Menjaga Semangat dengan Musik Selama Pembatasan Sosial
Selain menghibur di masa kelam seperti ini, musik juga bisa menjadi alat pembangkit semangat seseorang dalam menjalani hari di rumah masing-masing. Simak beberapa lagu populer lintas genre dari berbagai generasi ini.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·5 menit baca
Kebanyakan orang pasti merasa jemu dengan pembatasan sosial yang berlangsung secara global guna mencegah penyebaran Covid-19 ini. Berbagai hiburan dicari atau kegiatan produktif dilakukan masyarakat sebagai alternatif dari keluar rumah.
Mendengarkan musik atau lagu tentunya merupakan salah satu kegiatan yang paling umum dilakukan. Selain menghibur di masa kelam seperti ini, musik juga bisa menjadi alat pembangkit semangat seseorang dalam menjalani hari di rumah masing-masing. Simak beberapa lagu populer lintas genre dari berbagai generasi dengan lirik yang relevan untuk masa seperti ini.
Lagu semangat
Bagi mereka yang ingin merasa bahagia ketika memulai aktivitas di pagi hari, lagu berjudul ”Happy” dari Pharrell Williams (2013) dapat menjadi pembuka hari. Lirik lagu ini menceritakan sudut pandang seseorang yang akan tetap merasa bahagia terlepas dari apa pun yang terjadi padanya pada hari itu.
Lagu-lagu lainnya dengan tema yang sama adalah ”Buka Semangat Baru” dari Ello, Ipang, Berry, dan Lala (2011), ”Good Feeling” dari Flo Rida (2011), ”Best Day of My Life” dari American Authors (2013), ”It’s a Beautiful Day” dari Michael Bublé (2013), serta ”Can’t Stop the Feeling” dari Justin Timberlake (2016). Lagu serupa dari zaman lawas adalah ”Don’t Worry, Be Happy” dari Bobby McFerrin (1988).
Sementara itu, orang yang ingin memompa semangat yang mulai mengendur di siang hari dapat mendengarkan lagu ”Don’t Stop Me Now” dari Queen (1978) dan ”Ain’t No Stoppin Us Now” dari McFadden & Whitehead (1979). Inti lagu ini membahas tentang seseorang yang telah memiliki niat penuh untuk bersenang-senang tak peduli apapun yang menghalangi.
Lagu-lagu dengan pesan serupa antara lain ”Dancing Queen” dari Abba (1976), ”Tubthumping” dari Chumbawamba (1997), ”Just Dance” dari Lady Gaga (2008), dan ”Moves Like Jagger” dari Maroon 5 (2010). Lagu alternatif terbaru lainnya adalah ”Shut Up and Dance” dari Walk the Moon (2014) dan ”Just Dance” dari grup K-Pop Winner (2020).
Bagi yang merasa benar-benar buntu, mereka bisa mendengarkan lagu ”One Step at a Time” dari Jordin Sparks (2007), ”Hari Baru” dari RAN (2013), atau ”Fire” dari BTS (2016). Lagu-lagu ini mengajak pendengarnya untuk tidak patah semangat ataupun melepas diri dari beban untuk sejenak.
Lagu lainnya yang mengandung semangat yang senada antara lain ”Feelin’ Alright” dari Joe Cocker (1969), ”Titanium” dari David Guetta dan Sia (2011), dan ”Stronger (What Doesn’t Kill You)” dari Kelly Clarkson (2012). Jika ingin lagu sejenis anthem, tersedia lagu ”Fighter” dari Christina Aguilera (2002), ”I Am the Best” dari 2NE1 (2011), dan ”Fight Song” dari Rachel Platten (2015).
Lagu motivasi
Selama pembatasan sosial, keinginan untuk bersosialisasi dengan orang luar rumah kadang tidak bisa terbendung. Ketika keinginan itu datang, lagu ”U Can’t Touch This” dari MC Hammer (1990) bisa menjadi pengingat.
Selain itu, lagu ”Get Off My Cloud” dari The Rolling Stones (1965), ”It Ain’t Me Babe” dari Johnny Cash dan June Carter (1967), ”Go Your Own Way” dari Fleetwood Mac (1977), ”Don’t Go Away Mad (Just Go Away)” dari Motley Crue (1990), serta ”Don’t Speak” dari No Doubt (1996) juga bisa menjadi pengingat untuk tetap menjaga jarak. Jika belum mempan, lagu ”Stay Away” dari Nirvana (1991) bisa menjadi solusi terakhir.
Mengingat bencana seperti Covid-19 dapat menyebabkan krisis moral, ada baiknya orang-orang mendengarkan lagu yang menjaga rasa kemanusiaan. Lagu yang cocok untuk membangkitkan moral masyarakat tentu saja ”We Are the World” dari USA for Africa (1985), ”Where is the Love” dari Black Eyed Peas (2003), dan ”Love Never Felt So Good” dari Michael Jackson (2014).
Namun, lagu lainnya yang juga mengangkat rasa solidaritas adalah ”Everyday People” dari Sly and the Family Stone (1969), ”Baby Baby” dari Amy Grant (1991), ”The Power of Love” dari Celine Dion (1993), ”Love Today” dari Mika (2007), dan ”Little of Your Love” dari Haim (2017).
Sementara itu, untuk orang yang merindukan orang-orang terkasih dari jauh, bisa mendengarkan beberapa lagu cinta. Sebut saja ”You Make My Dreams” dari Daryl Hall and John Oates (1980), ”Always Be My Baby” dari Mariah Carey (1995), ”Trippin” dari Conro (2018), dan pastinya, ”One Only” dari Pamungkas (2018).
Apabila tidak cukup, ada beberapa lagu lainnya yang juga menarik. Misalnya, ”La Vie en rose” dari Édith Piaf (1945), ”Good Vibrations” dari Beach Boys (1966), ”Biggest Part of Me” dari Ambrosia (1980), ”You’re the Inspiration” dari Chicago (1984), ”Ocean Eyes” dari Billie Eilish (2015), ”Location Unknown” dari Honne dan Beka (2018), serta ”I Love You 3000” dari Stephanie Poetri (2019).
Lagu renungan
Untuk orang yang suka termenung, mereka bisa mendengarkan lagu ”What a Wonderful World” (1967) dari Louis Armstrong dan ”Rumah Kita” dari Indonesian Voices (2004). Lagu-lagu ini dapat membuat orang merenungi hidup dan belajar merasa bersyukur atas segala hal yang terjadi.
Selain lagu tersebut, lagu lainnya yang mirip adalah ”Lilin-lilin Kecil” dari Chrisye (1977), ”Thank U” dari Alanis Morissette (1998), ”Thank You” dari Dido (2000), ”Mengejar Matahari” dari Ari Lasso (2004), dan ”Count Your Blessings” dari Nas and Damian Marley (2010).
Sementara itu, sejumlah lagu penuh harapan bisa masuk dalam daftar lagu favorit. Lagu ”I Will Survive” dari Gloria Gaynor (1978), ”Don’t Stop Believin’” dari Journey (1981), dan, tentunya, ”Three Little Birds” dari Bob Marley and the Wailers (1984) bisa menjadi lagu penutup hari dengan positif.
Lagu alternatif bertempo lambat dengan topik mengenai harapan antara lain ”Here Comes the Sun” dari The Beatles (1969), ”When You Believe” dari Mariah Carey dan Whitney Houston (1998). Yang lebih baru, ada lagu ”You Are Loved (Don’t Give Up)” dari Josh Groban (2006), ”Safe & Sound” dari Taylor Swift dan The Civil Wars (2011), serta ”Rainbow” dari Kacey Musgraves (2018).
Tidak hanya lagu-lagu di atas, masyarakat tentu memiliki daftar lagu (playlist) sendiri yang cocok untuk didengarkan selama masa pembatasan sosial. BBC Radio 1 presenter Huw Stephens mengatakan, musik selalu menjadi sebuah bentuk seni yang menyelamatkan kita.
”Ketika membuat daftar lagu, berbaik hatilah pada diri sendiri. Anda dapat membuat daftar lagu sebanyak yang Anda suka, masing-masing memiliki tujuan yang berbeda. Beberapa lagu nostalgia selalu merupakan hal yang baik, yakni lagu-lagu yang membuatmu merasa baik tidak peduli seberapa terkenal atau tidaknya mereka,” kata Stephens. (USA TODAY/BBC)