Bagi desainer Sebastian Gunawan dan istrinya, Cristina Panarese, peristiwa alam jadi salah satu sumber inspirasi. Kisah tentang rembulan pun menjelma jadi 50 pasang baju bersiluet feminin, anggun, modern.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·4 menit baca
Bagi desainer Sebastian Gunawan dan istrinya, Cristina Panarese, peristiwa alam jadi salah satu sumber inspirasi. Kisah tentang rembulan pun menjelma jadi 50 pasang baju bersiluet feminin, anggun, modern.
Koleksi baru SEBASTIANred, jenama baju siap pakai deluxe milik Sebastian dan Christina, dengan tajuk ”Ombra Lunare” yang dipamerkan pada Kamis (2/11/2023) di Jakarta sesungguhnya bukan lahir saat keduanya tengah memandangi rembulan. Justru pasangan itu memilih kain untuk koleksi baru yang secara tak sengaja menunjukkan warna-warni bayangan rembulan yang sedang purnama atau ketika bergeser perlahan hendak menghilang.
Seba, panggilan akrab Sebastian Gunawan, menjelaskan muasal penciptaan karya itu pada Kamis (30/11/2023) di Jakarta. ”Ombre Lunare” yang berarti bayang rembulan menjadi tema yang sesuai dengan pilihan warna-warni kain. Ada kuning, biru, hitam, abu-abu, hijau muda.
”Kebetulan saat memilih warna (kain), kok, sangat kontradiktif, ya. Kuning, biru, hitam, abu. Kok, kayak siratan bulan. Dari bunga-bunga hijau ke biru, kuning. Itu siratan seperti pada bulan purnama maupun sedang tak purnama,” ujar Seba.
Warna kain yang variatif mengingatkan Seba dan Christina akan ombre lunare, bayangan, siratan bulan. ”Kenapa pakai kuning, karena bulan purnama penuh dari jauh memberi warna kuning. Tapi, bulan juga ada siratan warna biru, kehijauan, atau abu ketika sinarnya hendak meredup,” kata Seba.
Dalam pemikiran keduanya, siratan warna rembulan sangat memengaruhi kehidupan manusia. Maka, ada ilmu astrologi yang mempelajari sifat seseorang sesuai bulan kelahirannya. ”Bawaan orang pada awal dan akhir bulan juga beda, kan, he-he-he,” canda Seba sembari tergelak.
Unsur warna yang menarik memunculkan ide pembuatan bermacam baju, seperti terusan yang lebar di bagian bawah, setelan atasan crop top (menggantung) dan rok mini, atau dengan rok panjang yang melebar di bagian bawah. Ada pula corset dress yang unik, rok bertingkat dengan atasan yang bagian lengannya melengkung bagai bulan sabit. Mode lainnya, cropped jacket dipadu celana palazzo (celana panjang berpipa lurus dan longgar).
Seba menyebut, umumnya untuk koleksinya, konsep desain dibuat berdua, tetapi kali ini istrinya punya porsi mendesain lebih banyak. Itu sebabnya, rasa femininnya lebih terasa, walau ciri khas busana Seba-Christine memang bersiluet feminin, tak terlalu androgini.
Generik
Belajar dari usia penggemarnya yang berkisar 18 tahun hingga 60-an tahun, baju didesain agar bisa dipakai remaja dan orang dewasa dengan cara padu padan. ”Ada yang bisa dikombinasi untuk anak muda, tengah baya, atau mereka yang lebih dewasa. Kami membuat segenerik mungkin yang mudah dikombinasikan,” tutur Seba.
Ia memberi contoh rok hitam transparan dari brokat. Biasanya penggemar brokat kebanyakan ibu-ibu. Tetapi, tak tertutup kemungkinan anak muda mau memakainya karena rok lurus dengan aksen bunga dari bordir berhias manik putih di beberapa tempat dan ujung rok bisa dikombinasikan dengan blus brokat transparan.
Para tamu yang lebih ”senior” bisa memesan rok tetap transparan karena ia akan menambahkan celana panjang di bawahnya atau rok transparan itu ditambah furing.
Seba dan Christine kembali membuat hipotesis tatkala membuat atasan, jaket crop top yang menggantung, memperlihatkan sebagian perut pemakainya. Potongan yang masih tren di kalangan anak muda itu ternyata juga menarik hati pembeli berusia matang.
”Tidak semua orang yang sudah berumur tak pede memakainya. Lagi pula, kami membuat blus, jaket yang mengatungnya tak terlalu tinggi,” kata Seba.
Crop top, menurut Seba, masih tetap ngetren, terutama untuk orang Asia yang kakinya tak begitu panjang, sehingga model seperti itu pantas mereka pakai untuk memberi kesan lebih tinggi karena tubuh bagian bawah tampak lebih panjang. Pada beberapa sesi koleksinya, ia menyediakan crop top dalam balutan mode ala baby doll, rok A line yang lurus, dan jaket.
Menyitir pernyataan Christina dalam siaran pers, rembulan itu bisa misterius, romantik, menarik, energik. Dari situ, muncul beberapa baju warna gradasi, ombre. Atasan hitam dengan lengan melengkung warna hitam dikombinasikan celana hitam bergradasi warna dari kehitaman menjadi abu muda. Tampak unik.
Setelan blus menggantung dan celana lebar abu-abu kombinasi bis hitam di dada dan pinggul dari bahan lurex yang berpendar pun mewarnai koleksi ini. Christina juga menciptakan busana bernuansa romantik energik, misalnya pada terusan mini warna dasar hitam, lengan panjang, dengan hiasan payet di lengan hingga dada serta pinggang bagian bawah. Payet-payet jahitan tangan tersebut rapi tertata, menambah apik gaun tersebut.
Pada beberapa koleksi, SEBASTIANred menyuguhkan corset dress dalam gaun warna hitam, biru, kuning, hijau muda. Korset menutup rapat bagian dada dengan rok mekar di bagian bawah. Seba dan istrinya memberi aksen berupa cut out (guntingan) berbentuk segi tiga di bagian tengah bra dekat perut.
Seba menyebut aksen tak hanya berupa penambahan payet, manik, kancing, dan bordir, tetapi juga cut out yang sedang tren. Hasilnya, gaun-gaun indah warna polos ataupun berhias bunga-bunga kecil dari payet menjadi lebih trendi dan anggun.