Sejumlah pelaku industri perfilman Amerika Serikat menyatakan kekhawatiran terhadap masa depan industri bioskop. Sejak pandemi Covid-19 berlangsung, industri bioskop menghadapi tantangan berat.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
LOS ANGELES, KAMIS — Sejumlah pelaku industri perfilman Amerika Serikat menyatakan kekhawatiran terhadap masa depan industri bioskop. Sejak pandemi Covid-19 berlangsung, industri bioskop menghadapi tantangan berat karena harus tutup selama berbulan-bulan dan kini sulit untuk pulih.
Lebih dari 70 sutradara dan produser bersama National Association of Theatre Owners (NATO), Directors Guild of America (DGA), dan Motion Picture Association (MPA), Rabu (30/9/2020), menandatangani surat untuk Kongres AS. Mereka meminta bantuan keuangan akibat khawatir dengan masa depan industri bioskop.
Beberapa sutradara pemenang Oscar yang ikut berpartisipasi dalam surat itu antara lain James Cameron, Clint Eastwood, dan Martin Scorsese. Ada juga produser James Bond, Barbara Broccoli dan Michael G Wilson; produser dan sutradara Michael Bay; serta sutradara Wonder Woman, Patty Jenkins.
”Bioskop adalah industri penting yang mewakili bakat dan kreativitas terbaik Amerika. Namun, sekarang kami mengkhawatirkan masa depan mereka,” bunyi surat itu.
Para pelaku industri film itu menyebutkan, sebanyak 69 persen perusahaan bioskop kecil dan menengah akan terpaksa mengajukan pailit atau ditutup permanen kecuali jika mendapatkan bantuan. Untuk itu, mereka meminta Kongres memberikan bantuan dana.
Dana itu dapat berasal dari pengalihan dana yang tidak terpakai dari paket bantuan virus korona yang disahkan pemerintah awal tahun ini. Opsi alternatif bisa dengan memberlakukan proposal baru yang akan membantu bioskop bertahan di tengah pandemi.
Saham bioskop AS menerima pukulan besar selama sembilan bulan terakhir. Pada penutupan pasar Senin (28/9/2020), saham AMC Entertainment turun 32 persen sejak awal tahun, Cinemark turun sekitar 70 persen, Teater Marcus turun 75 persen, dan IMAX turun 40 persen. Secara gabungan, aksi jual saham telah menggerogoti nilai pasar saham mereka sebesar hampir 2,7 miliar dollar AS sejak Januari 2020.
Jaringan bioskop besar telah mengamankan cukup modal agar tetap mampu membayar utang selama sisa tahun ini hingga 2021. AMC, khususnya, telah memperingatkan berada dalam bahaya kebangkrutan sebelum mendapatkan kesepakatan utang baru. Bioskop independen yang lebih kecil mungkin tidak memiliki sumber daya yang sama.
”Selama 12 hingga 24 bulan ke depan akan ada banyak kebangkrutan. Banyak perusahaan yang telah melewati badai sejauh ini, tapi saya pikir kita semua tahu badai belum berakhir,” kata Texas Association of Motion Media Professionals, Brent Turman.
Pada 2019, box office domestik menghasilkan 11,4 miliar dollar AS dalam penjualan tiket, rekor tertinggi kedua dalam sejarah industri. Sejauh ini, pada tahun 2020, AS dan Kanada baru memeroleh 2,05 miliar dollar AS.
”Saat ini, mengingat hampir tidak ada kemungkinan untuk menghasilkan pendapatan yang signifikan hingga akhir November, ada kemungkinan bahwa bioskop akan ditutup lagi dan PHK dapat terulang. Ada juga kekhawatiran bahwa sejumlah besar teater yang kurang modal besar akan menyerah pada akhir tahun,” tutur Presiden Box Office Analyst Doug Stone.
Upaya mengecewakan
Pandemi Covid-19 memaksa bioskop di AS tutup sejak pertengahan Maret tahun ini. Dengan penutupan bioskop, bioskop drive-in masih menjadi alternatif hingga bulan Mei.
Pemerintah di beberapa negara bagian AS kemudian mulai mengizinkan bioskop kembali dibuka dengan kapasitas terbatas. Jaringan bioskop besar, termasuk AMC Entertainment dan Regal Cinemas, kemudian kembali buka di sejumlah kota AS pada Agustus lalu. Bioskop di kota besar, seperti Los Angeles dan New York, belum dibuka.
Upaya untuk membuat penonton di AS kembali ke bioskop ternyata terbukti mengecewakan. Penonton tetap memilih untuk tinggal di rumah meskipun sejumlah bioskop dibuka dengan menerapkan protokol keamanan yang baru.
Film Warner Bros, Tenet (2020), diharapkan dapat menarik orang kembali ke bioskop pada Agustus 2020, tetapi ternyata gagal. Meskipun mendapatkan ulasan positif, film ini awalnya hanya mendapatkan kurang dari 10 juta dollar AS pada minggu pembukaan di Amerika Utara. Film ini justru sukses secara internasional dengan menghasilkan 242 juta dollar AS.
Sejak bioskop besar mulai dibuka kembali pada Agustus 2020, bioskop di Amerika Utara baru menghasilkan 123,6 juta dollar AS dalam penjualan tiket, menurut data dari Comscore. Berdasarkan survei yang dilakukan Morning Consult, hanya sekitar 22 persen konsumen yang merasa nyaman menonton di bioskop.
”Industri bioskop tidak akan pulih sepenuhnya sampai konsumen yakin bahwa tidak akan mati jika pergi ke bioskop. Ini berarti tidak bisa kembali normal sampai ada vaksin yang tersedia secara luas, kemungkinan sampai April hingga Juli 2021,” ujar Michael Pachter, analis di Wedbush.
Alhasil, studio Hollywood kembali menunda perilisan film besar. Perilisan film Wonder Woman 1984 kembali bergeser dari Oktober menjadi Desember 2020. Sementara film Black Widow dan Top Gun: Maverick hingga tahun 2021.
Diperkirakan, perilisan film James Bond: No Time to Die juga akan diundur. Pemilik bioskop akhirnya semakin memiliki konten yang terbatas untuk menarik penonton datang. (REUTERS/CNBC)