Fantasi Minus Petualangan Sihir
Jagat sihir kembali lagi dengan tawaran perjalanan baru bersama para penyihir dan satwa-satwa gaib. Fantastic Beast: The Crimes of Grindelwald memaparkan kisah-kisah penting yang belum terjawab dalam prekuelnya dan menjadi pengantar untuk sekuel berikutnya. Meskipun ada kejutan, film ini dinilai kurang gereget dibandingkan film sebelumnya.
Fantastic Beast: The Crimes of Grindelwald melanjutkan melanjutkan kisah yang ditinggalkan prekuelnya, Fantastic Beast and Where to Find Them (2016). Sejumlah karakter kunci kembali muncul, ditambah karakter-karakter baru. Sebagian di antaranya dikenal juga dalam seri film Harry Potter.
Masih dengan naskah yang ditulis JK Rowling dan ditangani sutradara David Yates, The Crimes of Grindelwald menampilkan pusat cerita yang berbeda. Jika Fantastic Beast and Where to Find Them memukau dengan satwa-satwa gaib dan segala kemampuan sihir yang mereka miliki, The Crimes of Grindelwald mengungkap kisah sejumlah karakter di dalamnya.
Kisah diawali dari tertangkapnya penyihir hitam Gellert Grindelwald (Johny Depp) oleh Kementerian Sihir Amerika. Dia akan dipindahkan ke Inggris untuk diadili di sana. Dalam perjalanan dengan kereta terbang di tengah hujan badai, Grindelwald berhasil melarikan diri dari pengawalan ketat berkat bantuan Abernathy (Kevin Guthrie), pegawai Kementerian Sihir Amerika yang rupanya pengikut Grindelwald.
Cerita beralih ke tokoh utama, Newt Scamander (Eddie Redmayne) yang kehilangan hak untuk keluar dari Inggris setelah insiden yang melibatkan Obscurus, sihir hitam yang kuat, pada film sebelumnya. Padahal, dia perlu berkeliling ke seluruh dunia untuk mengumpulkan satwa-satwa gaib dan mempelajari mereka.
Newt bertemu lagi dengan Leta Lestrange (Zoe Kravitz), teman istimewa semasa sekolah, yang kini bertunangan dengan saudaranya, Theseus Scamander (Callum Turner). Keduanya adalah Auror dan mendapat tugas dari Kementerian Sihir untuk memburu Credence Barebone (Ezra Miller), yang membawa Obscurus dalam dirinya.
Rupanya Credence selamat dari insiden di Amerika dan bersembunyi di Paris. Newt ditemui Albus Dumbledore (Jude Law) yang memintanya menemukan Credence secara diam-diam. Dumbledore sebelumnya dikenal sebagai kepala sekolah sihir Hogwarts, tempat Harry Potter bersekolah.
Semula Newt enggan, tetapi pertemuan dengan Jacob Kowalski (Dan Fogler) dan Queenie (Alison Sudol) membuatnya bersedia ke Paris. Terlebih ketika tahu bahwa Tina Goldstein (Katherine Waterston), yang rupanya disukai Newt, juga di Paris memburu Credence.
Sementara itu, Grindelwald mulai mengumpulkan pengikut untuk menguasai dunia sihir dan membersihkannya dari kelompok nonsihir. Dia juga memerlukan kekuatan Credence untuk memperkuat kekuasaannya. Dunia sihir pun terbelah.
Persuasif
Seperti judulnya, Fantastic Beast: The Crimes of Grindelwald berpusat pada tokoh jahat Grindelwald. Dia digambarkan sangat persuasif sehingga dengan mudah mengumpulkan pengikut. Berkat bujukannya banyak penyihir yang gamang dengan gampang menyeberang ke sihir hitam. Ambisinya sekuat kemampuan sihirnya.
Disebutkan, hanya Dumbledore yang bisa mengimbanginya, tetapi dia tidak bersedia berhadapan dengan Grindelwald karena hubungan masa lalu mereka. Newt menjadi orang yang dia percaya untuk melemahkan Grindelwald.
Meskipun demikian, peran Newt dalam film kedua tidak sekuat dalam film sebelumnya. Satwa gaibnya pun tak banyak dikisahkan seperti dalam film prekuel. Beberapa satwa gaib baru peliharaannya hanya muncul dalam satu adegan di dalam rumahnya. Dia membawa dua satwa gaib lamanya, Nifflers si penyuka benda berkilau dan Pickles si dahan hijau, dalam petualangan kali ini.
Satwa gaib baru muncul di Paris, dari sebuah sirkus tempat Credence bersembunyi. Makhluk yang disebut Zouwu itu digambarkan mirip naga berekor panjang dan berasal dari China. Sosoknya mengingatkan kita pada barongsai. Zouwu ini juga yang turut membantu Newt dalam petualangannya kali ini.
Salah satu yang menarik adalah kemunculan Nagini (Claudia Kim), teman Credence di sirkus. Nagini masih berwujud manusia. Dikisahkan, dia terkena kutukan saat berada di belantara di Indonesia dan akan beralih menjadi ular selamanya. Ular Nagini juga dikenal sebagai salah satu horcrux milik Lord Voldemort dalam Harry Potter.
Kisah lain yang cukup menyita perhatian adalah masa lalu Credence yang menuntun pada kisah masa lalu Leta Lestrange. Kisah ini dibeberkan cukup panjang lebar dan detail, meskipun tidak terlalu kelihatan kaitannya dengan keseluruhan cerita. Kemungkinan kisahnya disimpan untuk sekuel The Crimes of Grindelwald. JK Rowling telah menyebutkan bahwa seri Fantastic Beast akan terdiri dari lima film.
Sesak narasi
Dibandingkan film pertama yang sukses dan mendapat sambutan positif, The Crimes of Grindelwald dinilai banyak kekurangan. Dengan plot maju disertai beberapa kilas balik, banyak pengungkapan yang dikisahkan dalam film. Namun, sepertinya terlalu banyak tokoh yang hendak dikisahkan dalam satu film sehingga terasa sesak dengan narasi.
Aksi pertarungan dengan tongkat sihir maupun aksi para satwa gaib sangat sedikit. Setelah dibuka dengan adegan laga seru, perlahan kisah berjalan menjadi drama yang datar. Tak muncul ketegangan dan sensasi petualangan yang menggelitik. Klimaksnya pun terasa kurang mengentak. Percikan humor yang masih ditemui pada film pertama hampir tak muncul dalam film kedua. Durasi 133 menit menjadi terasa lama.
Visual film memang tidak perlu diragukan. Banyak adegan spektakuler, seperti pelarian Grindelwald juga pertarungan api sihir Grindelwald dengan api sihir Newt dan kawan-kawan. Para tokoh juga memainkan karakter mereka dengan baik, meskipun level kebengisan Grindelwald masih kurang tampak jika dibandingkan Voldemort.
Pencinta dunia sihir yang telah mengikuti jagat Harry Potter dipastikan akan lebih mudah mengikuti kisah The Crimes of Grindelwald. Ada perasaan nostalgik yang meruap saat beberapa tokoh dalam Harry Potter muncul.
Namun, barangkali kebosanan di film kedua ini menjadi pemicu untuk memuaskan rasa penasaran di film ketiga nanti.