Desainer Sapto Djojokartiko melahirkan baju-baju berpotongan sederhana dari bahan ringan yang tetap saja menawan.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·4 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Peragaan busana Spring/Summer 2023/2024 karya desainer Sapto Djojokartiko di Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2023).
Desainer Sapto Djojokartiko menantang diri membuat baju berdesain minimalis. Ia meniadakan layer-layer indah sebagaimana pada karya-karya dia sebelumnya. Lalu, lahirlah baju-baju berpotongan sederhana dari bahan ringan yang tetap saja menawan.
Sebagai makhluk sosial, Sapto tak bisa lepas dari kejadian buruk di dunia mulai dari pandemi hingga dampak peperangan yang merobek rasa perikemanusiaan. Ia pun resah dan stres. Suara hatinya mulai mengetuk-ngetuk kalbu. ”Coba tenangkan diri dengan pekerjaanmu. Coba tarik ke garis minimal. Coba kamu lebih kalem, kembali ke akarmu saja,” tutur Sapto menceritakan suara yang kemudian menjadi inspirasi pembuatan koleksi Spring/Summer 2023/2024.
Lewat sambungan telepon, alumnus Esmod Jakarta yang sedang berada di luar negeri tersebut menambahkan, sebelum memutuskan membuat look berbeda dengan sebelumnya, ia sudah berpikir untuk menarik diri. Selama ini apa yang ia kerjakan cukup meriah, ramai, baru dan lebih berani keluar dari yang biasa dikerjakan.
Kini saatnya ia menarik ke garis minimalis, tetapi tetap ada benang merah dengan Sapto. ”Jadilah koleksi sekarang minimalis,” ujarnya, Rabu (15/11/2023).
Pada pergelaran tunggal yang diadakan Selasa (31/10/2023) di Area Taman Air Mancur, Plaza Senayan Jakarta, Sapto menampilkan 60 baju perempuan dan pria. Ada terusan, rok, blus, luaran pendek dan panjang, rok mini, celana panjang dan pendek, jaket hingga kaus. Sapto membuat koleksi baju untuk pria karena para perempuan pelanggannya kerap menanyakan baju untuk pasangannya yang mendorong Sapto membuat baju untuk pria sekonsep baju perempuan.
Minimalis ala Sapto terutama untuk baju perempuan adalah hampir semua berpotongan lurus dan sederhana, berkain tipis hingga tembus pandang dan ringan dipakai sehingga nyaman di badan. Untuk variasi ada gaun bermodel balon dengan aksen lebih panjang di bagian kanannya atau gaun balon perak. Guna melengkapi tampilan, rambut para model pun ditata lurus, tata riasnya alami. Karyanya itu terinspirasi dari model baju tahun 1990-an hingga awal 2000-an.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Peragaan busana Spring/Summer 2023/2024 karya desainer Sapto Djojokartiko di Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2023).
Sebagian gaun panjang dan midi berlengan you can see dengan tali spageti di bahu, sabrina dan basic. Mayoritas warna yang dipilih serba adem di mata seperti oyster—cangkang kerang dan truffle—warna jamur dengan warna perak, peach, abu, tetapi ia menambahkan warna biru tua dan muda sebagai variasi warna.
Desain baju berikut warna menjadi hasil manifestasi dari kebutuhan Sapto akan suasana lebih kalem, tenang sehingga pilihan bahan bajunya juga lebih light (ringan). Bahan bajunya dari organza, tule, beludru, kulit imitasi dan lurex yang memberi warna metalik pada baju. ”Kalau soal ringan, buat aku kalau pake baju mesti yang (bahannya) seringan mungkin,” jelas Sapto.
Teknik dan strategi
Meminimalisasi model baju ternyata tak mudah sehingga memberi tantangan lain bagi desainer asal Solo itu. Bagaimanapun ia harus menjaga desain bajunya tetap indah, estetik, dan ”rasa” Saptonya kuat. ”Tidak semudah tinggal ngilangin layer-layer atau aksen lain,” kata Sapto. Ia butuh waktu lebih lama, hingga lebih dari dua bulan dari waktu biasa untuk menyiapkannya.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Peragaan busana Spring/Summer 2023/2024karya desainer Sapto Djojokartiko di Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2023).
Biasanya, rancangan baju-baju Sapto dengan layer, pita besar, lengan berumbai dan lainnya justru hanya butuh waktu 3-4 bulan untuk menyiapkannya. Cara ”menghidupkan” baju berpotongan minimalis itu ia lakukan dengan membuat model baju bertumpuk, atau menambahkan ornamen khas Sapto misalnya bordir motif penara dan motif lain. Ia juga membuat motif rimpang seperti jahe, kunyit yang menambah indah tampilan atasan, terusan, luaran.
Pola-pola geometris pun ia terapkan pada beberapa baju, selain tambahan jubah tipis misalnya pada terusan mini. Pada setelan celana panjang abu, Sapto cukup menambahkan kemben metalik, ditutup luaran pendek warna keemasan. Sederhana tetapi tetap bergaya.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Peragaan busana Spring/Summer 2023/2024karya desainer Sapto Djojokartiko di Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2023). Tampilan memukau dari palet, tekstur, dan pengerjaan khas Sapto ditampilkan.
Untuk baju biru, atasannya beludru berpotongan asimetris dengan tambahan seperti selendang panjang di sisi kiri. Di bagian bawah, rok plisket panjang tipis warna abu berlapis kain plisket biru muda yang menjuntai hingga lantai. Ketika model berjalan di landas peraga, pergerakan si plisket biru muda menambah anggun pemakainya.
Selain soal baju, Sapto juga memikirkan tampilan utuh pergelaran busana tema minimalisnya. Pemilihan model misalnya. Kali ini ia justru butuh model bertinggi sedang, sekitar 160 sentimeter tetapi punya rahang kuat. Ia terinspirasi penampilan model Kate Moss yang tenar tahun 1990-an. Tinggi Kate Moss tak sampai 160 cm, tetapi rahangnya kuat dan menawan di atas landas peraga.
Belajar dari Sapto, pemilik tubuh mungil pun bisa tampil menawan jika memilih model baju, aksesori, tata rias dan tata rambut yang sesuai untuk tubuhnya.