Membantu Pekerja Seni yang Terdampak Pandemi Covid-19
Wabah Covid-19 memberikan dampak buruk bagi hampir semua profesi. Salah satu profesi yang juga terdampak oleh wabah Covid-19 adalah para pekerja seni. Mereka kehilangan pekerjaan dan pendapatan akibat pandemi ini.
Oleh
sekar gandhawangi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Salah satu profesi yang juga terdampak oleh wabah Covid-19 adalah para pekerja seni. Mereka kehilangan pekerjaan dan pendapatan akibat pandemi ini. Pendataan dibutuhkan agar bantuan dari pemerintah dapat disalurkan.
Koordinator Peneliti Kebijakan Seni dan Budaya Koalisi Seni Ratri Ninditya mengatakan, ada 204 acara seni yang ditunda atau dibatalkan selama pandemi. Data itu mencakup proses produksi, rilis, dan festival film (24 acara); konser, tur, dan festival musik (107 acara); pameran dan museum seni rupa (20 acara); pertunjukan tari (9 acara); acara sastra (2 acara); serta pentas teater, pantomim, wayang, boneka, dan dongeng (42 acara).
”Semuanya adalah data yang yang dihimpun dari 31 Maret 2020 hingga 8 April 2020 dan telah terverifikasi. Variabel verifikasinya antara lain lokasi dan tanggal acara seni, publikasinya, hingga berita seputar acara itu yang dimuat media,” kata Ratri saat dihubungi dari Jakarta, Senin (13/4/2020).
Menurut dia, bukan hanya seniman yang terdampak pandemi, melainkan juga para kru dan staf pertunjukan yang bertugas. Acara yang ditunda atau dibatalkan membuat mereka kehilangan penghasilan. Pendataan akan memudahkan mereka memetakan pekerja seni yang membutuhkan bantuan.
Ada beberapa rekomendasi bantuan yang disampaikan Koalisi Seni. Beberapa di antaranya adalah membuat program dana bantuan pengganti pekerjaan seni yang hilang, penyaluran bantuan yang cepat dan tidak berbelit-belit, memudahkan akses seniman berkarya, dan memudahkan akses masyarakat menikmati karya seniman selama dampak pandemi dirasakan.
Sementara itu, ada 226.586 seniman dan pekerja kreatif yang terdampak pandemi Covid-19 di seluruh Indonesia. Data dihimpun dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
Dari jumlah itu, Kemenparekraf mencatat 189.586 orang dan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud mendata 37.000 orang (Kompas, 13/4/2020).
Pelantar musik daring, Spotify, juga meluncurkan program Spotify Covid-19 Music Relief. Melalui program ini, Spotify merekomendasikan sejumlah organisasi yang menyediakan bantuan dana kepada pelaku industri musik yang membutuhkan. Program itu disertai donasi publik dengan capaian 10 juta dollar AS (Rp 156 miliar).
Bukan hanya seniman yang terdampak pandemi, melainkan juga para kru dan staf pertunjukan yang bertugas. Acara yang ditunda atau dibatalkan membuat mereka kehilangan penghasilan.
Spotify juga sedang mengembangkan fitur baru yang memungkinkan musisi menggalang dana di halaman (page) pribadinya. Para pengguna Spotify juga dapat mengakses berita terbaru melalui pusat informasi Covid-19 (Covid-19 Hub).
Bantuan internasional
Penyedia layanan streaming musik dan video Apple Music menyediakan dana bantuan 50 juta dollar AS atau setara dengan Rp 781 miliar kepada label musik independen (indie) yang memenuhi syarat.
Ada dua syarat utama. Pertama, label harus memiliki kesepakatan distribusi langsung dengan Apple Music. Kedua, label memiliki penghasilan minimal 10.000 dollar AS per kuartal.
Bantuan ini diluncukan karena sumber pendapatan industri musik hilang selama pandemi. Bantuan diberikan agar label independen dapat tetap beroperasi dan membayar gaji seniman. Program bantuan ini diumumkan melalui pesan elektronik pada awal April 2020.
”Ini adalah masa sulit bagi industri musik global. Mata pencarian berada dalam risiko. Berbagai sumber pendapatan yang bergantung pada industri ini menghilang dalam semalam. Apple memiliki sejarah panjang dengan musik dan kami bangga dapat bermitra dengan label serta seniman terbaik di dunia. Kami ingin membantu,” kata The Apple Music Team, seperti dikutip dari Rolling Stone, Senin (13/4/2020).
Donasi
The Recording Academy dan organisasi nirlaba MusiCares membentuk Bantuan Dana Covid-19 pada 17 Maret 2020. Masing-masing menyumbang 1 juta dollar AS sehingga dana awal yang terkumpul 2 juta dollar AS. Setelahnya, masyarakat diajak berdonasi untuk membantu pekerja musik yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi.
Hingga 4 April 2020 sore, donasi yang terkumpul 10 juta dollar AS atau Rp 156 miliar. Donasi akan digunakan untuk membantu keuangan, kesehatan, dan kebutuhan darurat bagi pihak yang membutuhkan.
Ini adalah masa sulit bagi industri musik global. Mata pencarian berada dalam risiko. Berbagai sumber pendapatan yang bergantung pada industri ini menghilang dalam semalam.
”Melihat komunitas kreatif bersatu dan saling mendukung selama masa sulit ini. Donasi yang terkumpul akan membantu banyak orang yang bekerja di industri ini, tapi kami masih butuh lebih banyak lagi. Kami mendorong mereka yang mampu untuk mendukung upaya ini agar semua yang terdampak dapat menerima bantuan,” kata Ketua dan Chief Executive Officer sementara Recording Academy Harvey Mason Jr.
Pelantar distribusi video TikTok memberikan sumbangan 2 juta dollar AS (Rp 313 juta) kepada MusiCares. Ini merupakan bagian dari program donasi TikTok yang lebih besar untuk melawan Covid-19. TikTok menyediakan total donasi 250 juta dollar AS (Rp 3,9 triliun) yang diserahkan antara lain kepada seniman, musisi, pengajar, dan perawat.
”Kami tahu bahwa musisi, seniman, dan mereka yang bekerja di industri ini telah melihat sejumlah pertunjukan (musik) yang dibatalkan karena pandemi. Kami ingin mendukung industri yang selama ini telah menghibur kami,” kata Kepala Kemitraan Musik dan Operasi Konten TikTok AS Corey Sheridan.
”Kami tahu ini (donasi) tidak akan bisa menggantikan (pendapatan) saat tur. Kami harap donasi ini bisa membantu pekerja di industri ini dalam masa sulit,” tambahnya.