Bolak-balik Berburu Paket Tur
Pemburu paket wisata rela berlelah-lelah untuk menilik beragam tur dengan tarif yang dianggap terbaik. Hadir beberapa hari pun dijabani.
Pemburu paket wisata mulai ekonomis hingga luks di Kompas Travel Fair tak sungkan mondar-mandir mengunjungi aneka stan. Mereka rela berlelah-lelah untuk menilik beragam tur dengan tarif yang dianggap terbaik. Hadir beberapa hari pun dijabani demi anak, handai taulan, dan pasangan tercinta.
Eko Nugrianto (54) terlihat serius menyimak penjelasan petugas One Two Trip. Berkas-berkas tur silih berganti disorongkan pegawai biro perjalanan itu yang melayani dengan ramah dan cekatan. Lumayan alot juga tampaknya ia menimbang-nimbang sejumlah paket wisata.
Hampir pukul 22.00, pameran menjelang tutup, dan karyawan-karyawan biro perjalanan lain sudah melepas lelah. Mereka mengobrol, mengakses ponsel, bahkan berkemas-kemas. Beberapa stan malah sudah ditinggalkan staf beberapa puluh menit sebelumnya. Eko masih berkutat dengan beberapa rekomendasi.
Lebih dari satu jam terbenam dalam tawaran-tawaran kompetitif, barulah ia beranjak. Tak berarti pilihan dengan enteng dijatuhkan, Eko masih saja menimang-nimang berlibur ke Turki, Eropa, atau Jepang. “Belum booking (pesan) soalnya mau putuskan tur terbaik,” ujarnya di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, Jumat (1/9/2023).
Memilah-milah trip, mengatur jadwal dengan liburan sekolah, sampai menelisik tarif paling menarik mesti dituntaskan malam itu lantaran minat yang tak sama antara Eko, istri, dan ketiga anaknya. “Keinginan kami, ya, tiga itu. Sudah lama kami rencanakan dengan serius. Makanya, enggak tanya tujuan lain. Nanti, kami rembukan,” katanya.
Tak tanggung-tanggung, Eko sampai hilir mudik menghampiri tak hanya satu, tetapi empat biro perjalanan sekaligus demi mengubek-ubek opsi paling ciamik selama hampir empat jam. Ia lantas menyebutkan kantor-kantor ternama yang disinggahinya. Kalaupun itu belum cukup selektif, warga Menteng, Jakarta, itu tak segan balik lagi ke Kompas Travel Fair (KTF), keesokan harinya.
“Biar tahu biro yang bisa kasih experience (pengalaman) paling bagus. Biayanya, seperti ke Eropa, tadi ada yang lebih Rp 40 juta per orang. Ada yang Rp 30 juta,” ucapnya. Ia menyambut KTF dengan antusias yang membuka kesempatan membandingkan beragam layanan.
Sudah ludes
Baru hari pertama KTF saja, pegawai BPJS Ketenagakerjaan itu sudah mendapati program yang cocok dengan jadwal anak-anaknya, tetapi sudah ludes. Tetap saja, bertandang ke pameran lebih praktis. “Banyak promosinya. Kalau ke kantor-kantor buat cari informasi lebih lama. Tiap harga, ada fasilitas. Semakin bagus, tentu biayanya lebih besar,” katanya.
Khairul Anwar (35) juga menclok setidaknya di dua stan. Ia bersama tunangannya, Tia Cipto (34), sudah sekitar 1,5 jam wira-wiri mengincar paket untuk berbulan madu ke Finlandia. Buat keromantisan seistimewa itu, mereka rela merogoh kocek dengan limit Rp 100 juta per orang.
Khairul sudah mengutak-atik paket, tetapi belum sreg juga dengan harga yang bisa mencapai Rp 120 juta, bahkan Rp 150 juta per wisatawan selama sepekan. Di KTF yang berlangsung hingga 3 September 2023, ia menemukan kejutan. “Dapat Rp 66 juta per orang untuk 11 hari, termasuk tiket pesawat,” ujarnya dengan berseri-seri sambil menunjukkan lembar itinerari.
Khairul langsung tancap gas ke KTF begitu jam kantor usai. Pegawai perusahaan rokok tersebut tiba sekitar pukul 20.00. Trip idaman memang sudah di depan mata, namun ia tak kontan melunasinya. Siapa tahu, besok atau lusa, warga Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, itu diiming-imingi diskon.
“Baru cari info. Biasanya, hari terakhir, kan, banting harga. Mungkin datang dan tanya-tanya lagi, sore atau malam, pas mau tutup,” ucap Tia seraya tersenyum. Mereka ngebet ke Finlandia untuk menyaksikan keindahan aurora borealis yang terpampang di media sosial (medsos).
Paket bermalam di iglo dengan kaca untuk mengamati keelokan warna-warni di angkasa tersebut semakin menyihir Khairul. “Jadi beda honeymoon nanti. Kami sudah beberapa kali ke Eropa, tapi jadi backpacker (pelancong dengan biaya perjalanan yang hemat),” katanya.
Baca juga: 40 jam di kota Da Nang Vietnam
Tia mengungkapkan kemungkinan berangkat pada Desember 2023. Warga Bintaro, Tangerang Selatan, itu mengaku kaget disodori paket ke Finlandia karena dibandingkan berwisata selaku backpacker, tarifnya masih lebih murah. “Malah lebih hemat ikut tur. Bujetnya tetap lumayan besar jadi harus nabung,” ucap pegawai bank tersebut.
Senada dengan Ghina Aliya (39), ia juga belum menetapkan pilihannya. Kreator konten itu mondar-mandir dulu untuk menentukan trip impiannya. “Lagi pengin menjelajah Indonesia. Banyak hidden gem (keindahan tersembunyi). Sekarang dipetakan dulu stan-stannya. Besok, datang lagi,” ucapnya.
Ia pun mesti merencanakan matang-matang pelesiran bersama suami dan tiga anaknya. Ghina yang baru pertama kali datang ke KTF itu melirik Lampung untuk disambangi. “Kalianda punya resor yang keren. Desa wisata di Sukabumi (Jawa Barat) juga bagus,” katanya.
Sambil menyelam minum air, Ghina berlibur untuk mengunggah video tentang wisata keluarga yang menitikberatkan edukasi. “Aku berwisata setahun minimal dua kali. Biasanya pertengahan sama akhir tahun. Kalau liburan, biasanya bertujuh soalnya adik ipar dan ibuku juga ikut,” ucapnya.
Anggaran piknik Ghina bervariasi, tetapi berkisar Rp 5 juta hingga Rp 10 juta selama tiga hari. Istri dari pegawai Badan Pengelola Keuangan Haji itu sedianya bertandang ke luar negeri bersama keluarganya pada tahun 2019. Tak dinyana, pandemi sudah merebak di sejumlah negara.
Mesti "gercep"
Anita Gouw, Vice President Operation PT Bayu Buana Travel, mengungkapkan, pada setiap gelaran seperti KTF kali ini, pihaknya sudah menyediakan paket perjalanan ke Turki, Eropa Barat, Jepang dan Korea Selatan, untuk melayani antusiasme pemburu paket dengan diskon besar. Harga ke banyak negara bisa ditekan berkat kerja sama dengan banyak pihak misalnya bank dan penerbit kartu kredit.
Anita memberi contoh harga paket di musim dingin ke Jepang selama lima malam tujuh hari semula dijual Rp 33,9 juta, setelah mendapat diskon tinggal Rp 28,9 juta untuk pemberangkatan mulai pertengahan Desember 2023. “Calon pembeli yang datang ke stan kami pasti mencari potongan harga seperti itu dan cepat habis,” ujarnya.
Bayu Buana biasanya menyediakan 100-300 paket tur di setiap tujuan wisata. Anita memberi saran bagi mereka yang hendak berburu tiket dan paket murah sudah mempunyai rencana matang hendak pergi ke mana, berapa lama, dan kapan.
Perencanaan matang akan memudahkan mencari dan merebut kesempatan mendapat harga terbaik sebab orang lain juga mencari hal sama. Itu sebabnya kita mesti gercep alias gerak cepat agar kebagian promo yang menggiurkan.
“Jangan lupa, ya. Yang dicari tiket atau paket tur di travel fair itu untuk enam bulan atau setahun ke depan. Kalau untuk satu sampai dua bulan, ya, semua harga sudah mahal,” tambahnya.
Anita mengatakan, tujuan wisata di Asia dan Eropa paling sering menjadi pilihan wisata warga Indonesia. Tiga besar kawasan atau negara tujuan itu, yakni Turki, Eropa Barat, serta Jepang dan Korea Selatan.
Faktor ramah muslim menjadi penyebab utama mengapa banyak orang Indonesia memilih berwisata ke Turki. “Selain itu harga paketnya relatif murah dan sudah merasakan berada di benua Eropa karena Turki berada di Eropa,” jelasnya.
Menurut Anita, minat warga Indonesia ke Turki tak pernah surut walau di masa pandemi. Biaya berwisata ke sana, waktu itu, berada di kisaran Rp 17 juta-18 juta selama 10 hari. Jika bepergian ke sana hari-hari ini, harga paket termurah ke Turki di kisaran Rp 22,5 juta.
Vice President Marketing & Communications Dwidayatour Yohannes Heraldo menyampaikan para calon pelancong memperlihatkan tren ketertarikan pada produk tur dan cruise terutama untuk destinasi Jepang, Korea, Hong Kong, Australia, Skandinavia, dan wisata domestik seperti Labuan Bajo. Tren ini mengacu pada transaksi yang terjadi di cabang-cabang milik Dwidayatour sepanjang tahun ini.
Baca juga: Ribuan langkah menyusuri Cannes dan Monte Carlo
“Kini paket wisata yang sangat digemari para tamu kami adalah paket wisata 10 hari ke Jepang yang tamu bisa ikuti hanya dengan Rp 23 juta-an dan paket tur ke Korea selama 8 hari hanya dengan Rp 15 jutaan,” tutur Yohannes.
Fenomena orang berduyun-duyun datang ke berbagai pameran wisata, termasuk KTF, dalam beberapa bulan terakhir ini menunjukkan bahwa tren perjalanan wisata "balas dendam" (revenge tourism) seiring meredanya pandemi Covid-19, masih berlanjut.
Masyarakat yang sedang "balas dendam" ini bertemu dengan industri pariwisata yang juga sedang "balas dendam" memulihkan bisnisnya. Klop-lah!