosikan secara digital sejak pandemi Covid-19 berlangsung. Salah satu platform yang menjadi fokus utama adalah Tiktok.
”Sekarang semua dipaksa serba digital, hampir 80 persen kami ke digital dan 20 persen konvensional. Pelaku industri musik sekarang tertantang untuk lebih inovatif,” tutur Erik.
Popularitas sebuah lagu di platform digital, menurut dia, ternyata berdampak positif terhadap penjualan. Contohnya, apabila sebuah lagu viral di Tiktok, audiens akan tertarik untuk mendengarkan lagu-lagu lainnya dari platform yang lain sehingga memengaruhi penjualan dan peringkat lagu di tangga lagu.
Produser musik Dipha Barus menambahkan, keberadaan platform seperti Tiktok ternyata juga memengaruhi proses kreativitas musisi. Musisi ditantang untuk lebih kreatif dalam membuat karya yang bisa tampil menarik dalam kurun waktu 15 atau 60 detik.
”Muncul cara baru untuk adaptasi musik dari sisi produksi. Ada temuan unik mengingat semua jadi fokus digital pada tahun ini, yaitu ada korelasi antara aransemen, sound design, dan engagement orang,” kata Dipha.
Dipha melanjutkan, sejumlah kasus telah menunjukan viralnya sejumlah lagu sejalan dengan tingginya tingkat engagement di platform digital atau media sosial. Untuk itu, penting agar musisi mampu memanfaatkan platform-platform yang telah tersedia untuk mempromosikan karya mereka.
”Gue berharap semua pelaku musik bisa adaptasi dengan bijak dengan kemajuan teknologi. Teknologi gak kenal kata mundur,” ujarnya.