Inovasi bidang ”fashion” terus berputar. Lebaran jadi salah satu momen menuangkan ide baju baru bagi para perempuan.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·4 menit baca
Inovasi bidang fashion terus berputar. Lebaran jadi salah satu momen menuangkan ide baju baru bagi para perempuan. Ada yang bergaya etnik nan unik, tetapi juga ada baju bergaris feminin, klasik yang elegan.
Desainer Adrie Basuki, yang juga pemilik jenama dengan nama sama, dan jenama Lace by Artkea memperlihatkan koleksi untuk keperluan itu. Adrie pada ”Private Viewing Raya 2024” tanggal 28-29 Maret 2024 di hotel The Grand Mansion Menteng, Jakarta, memajang koleksi baju etnik dari bahan perca dan kain daur ulang, sedangkan Lace by Artkea memamerkan 12 koleksi baju dalam trunk show ”Ramadhan in Style” yang digelar manajemen mal Plaza Indonesia di La Moda, Jakarta, Selasa (2/4/2024).
Meski baju karya dua jenama sama-sama bisa untuk merayakan Lebaran, kreasi kedua jenama memberi rasa berbeda. Adrie yang sejak berkarier tahun 2018 dikenal sebagai pembuat baju dari bahan daur ulang membuat baju bergaya etnik modern. Kreasinya berupa atasan, terusan, rok, celana panjang, selendang, sampai sandal dari perca aneka kain dipadu tenun karya warga Baduy, batik, lurik, dan bahan lain seperti lace, tule, serta katun.
Di tangan Adrie, kain perca yang semula terbuang, ia potong-potong lalu dijahit menjadi rumbai yang lucu untuk hiasan baju, tetapi lembaran-lembaran kain perca juga ada yang dijahit dengan teknik jahit tertentu. Terciptalah kain seperti berlapis-lapis yang indah.
Pemenang Lomba Perancang Mode (LPM) 2021 ini juga membuat baju dari kain marmer dari cacahan perca seperti tampak pada bagian atas gaun longgar warna merah muda dan bagian lengan terusan pendek warna biru. Kelihaiannya memadupadankan aneka bahan menjadi baju unik yang menarik juga tampak pada blus warna kombinasi marun, abu-abu, hitam, dan krem.
Atasan perempuan Jawa berupa kebaya kutu baru dan baju bodo, atasan khas perempuan Bugis-Makassar juga menginspirasi Adrie untuk membuat blus modifikasi ala baju bodo dan kebaya.
Ia membuat atasan ala kebaya kutu baru panjang dengan modifikasi di ujung lengan. Bentuk kebaya melebar karena ada ploi di sisi kanan dan kiri. Bagian atas kebaya berhias potongan kain lurik yang memberi kesan etnik. Untuk memberi kesan lebih segar, Adrie memberi aksen bunga-bunga kecil warna kuning dari sulaman tangan pada kebaya warna biru muda tersebut.
Baju bodo ala Adrie juga unik. Ia membuatnya dalam warna merah dan biru, tetapi menghiasinya dengan pom-pom dari benang warna-warni, menarik bagi mata yang melihatnya.
Sebagai padanan blus, Adrie membuat celana dari tenun Baduy dan batik dipadu kain marmer. Jika punya kain wastra, atasan itu pun cocok dipadankan dengan kain itu.
”Sebenarnya baju aku banyak digemari perempuan usia 30 plus, tetapi belakangan yang remaja juga suka,” ujar Adrie pada Jumat (29/3/2024) di sela-sela menerima kunjungan para pelanggannya.
Klasik
Lace by Artkea, jenama milik Tini Sardadi yang kini dikelola empat putra dan putrinya, menampilkan terusan, celana panjang, rok, luaran yang cantik dan elegan bagi pemakainya. Untuk koleksi Lebaran, Artkea menampilkan baju yang sebagian berwarna putih bermodel A line (lurus). Model klasik seperti itu tak lekang oleh waktu, awet dipakai meski mode terus berganti.
Atya Sardadi yang mengurusi pemasaran produk Artkea berterus terang, semua desain baju Artkea dibuat berdasarkan sistem amprokan (bertemu secara tiba-tiba). Maksudnya semua anggota keluarga, Tini bersama anak-anaknya, terlibat dalam perancangan baju.
”Semua punya andil mendesain baju karena model baju berangkat dari keinginan kami masing-masing. Saya, misalnya, punya adik usianya terpaut sembilan tahun, lalu adik saya tak berhijab. Ada lagi ibu. Semua punya kebutuhan model baju sendiri, dan itu ada di sini,” jelas Atya sambil tertawa kecil pada Selasa (2/4/2024) di Plaza Indonesia.
Ia mengakui di jenama keluarganya tak ada spesialis menjadi desainer, tetapi semua anggota keluarga secara otodidak belajar tentang desain busana. Ia menyebut dirinya yang alumnus sekolah manajemen, tetapi sejak kecil terpapar oleh hobi ibunya berkarya dengan brokat dari lace. Ia lalu paham seluk-beluk lace dan desain baju.
Kebetulan juga, selera berbusana keluarganya sesuai dengan kebutuhan pelanggannya. ”Sekarang kalau Lebaran style-nya bermacam-macam. Ada buat formal, maka kami bikin baju berdesain seperti kebaya," kata Atya.
Tak hanya itu. Setelah acara formal, bertamu ke orang yang dituakan, kita butuh untuk acara lebih rileks. Artkea membuatkan coat (luaran panjang), tank top dipadu celana panjang. ”Maunya yang ringkas dan enggak panas, tapi tetap kelihatan wah,” lanjutnya tentang koleksi baju yang bisa digunakan oleh mereka yang berusia muda sampai 80 tahun.
Lace menjadi bahan utama baju, sedangkan bordirannya sebagian merupakan produk pabrikan, tetapi juga ada karya tangan perajin bordir di perusahaan yang berdiri tahun 1993 itu. Satu ciri yang menjadi identitas Lace by Artkea, semua baju dibuat tanpa jahitan sambungan, sebab Artkea membuat brokat atau bordir bermotif flora atau geometris penuh di seluruh bagian kain.
Seperti Adrie, Atya juga menyebut, baju produk Artkea bisa dipakai untuk kesempatan selain berhari raya. Cukup dengan cara mengganti paduan atasan atau bawahan, serta aksesorinya, Anda siap tampil beda.