Busana serba guna dan ramah untuk padu padan kian diminati publik. Ledakan ekspresi mode pun muncul di sana-sini, terutama di jagat maya.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
Tren mode di zaman kini kian dinamis dengan melimpahnya referensi di ujung jari. Publik jadi tak takut bereksperimen untuk tampil trendi sesuai selera. Para desainer pun ikut bereksperimen dan menjadikan koleksinya membuka peluang tak terbatas untuk padu padan.
Pada konferensi pers Jakarta Fashion Week (JFW) 2024 di Jakarta, Senin (23/10/2023), Svida Alisjahbana menyebut bahwa tren busana saat ini sangat menarik, sangat fun. Salah satu alasannya tentu karena perkembangan teknologi dan keterbukaan informasi. Media sosial riuh dengan kreator konten modis. Identitas gaya mereka macam-macam.
Itu pula yang memperluas rujukan mode publik. Dulu, majalah mode adalah acuan tren termutakhir. Yang ditampilkan di majalah sudah pasti hasil kurasi jajaran redaksi. Kredibel.
Namun, kemunculan beragam homeless media di internet mengubah situasi. Media sosial jadi salah satu rujukan publik untuk mengetahui dan menjajal tren, bahkan bereksperimen dengan gaya.
Dulu, majalah mode adalah acuan tren termutakhir. Yang ditampilkan di majalah sudah pasti hasil kurasi jajaran redaksi. Kredibel.
Sebut saja akun media sosial Rania Yamin yang kental dengan kebaya dan wastra, tetapi terasa segar dan muda. Ada lagi Diana Rikasari yang berani menabrakkan warna, tekstur, dan corak lewat keterampilan meng-upcycle barang lama. Atau Claradevi Handriatmadja atau Lucedale yang konsisten bergaya vintage dengan warna-warna lembut, dan kini tak ragu bergaya tradisional.
Masih ada banyak akun media sosial yang bisa dijadikan patron berbusana. Belum lagi, kini banyak baju berpotongan modis berharga murah. Jika ingin, tinggal klik keranjang kuning, hijau, atau oranye.
Eksplorasi anak muda
Pendiri 3Mongkis, Hetty Awi, ikut mengamati tren mode yang kini begitu dinamis. Katanya saat diwawancara, Rabu (13/12/2023), target pasar lini busananya adalah konsumen berusia 25-35 tahun. Tapi, kini, pasarnya bergeser jadi lebih muda. Konsumen berusia belasan tahun hingga awal 20-an tercatat sebagai pembeli.
”Mungkin anak muda itu mindset-nya lebih (suka) explore,” ujarnya.
Ia juga berspekulasi bahwa anak muda begitu berani mengenakan apa pun yang mereka suka, menabrakkannya dengan busana bertekstur atau berwarna lain, dan memberikan sentuhan akhir dengan macam-macam aksesori. Keberanian anak muda patut dikagumi.
”Enggak ada yang salah lho dia mau pakai baju apa. Saat styling, enggak mesti atasan pink itu bawahannya hitam atau putih. Boleh abu-abu, coklat, tabrak saja yang penting confident. Enggak ada style yang jelek kalau confident,” ucap Hetty.
Koleksi terbaru 3Mongkis pun memiliki semangat yang sama. Koleksi bertajuk Lotus ini terdiri atas beragam basic item, seperti kemeja, kaus, rok, dan celana berpotongan sederhana yang mudah dijadikan kawan padu padan.
Yang jadi pembeda di koleksi ini adalah tema bunga teratai yang melambangkan permulaan baru. Bunga teratai juga diasosiasikan dengan ketahanan dan pencerahan spiritual. Selain filosofinya baik, Hetty memilih bunga teratai karena warna dan desain bunganya cantik.
Semburat warna merah jambu, putih, hijau, ungu, dan coklat tampak pada 16 koleksi yang dibawakan di panggung JFW 2024 pada Selasa (24/10/2023). Busana pertama menampilkan kesan segar nan sederhana dengan celana lurus warna hijau pir, berpadu dengan atasan putih berpotongan asimetris di bawah. Semburat pink muncul dari aksesori serupa kelopak bunga teratai.
Ada pula crop top putih gading berhiaskan tiga kancing bunga pink di dada, dan dipercantik lagi dengan lengan panjang model bishop. Atasan itu berpadu dengan rok pensil merah muda untuk hasil akhir yang cerah, tetapi tetap lembut.
Bagi Hetty, Lotus membuka ruang untuk berkreasi. Sesama koleksi Lotus bisa dipadukan sesuka hati, dan bisa juga dipasangkan dengan busana lain di lemari.
Lotus pernah ditampilkan tak hanya di landasan peraga JFW, tapi juga pernah mampir ke Paris. Koleksi yang mulai digarap awal 2023 ini bakal resmi diluncurkan pada Januari 2024. Hingga kini, koleksi ini sudah menjaring beberapa peminat.
”Foto-foto kami di website bisa jadi acuan (untuk padu padan). Ada juga leader, asisten, hingga fashion advisor di toko kami yang bisa mengomunikasikan baju ini bagus dipadukan dengan itu,” tutur Hetty yang memulai 3Mongkis dari pusat perbelanjaan Mangga Dua.
Lini busana IKYK juga menjadikan koleksi Spring-Summer 2024 miliknya kawan untuk padu padan. Busana yang dipamerkan di landas peraga JFW 2024 tampil segar dengan warna biru, merah muda, dan hijau neon. Ini kejutan yang menyenangkan mengingat IKYK selama ini sering mengenakan warna bumi, seperti krem, putih, dan warna bumi lain.
Walau tampil beda dari segi warna, Creative Director IKYK Anandia Putri Harahap masih memegang erat identitas desain IKYK, yaitu oversized, ber-layer, dan punya aksen lipatan atau pleats.
”Kami pernah eksperimen, kalau tak salah di JFW beberapa tahun lalu. Kami coba bikin sesuatu yang lebih idealis, tidak punya strong delivery message, dan cuma coba-coba saja. Kami kayak kehilangan arah,” tutur Anandia.
Ia kini dengan sadar selalu mendesain dengan identitas IKYK. Sebab, inilah yang dicari konsumennya. Pasarnya tahu di IKYK mereka bisa mengakses busana yang di depan tampak sederhana, tapi di belakang atau sampingnya tersampir detail lipatan kecil-kecil yang menimbulkan efek dramatis.
Detail itu juga yang membuat busana IKYK terasa ringan, mengalir, dan tidak press body. Badan bisa bernapas, atau bahkan memberi kesempatan untuk centil kala baju disibakkan. Busana ini pun ramah buat pengguna hijab.
Material busana yang ringan membuatnya tak sulit ditumpuk-tumpuk. Hasil akhirnya pun tak terkesan berat. Tinggal berkreasi saja dengan variasi panjang baju yang ditumpuk.