Pasar Terus Direvitalisasi Setara Pusat Perbelanjaan Modern
Upaya memperindah pasar disertai dengan mengecat, membersihkan lingkungan, meningkatkan keamanan, dan penataan parkir.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasar-pasar tradisional di Jakarta terus direvitalisasi agar setara dengan pusat perbelanjaan modern. Pada tahun 2024, sekitar 30 pasar akan direvitalisasi, antara lain, dengan pembangunan kembali, modernisasi desain, hingga pengecatan dengan warna yang semakin menarik.
Direktur Utama PD Pasar JayaAgus Himawan di Jakarta, Selasa (5/3/2024), mengatakan, revitalisasi pasar tertunda karena pandemi, tetapi saat ini sudah normal. ”Setelah banyak yang mangkrak, revitalisasi tiga pasar baru selesai,” ujarnya.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meresmikan Pasar Jatirawasari dan Cilincing, awal Februari 2024. Peresmian Pasar Hexagon dan Sumur Batu dijadwalkan menyusul pada April mendatang. Revitalisasi pasar menggunakan penyertaan modal daerah.
”Sejak 2018, pengerjaan 14 pasar sudah selesai. Revitalisasi, umpamanya, direalisasikan dengan demolish (membongkar) Pasar Lontar dan Kebon Melati,” ujarnya. Pasar-pasar yang bersebelahan itu akan disatukan dengan pembaruan desain.
Awal pembangunan atau groundbreaking dijadwalkan terlaksana paling lambat dua bulan lagi. Bangunan dirancang lebih dinamis agar mirip pusat perbelanjaan modern. ”Jadi, tidak kotak-kotak lagi. Tidak kalah sama mal supaya menarik masyarakat kembali ke pasar,” ujarnya.
Kenyamanan dan kebersihan pasar-pasar tersebut juga sudah setara dengan pusat perbelanjaan modern. Fasilitas-fasilitas olahraga, seperti badminton dan futsal melengkapi 13 pasar di bagian atapnya. Anggaran untuk merevitalisasi pasar tergantung luasannya.
Agus mencontohkan, anggaran yang dibutuhkan untuk merevitalisasi Pasar Lontar sebesar Rp 41 miliar dengan luas sekitar 5.000 meter persegi. ”Hari ini kami juga rapat soal Blok E Pasar Tanah Abang. Jika mau menyongsong Jakarta sebagai kota global tentu harus berubah, termasuk pasarnya,” ucapnya.
Upaya memperindah pasar (beautifikasi) disertakan dengan mengecat, membersihkan lingkungan, meningkatkan keamanan, dan penataan parkir. ”Sekitar 40 pasar akan dicat. Pasar Palmerah, misalnya, sudah warna-warni. Sampai Desember 2023, sudah 26 pasar diidentifikasi untuk dicat,” katanya.
Agus yang baru menjabat sebagai Direktur Utama PD Pasar Jaya sekitar enam bulan mengatakan, terdapat 146 pasar yang aktif. ”Jumlah totalnya 153 pasar. Sekarang, ada 11 pasar yang penggarapannya sedang dituntaskan setelah pandemi,” ujarnya.
Ia berkoordinasi intensif dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta untuk penataan di sekitar pasar yang tak termasuk ranah PD Pasar Jaya. Agus juga rutin meminta para pedagang untuk mencatat keluhannya yang ditindaklanjuti dengan pemantauan.
”Kami tak menghindari masalah, malah mencari dan menuntaskannya. Eskalator mati, dicek. Kalau rusaknya minggu lalu, kami tanya kenapa belum diservis,” ucapnya. Seiring kewajiban yang sedang dituntaskannya, ia meminta para pedagang turut membantu merapikan pasar.
”Kalau pasar yang ditinjau tidak bersih, kami tindak tegas. Sudah tidak main-main. Toilet saja dibenahi. Pagar dan aspalnya juga,” ujarnya. Apabila kebiasaan para pedagang sulit diubah secara internal, revitalisasi diharapkan meningkatkan kesadaran mereka dengan faktor eksternal.
Sekretaris Perusahaan PD Pasar Jaya Muhamad Fahri menambahkan, revitalisasi pasar dilaksanakan untuk menjawab tantangan ke depan dengan mengembangkannya. ”Perubahan harus diantisipasi. Tak hanya infrastruktur, SDM (sumber daya manusia) juga direvitalisasi,” katanya.
Seiring pemugaran, Fahri berharap para pedagang bisa menyesuaikan habitusnya. Servis dan keramahan perlu ditingkatkan. ”Sama dengan pasar modern. Kami menggandeng Pemprov DKI Jakarta dan asosiasi pedagang untuk mengadakan pelatihan supaya pelayanan lebih baik,” tuturnya.