Jika kompetisi antarplatform dapat selesai atau setidaknya berkurang, muncul kompetisi baru: antarprotokol.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·4 menit baca
Ada alun-alun digital baru, Threads, namanya. Threads, yang dibangun oleh Meta pimpinan Mark Zuckerberg muncul di tengah riuhnya Twitter pasca diakuisisi oleh biliuner Elon Musk. Selain moderasi konten yang diklaim akan lebih baik dari Twitter, salah satu fitur kunci yang dijanjikan oleh Threads adalah interkonektivitas dengan media sosial berbasis teks lainnya, Mastodon misalnya.
Meta menyebut, Threads akan kelak tersambung dengan protokol “fediverse” atau federated universe. Protokol yang bernama ActivityPub ini memberikan konsep desentralisasi pada ranah media sosial. Kelak, setiap akun pada platform yang berbeda-beda akan bisa langsung saling berkomunikasi.
Saat ini, dalam keterangan resmi Meta, platform lain yang sudah mendukung ActivityPub adalah Mastodon dan Wordpress. Platform Tumblr pun telah mengumumkan rencana untuk tergabung pada protokol ini.
“Ini memungkinkan koneksi yang saat ini belum pernah terjadi sebelumnya pada banyak platform media sosial saat ini,” tulis keterangan resmi Meta yang dipublikasikan Rabu (5/7/2023) waktu Amerika Serikat. Saat ini memang Threads belum memungkinkan interkoneksi ini terjadi. Namun, sejumlah karakteristik pada user interface atau tampilan antarmuka Threads sudah menunjukkan arah konkret ke sana.
Jika ingin melihat platform media sosial terdesentralisasi saat ini, sebetulnya bisa melihat Mastodon. Ketika ingin bergabung ke platform ini, calon pengguna juga harus memilih server apa yang ingin dituju. Setiap server memiliki aturan dan segmennya tersendiri; meski banyak juga yang tergolong umum.
Karena pengguna setiap server yang berbeda juga bisa saling berkomunikasi, nama akun setiap pengguna terdiri dari nama yang menjadi identifikasi di server tersebut, sekaligus nama server di mana pengguna itu terdaftar. Ada dua simbol at atau @ di setiap username. Misal, @nama@server.com. Analogi sederhana yang mungkin mirip, bisa jadi adalah alamat surat elektronik atau e-mail. Prinsipnya mirip, nama pengguna, lalu diikuti nama layanan surel tersebut; nama@server.com.
Di Threads, jika Anda perhatikan di laman profil Anda, akan terlihat teks yang akan mengidentifikasi server Anda untuk Threads, yakni threads.net. Bisa diprediksi, jika Threads sudah terkoneksi dengan platform lain, keterangan tersebut akan menyesuaikan dari server atau platform mana user tersebut.
Sekian lama, platform media sosial selalu berkompetisi mendapatkan pengguna terbanyak. Namun dengan konsep desentralisasi, dinamika persaingan ini mungkin akan berubah ke suatu bentuk yang masih misterius. Namun, jika kompetisi antarplatform dapat selesai atau setidaknya berkurang, muncul kompetisi baru: antarprotokol.
ActivityPub bukanlah satu-satunya fediverse atau protokol media sosial terdesentralisasi. Jack Dorsey, saat itu masih menjadi CEO Twitter, mengumumkan Bluesky, inisiatif pengembangan protokol media sosial terdistribusi. Bluesky juga membuat platform media sosial pertama (dan masih satu-satunya) yakni Bluesky Social yang menggunakan protokol bernama Authenticated Transfer Protocol atau AT Protocol tersebut.
Keberadaan Threads ini juga tampaknya sudah membuat gelisah tak hanya Elon Musk, sebagai pemilik Twitter saat ini, tetapi juga Dorsey. Ia mengunggah gambar tangkapan laman Apple App Store yang menjelaskan data apa saja yang akan diambil oleh Thread. “Seluruh Threads mu adalah milikku,” tulis Dorsey menyindir Threads dan Meta.
Elon Musk pun tidak tinggal diam. Terhadap cuitan Dorsey tersebut, ia membalas pendek, “Yeah.” Sikap mereka bisa dipahami. Twitter banyak ditinggalkan pemasang iklan sejak Elon Musk menguasai platform tersebut. Di sisi lain, Bluesky hasil inisiatif Dorsey belum dirilis luas. Terakhir, untuk mendaftar Bluesky, pengguna harus mendapatkan kode undangan khusus.
Saat ini memang Threads-lah yang berpotensi menggeser dominasi Twitter pada segmen patform media sosial berbasis teks. Dengan mengintegrasikan akun Instagram, Threads memanen jumlah pengguna secara masif. CEO Meta Mark Zuckerberg, menyebut dalam 4 jam, pengguna Threads mencapai 5 juta.
Analis Utama Insider Intelligence Jasmine Enberg menyebut, Threads memiliki kemampuan untuk menandingin jumlah pengguna Twitter. Meta tidak perlu merebut pengguna Twitter, cukup dengan membujuk seperempat pengguna Instagram saja, jumlah pengguna Threads dapat menandingi Twitter. Tanpa diduga, pasar media sosial yang tampaknya sudah jenuh ternyata bisa bergejolak kembali. Kini, mari kita tunggu bagaimana masa depan media sosial yang terdesentralisasi ini berkembang dan mengambil bentuk. (REUTERS/AP)