Glenn Fredly, Pemilik Bakat Emas dan Lokomotif Musik Indonesia Itu Telah Pergi…
Kepergian penyanyi Glenn Fredly yang sangat mendadak dan di puncak produktivitasnya, itu, mengejutkan banyak pecinta dan praktisi musik Indonesia. Di usianya yang masih terhitung muda, dia dianggap sebagai lokomotif.
Oleh
Dahono Fitrianto dan Herlambang Jaluardi
·5 menit baca
Kepergian penyanyi Glenn Fredly yang sangat mendadak dan di puncak produktivitasnya, itu, mengejutkan banyak pecinta dan praktisi musik Indonesia. Glenn dikenang sebagai seorang musisi berbakat emas di berbagai bidang dan bahkan dinilai sebagai salah satu lokomotif penggerak dunia musik Indonesia saat ini.
Di mata gitaris, penata musik, dan produser Tohpati, Glenn Fredly adalah sosok pribadi yang selalu baik dan ramah, serta memiliki talenta luar biasa. “Dia penyanyi yang bagus dan juga luar biasa dalam mencipta lagu. Sempat dalam suatu acara kita ngobrol, dia izin meminjam gitar saya, lalu memamerkan lagu barunya, dengan lirik seadanya yang spontan terucap. Saat itu saya berpikir, wah, keren banget ini penyanyi, dengan gampangnya dia mencipta lagu bagus,” tutur Tohpati saat dihubungi Kompas, Rabu (8/4/2020) malam.
Tohpati sendiri telah bekerja sama dengan Glenn sejak awal karir musik penyanyi bersuara emas tersebut. “Album pertama dia, yang produsernya Aminoto Kosin, saya main gitarnya. Kemudian Glenn nyanyi di albumku yang kedua, di lagu ‘Jejak Langkah yang Kau Tinggal’ yang liriknya dibuat oleh Eros Sheila on 7,” kenang gitaris yang akrab dipanggil Bontot ini.
"Sempat dalam suatu acara kita ngobrol, dia izin meminjam gitar saya, lalu memamerkan lagu barunya, dengan lirik seadanya yang spontan terucap." -- Tohpati
Pengamat musik Bens Leo mengatakan, wafatnya Glenn Fredly merupakan kehilangan besar bagi belantika musik Indonesia. Penyanyi tersebut dianggap lokomotif pergerakan musik nasional. Ia misalnya, menjadi Ketua Panitia Konferensi Musik Indonesia (KAMI) yang pertama di Ambon, Maluku tahun 2018. Konferensi kedua digelar di Kabupaten Bandung pada November 2019.
“Glenn masih termasuk muda. Konferensi itu menandakan musisi muda ada di depan untuk berbicara tentang musik Indonesia,” ucap Bens. Glenn banyak mengemukakan, antara lain, soal penanganan pembajakan dan peningkatan kesejahteraan musisi.
Bens yang menjadi juri Anugerah Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2014 pernah menyerahkan penghargaan itu kepada Glenn. “Ia menerima penghargaan dengan kategori pencipta, pelopor, dan pembaru tahun 2018. Rata-rata, umur penerima penghargaan lain di atas 50 tahun,” katanya.
Bens sangat senang karena usulnya untuk memberikan Glenn penghargaan tersebut dapat diterima para juri lain dan pemerintah. “Itu termasuk penghargaan terakhir yang diterima Glenn sebelum wafat. Saya turut bangga dengan pencapaian Glenn,” ujarnya.
"Konferensi itu menandakan musisi muda ada di depan untuk berbicara tentang musik Indonesia." -- Bens Leo
Manajer artis dan pendiri POS Entertainment, Dhani “Pette” Widjanarko, merasa terkejut dan sangat kehilangan saat mendengar kabar berpulangnya penyanyi Glenn Fredly. Dhani mengatakan, ia sempat bertemu Glenn di Rumah Lestari di kompleks M-Bloc, Jakarta Selatan, pada 19 Oktober 2019 untuk membicarakan rencana proyek 25 Tahun Glenn Fredly Berkarya.
“Saya dimintai tolong sama Glenn untuk menggarap proyek 25 Tahun Glenn Fredly Berkarya, yang rencananya akan digelar akhir September 2020 nanti. Tetapi Tuhan berkehendak lain...,” ujar Dhani.
Peduli kemanusiaan
Dhani mengenang Glenn sebagai pribadi yang baik dan peduli dengan banyak orang. Terakhir, hari Minggu (22/3/2020) lalu, Dhani berkomunikasi dengan Glenn terkait pengumpulan bantuan bagi rumah sakit terkait antisipasi penyebaran Covid-19.
“Saya dan dia sering bertemu dan bekerjasama dalam kegiatan sosial, selain itu saya juga sempat diajak ikut KAMI (Konferensi Musik Indonesia) dan dia buat semacam rakernas KAMI di Ambon, dan menghasilkan 12 rekomendasi insan musik yang diberikan ke Pak (Presiden) Jokowi,” tutur Dhani Pette.
Dhani mengaku kehilangan seorang musisi yang punya talenta sangat baik. “Seorang musisi yang punya visi misi buat kehidupan musisi yang lebih baik. Dia orang yang sangat baik, tidak ada permohonan yang kita minta yang tidak dijawab tidak, semua dijawab ‘ya’ atau ‘Insya Allah’, padahal dia bukan seorang muslim,” kata Dhani.
Hal senada diungkapkan Aldo Sianturi, Chief Operating Officer (COO) Billboard Music Indonesia, yang juga memandang Glenn sebagai musisi dengan talenta lebih. “Perjalanan musiknya dimulai sejak kecil hingga akhir hayatnya. Ketekunan dan kemudahan setiap orang untuk mengaksesnya adalah teladan bagi generasi penerus. Atensinya kepada anak muda di Ambon yang berlipat ganda juga perlu diteruskan oleh musisi lain yang telah berhasil. Glenn adalah musisinya musisi Indonesia,” kenang Aldo.
Dia orang yang sangat baik, tidak ada permohonan yang kita minta yang tidak dijawab tidak. -- Dhani "Pette" Widjanarko
Sementara musisi Indro Hardjodikoro, yang beberapa kali terlibat kolaborasi dan kerja bareng dengan Glenn Fredly, mengenang almarhum sebagai musisi yang banyak gagasan dan tidak pernah tinggal diam. “Glenn anak yang gak bisa diem. Kalau ada ide langsung dia kerjain, gak bisa nunggu-nunggu. Dan idenya banyak, dia kreatif,” kenang Indro.
Salah satu sahabat lama Glenn, penyanyi Edo Kondologit pun menceritakan kisah perjuangannya bersama Glenn saat sama-sama merintis karir di dunia musik. Edo pernah tergabung dalam kuartet vokal bersama Glenn, Yance Manusama, dan seorang kawan lainnya, bernama East Coast. Kelompok itu bernyanyi dari gereja ke gereja. Menurut Edo, mereka bersama-sama memulai karier di industri musik sejak awal dekade 1990-an.
“Waktu itu kami sempat bercanda, bahwa di antara kami berempat, yang bakal paling cepat terkenal adalah Glenn. Bakatnya sudah terlihat sejak dulu. Kreativitasnya besar sekali,” kata Edo, yang terakhir satu panggung bersama Glenn pada awal 2020 di M Bloc, Jakarta Selatan. Glenn adalah salah satu penggagas MBloc yang menjadi ruang kreasi seniman lintas disiplin di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.
Edo menambahkan, selepas tampil bareng itu, Glenn melontarkan gagasan membentuk grup baru, bernama Suara Nusa Hitam. Rencananya, grup itu dibentuk untuk mengangkat potensi wilayah Timur Indonesia. Satu lagu yang telah disepakati dikerjakan bertema wabah Covid-19 ini. “Itulah terakhir kali saya berkomunikasi dengan Glenn, tanggal 24 Maret lalu,” kata Edo, dengan suara terpatah-patah melalui sambungan telepon.
Wartawan Kompas Wisnu Dewabrata dan Dwi Bayu Radius turut melengkapi tulisan ini.