Ramai-ramai nonton konser untuk mencarai bahagia sekaligus suntikan semangat hidup dan tauladan.
Oleh
MOHAMMAD HILMI FAIQ
·5 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO
Para NCTzen yang sebagian besar adalah remaja putri dalam konser NCT 127 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (4/11/2022) malam.
Konser menjadi ajang ekspresi diri sekaligus tempat internalisasi nilai-nilai bagi penggemar. Tatkala pendemi Covid-19 mereda, konser tumbuh bak kecambah di pabrik taoge. Waktunya berburu konser sambil meneladani idola.
Indonesia menjadi salah satu negara yang dipilih oleh sejumlah penyanyi luar negeri untuk mengadakan konserEuforia konser kini semakin terasa mengingat sejak 2022 lalu sudah banyak penyanyi dari dalam dan luar negeri yang mengadakan konser di Indonesia. di Indonesia, selalu ada konser tiap bulan sampai akhir tahun 2023.
Momen ini bukan hanya sebagai wadah bertemu dengan idola atau menikmati lagu yang dimainkan. Bagi sebagian orang konser memiliki arti mendalam dan memberi dampak positif bagi mereka. Hal ini dirasakan oleh Laura (22), mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya, BSD, penyuka konser.
Mahasiswa yang kerap dipanggil Lala itu menyebut nuansa konser yang seru membuatnya merasa gembira setiap kali menghadiri pertunjukan musik tersebut. “Konser itu salah satu cara guehave fun dan gue emang suka aja sama nuansa konser. Mungkin karena itu, akhirnya udah jadi hobi gue jadinya nonton konser terus,” ucap Lala, Kamis (25/5/2023).
Lala sudah menonton satu konser Blackpink dan telah membeli beberapa tiket konser lainnya yang akan diadakan di Indonesia seperti Bruno Major, NIKI, dan Coldplay. “Memang kebetulan banget apalagi tahun 2022-2023 ini lagi gencar banget konser dan kebetulan yang gue suka lagi datang semua, jadi ya sudah gue nonton,” cerita Lala.
Konser tak semata-mata dijadikan Lala sebagai wadah untuk bersenang-senang. Lala mengaku ada pelajaran positif yang didapatkan dari konser contohnya cara menabung. Konser memotivasi dia untuk semakin produktif bekerja agar menghasilkan lebih banyak uang. Uang konser yang dikeluarkan pada tahun ini sudah dia siapkan sejak 2022 dengan bekerja keras. “Konsernya berderet kayak tahun ini gue rencana mau nonton 3 konser,” ujarnya.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Para NCTzen yang sebagian besar adalah remaja putri duduk lesehan sambil menunggu konser NCT 127 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (4/11/2022) malam.
Perubahan positif
Ketika seorang mengagumi atau mengidolakan seseorang, rasa kagum tersebut sering kali mendorongnya menjadikan idola mereka sebagai panutan yang dapat diandalkan sehingga mereka pun mulai meniru kebiasaan-kebiasaan mereka. Perjuangan sang artis untuk berada di titik sekarang seringkali pula menginspirasi banyak anak muda untuk ingin melakukan hal yang sama dengan sang idola. Inspirasi ini pun kemudian membawa berbagai dampak positif bagi anak muda.
Glenn Julianno Tandra atau Glenn (21), mahasiswa semester akhir Universitas Kristen Petra Surabaya merasa bahwa banyak sekali perubahan positif yang ia alami sejak tergabung dalam fandom Twice, girl group asal Korea Selatan. Dia bisa lebih bahagia dan membangkitkan semangat hidup saat mendengarkan lagu mereka.
Hal senada diungkapkan Patricia Armani (21), akrab dipanggil Tisha. Dia merupakan mahasiswa Universitas Indonesia yang tergabung dalam fandom "Army", sebutan bagi fans boyband BTS asal Korea Selatan sekaligus "CARAT", sebutan fans dari boyband Seventeen asal Korea Selatan pula. Dia mencari makna dari lirik lagu yang dia suka lalu menyerap nilai didalamnya dan mempraktikannya dalam kehidupan. “Dari lirik-lirik itu aku berasa diyakinin kalau 'oh ternyata nggak papa ya kita merasa gagal yang penting kita tetap harus berusaha'. Lagu-lagu ini juga membantu aku melihat diriku jadi lebih positif. Aku jadi lebih sayang ke diri aku sendiri dan lebih percaya diri,” ujarnya.
Saat lagi dalam tekanan atau kesepian, Tisha menonton konten atau lagu idolanya. Lalu semangat lagi menjalani hidup. Selain itu dia jadi punya hobi baru yaitu desain, padahal dulu tidak suka seni. Tapi setelah jadi fans dia lebih termotivasi karena teman-temannya juga jago membuat desain “Jadi terpacu untuk belajar dan akhirnya aku bisa sampai jualan desain-desain gantungan kunci. Intinya, aku jadi punya motivasi positif untuk ngejalanin hidup sehari-hari,” tukas Tisha.
AURELIA G TAMIRIN
Konser girls band asal Korea Selatan, Red Velvet, di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (20/5/2023) siang.
Demi idola
Anak-anak muda yang tergabung dalam fandom artis tertentu sangat loyal untuk menyisihkan waktu dan uang jajan untuk membeli merchandise maupun menonton konser hingga ke luar negeri. Glenn misalnya, selama mengidolakan Twice, ia kerap mengeluarkan uang untuk membeli album-album maupun merchandise Twice. Ia pun juga beberapa kali mengeluarkan uang untuk membeli tiket konser girl group lain yang ia sukai, yakni Blackpink dan Red Velvet.
Sementara itu, selama menjadi fans Seventeen, Tisha turut menghadiri konser mereka di Indonesia dan selalu mendengarkan lagu-lagu dan menonton acara mereka. "Aku selalu dengerin lagu mereka setiap kerja, nugas, atau nggak ngapa-ngapain pun juga dengerin lagu mereka. Selain itu, mereka juga punya variety show namanya "Going Seventeen" dan konten mereka di YouTube ini sangat-sangat menghibur! Aku juga beli album, nonton konser mereka dua kali di tahun 2022, dan aku juga suka karaoke lagu-lagu Seventeen karena aku sesuka itu sama lagu-lagu mereka!"
Yang dilakukan para fans terhadap penggemarnya tersebut bisa masuk dalam kategori parasocial relationship, yakni hubungan yang seolah-olah dua arah antara penggemar dan idolanya, tetapi sebenarnya hanya searah. Dampak negatifnya bisa mengarah pada pemujaan buta. Akan tetapi juga menyimpan efek positif antara lain penggemar bisa mempunyai tujuan hidup lebih baik biar bisa seperti pujaannya. Dengan kata lain, meningkatkan self esteem atau cara pandang terjadap diri. Mereka juga bisa lebih percaya diri berkat motivasi dari idolanya entah saat bertemu atau lewat karya mereka. Ini tampaknya yang dialami Tisha, Glenn, dan Lala.
Kolaborasi dengan Peserta Intern Kompas:
- Aurelia Tamirin, Mahasiswa Jurusan Kriminologi Universitas Indonesia
- Alethea Pricila Sianturi, Mahasiswa Program Studi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara