Millie juga mengaku sangat mengagumi karakter yang diperankannya itu. Menurut dia, sosok Enola sangat mandiri dan tahu apa yang diinginkannya.
Oleh
Wisnu Dewabrata
·5 menit baca
Perkenalkan Enola Holmes! Gadis belia cerdas yang berpikiran maju melampaui zamannya. Ia terampil dalam banyak hal, termasuk bela diri. Tak kalah menarik, ia pun tak segan bersaing dengan kakaknya, Sherlock Holmes, sang detektif legendaris.
Karakter adik bungsu Sherlock Holmes ini berasal dari novel enam seri karya penulis Nancy Springer. Springer menciptakan karakter Enola berselang 180 tahun setelah karya klasik orisinal Sir Arthur Conan Doyle, A Study in Scarlet. Dalam film garapan sutradara Harry Bradbeer berjudul sama dengan novel serialnya ini, karakter Enola diperankan bintang muda berbakat, Millie Bobbie Brown.
Karakter Enola sendiri di kalangan penggemar Sherlock Holmes masih memunculkan banyak perdebatan. Dalam novel aslinya, sang maestro penulis, Doyle, hanya menyebut Sherlock punya seorang kakak kandung, Mycroft Holmes.
Pada film Enola Holmes yang tayang perdana di platform film streaming berbayar (OTT) Netflix per Selasa (22/9/2020), sosok Mycroft, yang digambarkan sebagai aparat pemerintahan, juga muncul. Karakter Sherlock diperankan oleh Henry Cavill, sementara sosok Mycrof dibawakan oleh aktor Sam Claflin.
Berlatar Era Victoria tahun 1884 di Inggris, karakter Enola pada awalnya diceritakan sebagai anak perempuan dari kalangan keluarga terpelajar dan terhormat. Sepeninggal sang ayah, Enola dibesarkan hanya oleh ibunya, seorang janda eksentrik berpikiran kritis dan luas, Eudoria (Helena Bonham Carter).
Oleh sang ibu, Enola diajari bermacam ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diyakini kelak akan sangat berguna menyiapkan si gadis bungsu menjadi sosok mandiri. Petualangan dimulai ketika pada hari Enola genap berusia 16 tahun, sang ibu tiba-tiba menghilang, pergi dari rumahnya tanpa pamit.
Enola yang gusar sempat mencoba untuk meminta pertolongan dari kedua kakaknya. Sherlock dan Mycroft pun pulang ke rumah yang sudah lama mereka tinggalkan. Saking lamanya mereka tak bertemu, kedua kakak Enola bahkan sempat tak mengenali saat si bungsu ini menjemput mereka di stasiun kereta api.
Karena merasa kedua kakaknya tak peduli padanya, juga tak bisa diandalkan untuk menemukan kembali Sang Bunda, Enola memilih jalan dan caranya sendiri. Dia pergi untuk melakoni misi pencarian ibunya yang ia duga berada di ibu kota Inggris, London. Misi pencarian ini pun menjadi petualangan menantang.
Beragam keterampilan yang pernah diajarkan sang bunda, termasuk kemampuan bela diri, menyamar, dan memecahkan kode-kode rahasia lewat permainan kata dan huruf, terbukti menjadi bekal amat berguna.
Dalam perjalanan, Enola juga bertemu seorang remaja bangsawan, Lord Viscount Tewksbury (Louis Partridge), yang melarikan diri dari keluarganya. Enola kemudian merasa mempunyai dua misi untuk dituntaskan: mencari sang ibu dan membantu sahabat barunya. Kedua misi Enola ini digambarkan dengan baik dan menarik oleh sang sutradara.
Dalam jumpa pers daring yang diikuti Kompas, beberapa waktu lalu, Millie memuji sang sutradara dan tim pemeran pengganti, yang mampu menghadirkan koreografi perkelahian dengan sangat meyakinkan. Millie sendiri sejak awal sangat tertarik dengan karakter kemandirian dan keberanian pada sosok Enola dalam cerita di film ini. Menurut dia, orang selama ini terbiasa dengan konsep cerita konvensional, yakni ada karakter jagoan, biasanya laki-laki, yang menolong karakter protagonis lain, yang kerap digambarkan lemah dan perempuan.
”Anda selalu bisa melihat banyak film ketika tokoh laki-laki menolong seorang perempuan. Karena sering diulang-ulang, saya yakin satu saat kita semua akan bosan. Kita harus mencoba sesuatu yang baru. Makanya, saya sangat suka ketika di film ini justru Enola-lah yang menolong Tewksbury,” tutur Millie.
Millie juga mengaku sangat mengagumi karakter yang diperankannya itu. Menurut dia, sosok Enola sangat mandiri dan tahu apa yang diinginkannya. Hal itu, menurut Millie, sangat berbeda dengan dirinya yang lebih bersifat ekspresif, emosional, dan terkadang dramatis dalam menyikapi segala sesuatu.
”Mungkin kalaupun bisa bertemu untuk menasihati saya, dia (Enola) akan berkata, berhentilah bersikap dramatis! Ha-ha-ha,” ujar Millie sambil tertawa.
Sosok Sherlock
Walau hanya tampil sebagai pemeran pendukung, kehadiran sosok Sherlock Holmes, yang diperankan Henry Cavill, cukup mencuri perhatian. Bukan kali ini saja, Cavill mampu berperan tak kalah meyakinkan saat memainkan karakter yang sudah sangat dikenal atau melekat pada aktor lain sebelumnya.
Sebelum diperankan Cavill, sosok Sherlock Holmes sebelumnya sudah dihidupkan aktor-aktor besar lain, seperti Benedict Cumberbatch, Robert Downey Jr, dan Ian McKellen.
Menjawab pertanyaan Kompas tentang ini dalam jumpa pers daring, Selasa (22/9/2020), Cavill menyebutkan, memainkan karakter Sherlock di film Enola Holmes adalah pengalaman sangat menyenangkan. Ia juga tak merasa ada tekanan apa pun dalam memerankan tokoh Sherlock, begitu juga saat dia memerankan karakter lain di film-filmnya yang lain, seperti Superman dan The Witcher.
Cavill berharap, ia masih akan memiliki kesempatan untuk bisa terus memainkan sejumlah peran tersebut di masa mendatang.
”Saya menganggap semua itu sebagai sebuah kesempatan yang baik untuk memerankan peran-peran tadi dan saya menyukainya. Saya pribadi tak terlalu suka memikirkan tekanan yang datang dari luar (untuk memerankan suatu karakter). Saya lebih memilih mengerjakan apa yang ada di depan mata dan bekerja sama sebaik mungkin dengan sutradara dan sesama pemain,” tutur Cavill.
Dalam bermain peran, Cavill menjelaskan, ia akan selalu mencoba untuk mengeksplorasi salah satu sisi dari dirinya, yang dirasakannya cocok untuk memerankan satu tokoh atau karakter. Melalui cara itu, ia bisa menghidupkan tokoh yang ia perankan tersebut secara natural. Hasilnya pun akan berbeda dengan ketika aktor lain memerankan tokoh yang sama.