logo Kompas.id
Gaya HidupTren Anak Muda Kaya Raya...
Iklan

Tren Anak Muda Kaya Raya Membeli Rumah Mewah

Alam Sutera membangun kluster rumah bernilai mulai dari Rp 16 miliar. Sebanyak 22 rumah sudah dibeli pengusaha usia 30 tahun-40 tahun.

Oleh
MEDIANA, LUKITA GRAHADYARINI, HAMZIRWAN
· 8 menit baca
Rumah contoh di kluster The Gramercy di kawasan kota mandiri Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (4/12/2023). Ada tiga tipe unit di kluster hunian premium bergaya Eropa ini, yaitu Alca, Aera, dan Arma. Hunian ini dipasarkan mulai dari harga Rp 16 miliar hingga Rp 28 miliar.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Rumah contoh di kluster The Gramercy di kawasan kota mandiri Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (4/12/2023). Ada tiga tipe unit di kluster hunian premium bergaya Eropa ini, yaitu Alca, Aera, dan Arma. Hunian ini dipasarkan mulai dari harga Rp 16 miliar hingga Rp 28 miliar.

Tren anak muda sukses dan kaya membeli rumah mewah sebagai hunian keluarga yang nyaman bertumbuh sejalan peningkatan pendapatan. Pangsa pasar baru ini begitu gurih sehingga menjadi incaran pengembang papan atas dengan menyediakan rumah mewah berharga di atas Rp 10 miliar.

Selain itu, seiring dengan perkembangan ekonomi yang positif setelah wabah Covid-19, para pengembang menangkap peluang ini. Pengembang membangun rumah berukuran besar dan mewah yang menyasar segmen menengah atas.

Platform Rumah123 & 99.co mencatat pencarian rumah di kanal properti itu didominasi kalangan generasi milenial (48,02 persen), diikuti kalangan generasi Z (23,52 persen). Generasi Z memiliki rentang tahun kelahiran 1996-2010 atau saat ini berusia 13 tahun-27 tahun, sedangkan generasi milenial memiliki rentang kelahiran tahun 1981-1995 atau berusia 28 tahun-42 tahun.

Berdasarkan jumlah pencarian, berkisar 9 persen-11 persen pencari hunian dari kalangan generasi milenial dan generasi Z yang meminati rumah seluas lebih dari 300 meter persegi. Namun, berdasarkan preferensi harga, minat generasi Z terhadap rumah dengan harga di atas Rp 5 miliar memiliki proporsi yang sangat terbatas, yakni 1,9 persen, dan generasi milenial 2,2 persen.

Head of Research 99 Group Indonesia Marisa Jaya berpendapat, penentuan harga jual rumah sangat bergantung pada lokasi, luas tanah dan bangunan, serta fasilitas kawasan. Di samping itu, juga konsep hunian yang diusung. Konsep rumah hijau dan rumah cerdas (smart home), misalnya, mendorong harga hunian menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan harga rumah pada umumnya karena fitur-fitur yang ditambahkan.

Baca juga: Alam Sutera Bukukan Rp 200 Miliar Hanya dalam Sehari di Tengah Pandemi Covid-19

Setiap kawasan memiliki karakteristik dan preferensi yang berbeda sehingga pengembang dapat menghadirkan produk hunian yang lebih relevan dan diminati pasar setempat. Di Jakarta dan Kota Tangerang, Banten, misalnya, konsep hunian cerdas dan hijau akan lebih disukai. Sementara di kota besar lain, seperti Surabaya (Jawa Timur) dan Medan (Sumatera Utara), konsep hunian hijau bisa menjadi salah satu pilihan. Namun, kesan luxury atau mewah cenderung lebih disukai.

Menengah atas

Direktur Strategic Consulting Cushman and Wakefield Indonesia Arief Rahardjo memproyeksikan pertumbuhan rumah menengah dan menengah atas masih sangat tinggi. Konsultan properti itu mencatat, sewaktu pandemi Covid-19, pengembang cenderung fokus membangun rumah-rumah berukuran lebih kecil. Akan tetapi, sejak tahun lalu, developer sudah mulai membangun unit-unit rumah berukuran besar yang menyasar segmen menengah atas.

”Ke depannya, dengan kondisi ekonomi yang sudah membaik dan ekonomi semakin positif buat Indonesia, serta suku bunga yang masih kompetitif, diharapkan pasar menengah atas masih berlanjut dengan baik,” katanya dalam paparan ”Analisa Pasar Properti: Refleksi 2023 dan Proyeksi 2024”, Kamis (7/12/2023).

Direktur Strategic Consulting Cushman & Wakefield untuk Indonesia Arief Rahardjo
KOMPAS/MEDIANA

Direktur Strategic Consulting Cushman & Wakefield untuk Indonesia Arief Rahardjo

Ia menambahkan, pasar perumahan merupakan pasar paling stabil dibandingkan dengan sektor properti lainnya. Diiringi dengan perekonomian yang bertumbuh positif dan perbaikan infrastruktur di Jabodetabek, permintaan dan pasokan perumahan terus tumbuh. Mayoritas pembeli rumah mewah di Jabodetabek adalah pasar domestik.

Generasi milenial dan generasi Z dipandang merupakan kelompok konsumen yang cenderung mengedepankan sisi inovatif dan juga melek teknologi. Hal ini membuat mereka akan mempertimbangkan aspek lingkungan dan penggunaan inovasi teknologi, termasuk dalam membeli hunian.

”Aspek inovasi dan teknologi tentunya akan semakin membantu generasi milenial dan Z dalam menjaga produktivitas keseharian, sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan mereka,” ujar Marisa, dalam keterangan tertulis, Senin (4/12/2023).

Dari aspek lingkungan, kedua generasi itu juga lebih tertarik dengan desain hunian yang efisien dan ruangan-ruangan fungsional yang mendukung produktivitas, keberadaan ruang terbuka hijau, penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan, hingga sistem pengolahan limbah yang efisien dan terpadu.

https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2023/12/07/cb98d93d-04a5-413c-9303-26bf0f760555_gif.gif

Sementara itu, dari aspek teknologi, mereka akan mencari hunian-hunian yang menawarkan dukungan sistem otomatisasi rumah, seperti untuk pencahayaan dan suhu, serta integrasi dengan asisten virtual dan teknologi untuk berbagai keperluan, misalnya penghematan air dan energi. Sistem keamanan pintar dan dukungan jaringan internet cepat juga menjadi faktor penting dalam pemilihan hunian.

”Ekspektasi konsumen dari kedua generasi ini bisa menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan pengembang dalam mendorong inovasi menghadirkan hunian-hunian dengan solusi menggabungkan kenyamanan teknologi dan tanggung jawab lingkungan,” ujar Marisa.

Pebisnis mapan

Salah satu pengembang yang menyasar kelompok anak muda sukses dan kaya tersebut adalah PT Alam Sutera Realty Tbk (Alam Sutera). Pengembang papan atas di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan, Banten, yang berkiprah di dunia properti sejak tahun 1993 tersebut, meluncurkan kluster hunian rumah tapak mewah di Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan, yaitu The Gramercy.

The Gramercy menawarkan tiga tipe rumah dengan unit terkecil seluas 312 meter persegi seharga Rp 16,6 miliar. Dari 109 rumah yang ditawarkan Alam Sutera, saat ini sudah ada 22 unit yang sudah masuk proses pembayaran dan dipastikan terus bertambah sampai akhir tahun 2023.

Rumah contoh di kluster The Gramercy di kawasan kota mandiri Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (4/12/2023). Para pengembang papan atas mulai mengembangkan rumah mewah di atas Rp 10 miliar yang mulai diminati pengusaha muda sebagai hunian yang nyaman dan bergaya hidup sehat.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Rumah contoh di kluster The Gramercy di kawasan kota mandiri Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (4/12/2023). Para pengembang papan atas mulai mengembangkan rumah mewah di atas Rp 10 miliar yang mulai diminati pengusaha muda sebagai hunian yang nyaman dan bergaya hidup sehat.

Iklan

Para pembeli, menurut Sales and Marketing Division Head The Gramercy Alam Sutera Michael Lim, berusia antara 30 tahun dan 40 tahun yang memiliki bisnis sendiri. Bisnisnya pun berasal dari sektor industri yang antimainstream. ”Secara mengejutkan, mereka merupakan pebisnis muda yang di antaranya bergerak di bidang komputer, gim, art work, pertanian untuk obat herbal, dan suku cadang teknologi informasi yang khusus. Ada juga yang berbisnis daur ulang plastik,” ujarnya di Tangerang, Senin (4/12/2023).

Bisnis yang mereka rintis, kata Michael, tidak termasuk kategori bisnis baru. Sebab, usia usaha sudah berkisar mulai 5–10 tahun. Ada juga bisnis yang sebenarnya telah dibangun orangtua, lalu konsumen The Gramercy itu yang meneruskan.

Baca juga: The Gramercy, Hunian Premium Menyasar Pebisnis Muda

Dengan kata lain, mereka merupakan pebisnis yang sudah mapan. Ini terlihat dari skema pembelian rumah The Gramercy, seperti model cicilan jangka pendek dan cicilan ke pengembang, bukan cicilan jangka panjang ke bank.

Paling banyak pembeli berasal dari Jakarta Barat dan Tangerang. Akan tetapi, ada juga yang berasal dari Kota Batam (Kepulauan Riau), Surabaya, dan Medan. Namun, mereka memiliki usaha di sekitar Tangerang.

Michael mengklaim The Gramercy sebagai kluster rumah premium entry level yang fungsional, praktis, personal, dan bukan sebatas estetis. Misalnya, pemasangan satu daun pintu lebar dibandingkan dengan dua daun pintu, yang salah satunya jarang difungsikan. Tidak ada pula bagian dalam rumah yang berupa lorong bak rumah ”sultan” bernilai ratusan miliar rupiah.

”Orang berusia 30 tahun–40 tahun biasanya memang sudah pernah beli rumah untuk ditinggali, tetapi mungkin mereka belum pernah punya rumah premium pertama. Sulit bagi anak muda tersebut menceritakan keinginan dan kebutuhan rumahnya. Jadi konsepnya dibuat siap pakai sesuai kebutuhan, tidak memusingkan pembelinya,” katanya.

Dengan harga rumah dipatok paling rendah Rp 16 miliar, kriteria ”premium”, menurut Michael, terletak pada beberapa faktor, mulai dari harga tanah di Alam Sutera, Tangerang, yang cukup tinggi. Lalu, garasi yang mampu menampung empat mobil serta taman belakang luas dan bisa diisi kolam renang.

Di luar itu ada fitur kusen jendela yang 90 persen kedap suara, sistem rumah cerdas terintegrasi dalam satu aplikasi, dan atap tiga lapis. Jalan depan kluster hijau dan rindang berkat green tunnel atau kanopi alami dari naungan vegetasi pohon-pohon trembesi (Samanea saman) di kedua sisi jalanan di Alam Sutera yang lebar.

Direktur Marketing Alam Sutera Lilia S Sukotjo, yang ditemui di The Gramercy Lounge, Alam Sutera, Rabu (6/12/2023), menjelaskan, kawasan permukiman menyatu dengan alam merupakan konsep dasar yang secara konsisten diimplementasikan Alam Sutera sejak tahun 1993. ”Alam Sutera memang kawasan yang dirancang untuk gaya hidup sehat dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Direktur Marketing Alam Sutera Lilia Setiprawarti Sukotjo saat menjelaskan  sejumlah proyek yang sedang dikembangkan Alam Sutera di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (6/12/2023).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Direktur Marketing Alam Sutera Lilia Setiprawarti Sukotjo saat menjelaskan sejumlah proyek yang sedang dikembangkan Alam Sutera di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (6/12/2023).

Pengembang mengembangkan ruang terbuka hijau yang asri sehingga penghuni dapat berolahraga dengan nyaman dan aman. Sedikitnya 500 kamera pemantau keamanan tersebar di kawasan Alam Sutera ditambah ketersediaan tombol panik, yang apabila ditekan saat darurat akan direspons petugas keamanan dalam hitungan menit saja.

Alam Sutera juga memiliki danau untuk mengonservasi air hujan dan mempertahankan air agar lebih lama masuk ke saluran yang mengalir ke sungai. Dari danau tersebut, kata Lilia, menjadi air baku yang diproses unit pengolahan air minum Alam Sutera, lalu dialirkan ke rumah-rumah di kota mandiri ini. ”Alam Sutera sudah tidak mengizinkan penyedotan air tanah untuk konservasi lingkungan dan mencegah land subsidence (penurunan muka tanah),” tuturnya.

Baca juga: Sambut Imlek, Sejumlah Mal Hadirkan Festival untuk Menggaet Pengunjung

Manajemen Alam Sutera membangun kluster perumahan yang ”dipeluk” ruang-ruang terbuka hijau dengan jalanan dinaungi kanopi pohon-pohon trembesi bertujuan untuk menyediakan aneka kemudahan bagi penghuni yang menikmati gaya hidup sehat. Hal ini mewujud dengan semakin banyak orang yang berolahraga di berbagai ruang terbuka hijau Alam Sutera.

Pengusaha muda pemilik PT Ultrapak Wibawa, Mohamad Harry Wibawa, mengaku sudah sempat berkunjung dan melihat rumah contoh The Gramercy dan tertarik meski belum memutuskan membeli. Menurut dia, gaya Eropa klasik modern yang diusung menimbulkan kesan simpel ditambah lagi ada fitur pintu cerdas.

”Fasilitas di sekitar kluster cukup mendukung mulai dari pusat kebugaran, mal, sekolah, dan rumah sakit. Ada pula green tunnel di depan kluster yang bagus buat olahraga. Akses langsung ke tol Jakarta juga mudah,” ujar Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Banten Bidang Tenaga Kerja dan Hubungan Industrial ini.

Primadona

CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengemukakan, saat ini pasar rumah mewah sedang menjadi primadona. Namun, dalam jangka panjang pasar berpotensi bergeser ke pasar real di segmen menengah.

Ia menambahkan, beberapa pengembang besar terus menggulirkan rumah-rumah besar dan mewah dengan lokasi premium. Tujuannya, mengamankan ceruk pasar yang terbatas itu agar tidak beralih ke rumah mewah di proyek lain. Akan tetapi, kapasitas pasar yang tidak banyak juga harus tetap diperhatikan.

”Pengembang tetap harus lebih cermat melihat pasar. Pada waktunya pasar mewah akan jenuh sementara. Bukan daya beli yang turun, dikhawatirkan kelebihan pasokan terlalu banyak di pasar mewah,” ujarnya.

Rumah contoh di kluster The Gramercy di kawasan kota mandiri Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (4/12/2023). Rumah mewah berharga sedikitnya Rp 16 miliar kini mulai diminati pengusaha muda untuk hunian.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Rumah contoh di kluster The Gramercy di kawasan kota mandiri Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (4/12/2023). Rumah mewah berharga sedikitnya Rp 16 miliar kini mulai diminati pengusaha muda untuk hunian.

Di luar Jabodetabek, proyek rumah tapak mewah juga ada. Sebagai contoh di Surabaya. Pengembang juga membangun rumah tapak mewah bernilai Rp 4 miliar ke atas di kawasan timur Kota Surabaya. Head of Sales and Marketing Pakuwon Group Liliani Harsono, saat dihubungi, Selasa (5/12/2023), dari Jakarta, menyebutkan, pembeli umumnya berasal dari kota-kota di Jatim dan Indonesia bagian timur.

”Pembeli rumah kami kalau sudah di harga Rp 10 miliar ke atas adalah orang yang sudah berusia 50 tahun ke atas, meskipun penghuninya bisa anaknya,” ujar Liliani.

Direktur PT Ciputra Development Tbk Harun Hajadi mengatakan, proyek rumah mewah grupnya di luar Jabodetabek, seperti di Medan, Makassar, dan Surabaya, sudah ada yang dipatok dengan harga di atas Rp 5 miliar. Selain mempertimbangkan daya beli di daerah-daerah itu, juga tergantung pada area pengembangan. Di Surabaya, misalnya, area pengembangannya luas sehingga variasi produk berbeda-beda.

Editor:
HARYO DAMARDONO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000