Pengembang Jorjoran Memikat Milenial
Ceruk pasar hunian untuk anak muda kian melebar karena minat kaum milenial mencari rumah makin tinggi. Melihat peluang besar itu, para pengembang jorjoran untuk memikat mereka.

Pasangan muda mencari informasi penjualan rumah dalam pameran Indonesia Properti Expo 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (13/2/2023).
Ceruk pasar hunian untuk anak muda kian melebar karena minat kaum milenial mencari rumah juga tinggi. Melihat peluang besar itu, para pengembang jorjoran untuk memikat mereka.
Sekarang ini rumah tapak dengan bermacam model dan fasilitas banyak tersedia. Persediaan apartemen pun demikian. Kamar-kamar di apartemen mulai dari ukuran studio sampai berkamar dua di lokasi strategis mudah dicari. Tapi, bagaimana membuat calon konsumen mau melirik lalu membelinya?
Pengembang seperti PT Metropolitan Land Tbk (Metland) sejak lama punya jurus pemikat, yakni menawarkan fasilitas berupa akses ke moda transportasi umum yang murah tetapi cepat, seperti kereta komuter atau KRL. Maka, Metland membangun sendiri stasiun KRL di atas lahan perumahan mereka yang luasnya 320 hektar di Metland Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Stasiun yang dibangun tahun 2018 di atas lahan 2.000 meter persegi tersebut dilengkapi tempat parkir sepeda motor dan mobil. Jika ingin naik ojek daring, para pengemudi selalu bersiap di sekitar stasiun.

Stasiun KRL Metland Telaga Murni pada Jumat (24/3/2023). Stasiun itu dibangun pengembang Metland Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Keberadaan stasiun dalam perumahan menjadi daya tarik bagi pembeli rumah di sana karena memudahkan warga mengakses sarana transportasi umum.
Fasilitas stasiun bernama Stasiun KRL Metland Telaga Murni itu juga lebih lengkap daripada stasiun lain. Di dua sisi jalan turun dan naik dari luar ke peron atau sebaliknya dilengkapi dengan eskalator. Fasilitas itu mempercepat langkah calon penumpang untuk naik dan turun stasiun. Di stasiun lain, eskalator hanya tersedia di satu sisi.
Tak hanya itu, warga yang membeli rumah di Metland Cibitung juga mendapat jalan lingkungan dengan lebar sekitar 6,5 meter sehingga mobil bisa berpapasan dengan aman. Sebagian rumah juga sudah memiliki fasilitas air bersih sehingga tak perlu membuat sumur lagi.
Direktur PT Metland Wahyu Sulistio menyatakan, pihaknya sejak awal sudah memikirkan kemudahan akses ke transportasi umum dan jalan tol bagi konsumen. Dengan fasilitas tersebut, penghuni yang bekerja di Cikarang atau Jakarta bisa menggunakan KRL dengan tarif murah, Rp 5.000 sekali jalan. Jarak sekitar 40 kilometer bisa ditempuh dalam tempo sekitar 50 menit.

Roni Iswan (berkaus abu-abu), pemilik rumah di kluster Lisse Metland Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (24/3/2023). Ia memilih rumah tapak sebagai hunian daripada apartemen.
Selain jalan lingkungan yang lebar, Metland Cibitung membuat fasilitas pengolahan sampah plastik yang kelak akan dikembangkan untuk rencana lebih besar.
”Sejak 2011 kami sudah membuat lebih dari 10 kluster, dengan jumlah rumah 200 unit per kluster. Total unit rumah yang sudah kami jual 4.750 unit,” ujar Sulistio pada Kamis (23/3/2023). Ia menyebut rumah dengan luas lahan 60 atau 70 meter persegi dan luas bangunan 30-36 meter persegi cepat terjual, selain rumah lebih besar.
Ke depan, pihaknya masih akan mengembangkan rumah tapak di Cibitung, lalu Cikarang dan tempat lain, sebab ia yakin konsumen terutama usia milenial masih tetap memilih membeli rumah tapak daripada apartemen.

Roni Iswan (29), pemilik rumah di kluster Lisse Metland Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (24/3/2023), berada di dapur rumahnya. Ia memilih rumah tapak sebagai hunian daripada apartemen.
Rasanya lega
Fasilitas dan mutu bangunan di Metland Cibitung itulah yang memikat hati Roni Iswan (29), karyawan perusahaan penyewaan alat angkut berat di Jakarta. Akhirnya hatinya lega bisa punya rumah sendiri. Kini ia tak harus ”membuang” uang untuk kontrak rumah, walau ia masih harus mengangsur Rp 3,77 juta per bulan selama sekitar 13 tahun lagi.
”Rasanya lega bisa tinggal di rumah sendiri. Apalagi langit-langit rumah ini tinggi sehingga sirkulasi udara lebih baik, dalam rumah juga lebih terang. Istri pun senang karena punya dapur yang nyaman,” tutur Roni yang ditemui di rumahnya di kluster Lisse Metland Cibitung, Bekasi, pada Jumat (24/3/2023).
Baca juga : Lebaran Masih Lama, Keriuhan Belanja Sudah Bergema
Ia membeli rumah dengan luas bangunan 34 meter persegi di atas tanah 60 meter persegi seharga Rp 635 juta. Rumah terdiri dari dua kamar tidur, dapur, kamar mandi, ruang tamu, carport dengan kanopi di atasnya, dan taman kecil di depan rumah.
Sebelum menghuni rumahnya sejak dua bulan lalu, Roni lebih dulu menutup atap dapur yang awalnya terbuka, lalu menambahkan lemari dapur dan kompor gas tanam untuk membuat dapur terasa nyaman. ”Bagian dapur saya bagusin biar istri senang masak. Dulu di rumah kontrakan, dapurnya kurang bagus, dia mengeluh. Sekarang dia senang, jadi rajin memasak,” kata Roni sambil tertawa.

Suasana proyek pembangunan perumahan di kawasan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (23/3/2023). Proyek perumahan marak di kawasan Cisauk karena akses yang mudah ke transportasi massal dan gerbang jalan tol serta kota mandiri BSD.
Walau di dekat kantornya, yang tak jauh dari kawasan industri Cikarang, ada beberapa apartemen, Roni memilih membeli rumah tapak. Ia beralasan usia pakai rumah tapak jauh lebih lama dan jelas daripada apartemen. Jika ingin mengutak-atik apartemen, penghuni harus berkoordinasi dengan penghuni lain. Lelaki asal Cilacap, Jawa Tengah, itu menyebut alasan pokok itulah yang membuat ia memilih membeli rumah tapak.
Alasan berikutnya, kondisi lingkungan baik. Adapun untuk akses transportasi ada stasiun kereta komuter di dalam perumahan serta tak jauh dari tol baru yang menghubungkan Cibitung ke Tangerang dan ke tol Cikampek. Jauh sebelum membeli rumah tersebut, ia sudah survei ke banyak perumahan di Bekasi.
Baca juga : Selamat Datang Rezeki Ramadhan
Pemasaran digital
Pengembang lain, Podomoro, yang membangun Kota Podomoro Tenjo, juga punya kiat memasarkan produk huniannya melalui Tiktok dan Instagram. Chief Marketing Officer Kota Podomoro Tenjo Zaldy Wihardja mengatakan, setiap generasi punya peluang, kebutuhan, dan pola pendekatan pemasaran yang berbeda. Generasi milenial, misalnya, tidak pernah lepas dari telepon seluler. ”Kami meresponsnya dengan rajin update Instagram, Tiktok. Sementara untuk generasi 40-50 tahun kami memasarkan menggunakan Facebook,” katanya dihubungi di Jakarta, Jumat (24/3/2023).
Untuk memasarkan produknya yang diluncurkan pada 17 Agustus 2020, pengembang itu melakukan pemasaran dan proses transaksi secara digital. Calon penghuni yang tertarik membeli rumah tidak perlu datang ke lokasi. Mereka tinggal melihat hunian melalui video virtual serta melakukan proses pemesanan (booking) dan transaksi pembayaran tanpa tatap muka.

Hindra, karyawan swasta, berada di apartemen tempat tinggalnya di Jakarta Barat, Sabtu (25/3/2023). Apartemen tersebut ia beli lima tahun lalu secara kredit. Sebagian kaum urban yang beraktivitas dan bekerja di Jakarta lebih memilih membeli apartemen dibandingkan rumah tapak karena harganya masih terjangkau.
Zaldy menjelaskan, pemasaran dan penjualan secara digital cukup efektif menggaet pembeli. Dalam 2,5 tahun, sudah terjual 4.850 dari 12.000 unit. ”Menurut saya, penjualannya jauh lebih cepat daripada (memasarkan secara) manual,” ujar Zaldy yang juga mengadakan pameran untuk menggaet pembeli.
Kota Podomoro Tenjo yang merupakan kota mandiri dan kota satelit di Kota Serpong Baru dengan luas 650 hektar itu punya pola pembangunan tata kota yang terintegrasi dengan sistem transportasi sehingga menciptakan kota yang efisien.
Baca juga : Lindungi Konsumen Properti
Area komersial, misalnya, dibangun menyatu dengan pasar modern, kafe, dan restoran. Fasilitas itu juga dilengkapi parkir mobil, motor, dan sepeda. Selain itu, Podomoro Tenjo dibangun terkoneksi dengan Stasiun Tiga Raksa. Akses angkutan umum yang relatif murah ini menjadi keunggulan untuk generasi muda.
Kota Podomoro Tenjo menyediakan hunian dengan berbagai tipe dan ukuran. Untuk tipe deluxe, ukuran hunian mulai dari 36/60 (6 meter x 10 meter) hingga 42/105 (7 meter x 15 meter). Harganya mulai dari Rp 200 juta–Rp 400 juta. Ada pula tipe premium seharga Rp 550 juta–Rp 850 juta.

Foto aerial kawasan perumahan baru yang tengah dibangun di Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (23/3/2023). Pembelian properti residensial masih didominasi untuk kebutuhan rumah tinggal atau end user.
Apartemen
Tak mau kalah dengan pengembang rumah tapak, pengembang LRT City, PT Adhi Commuter Properti Tbk, yang membangun apartemen di sekitar stasiun LRT Tebet dan lima lokasi lain di Ciracas, Sentul, Bekasi, dan Cibubur, yakin bisa menggaet pembeli milenial. Buktinya, menurut Bayu Purwana, Corporate Secretary PT Adhi Commuter Properti, pembeli unit apartemen dari usia milenial sepanjang 2022 lalu mencapai lebih dari 50 persen. Mereka meminati harga apartemen antara Rp 400 juta-Rp 580 juta dengan tipe studio.
Iming-iming berupa kemudahan akses ke moda transpotasi massal, seperti LRT dan bus Transjakarta, menjadi hal utama. Selain itu, pihaknya memastikan fasilitas yang ada di kawasan mendukung untuk memenuhi kebutuhan millenial dengan gaya hidup modern, seperti fasilitas co-working space, area komersial, sarana olahraga, dan tempat rekreasi.

Salah satu hunian vertikal di Jakarta, Jumat (24/3/2023). Hunian vertikal seperti apartemen menjadi pilihan tempat tinggal bagi kaum urban yang bekerja di Jakarta meski tidak semua apartemen ditawarkan dengan harga terjangkau.
Rumah tapak
Dinamika pasar hunian di atas ternyata sesuai dengan hasil survei yang dilakukan Rumah.com Consumer Sentiment Study bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura, pada 2023. Survei Rumah.com yang merupakan portal properti yang dikunjungi 6,4 miliar orang dalam tempo tiga bulan (Januari-Maret 2023) itu menyebutkan, kaum milenial ingin mandiri dengan cara membeli rumah sendiri.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menyebut, dari survei tersebut diketahui, 67 persen responden memilih rumah tapak dibandingkan rumah susun atau apartemen. Alasan utama mereka, rumah tapak memberi perasaan punya ruang lebih besar. Alasan lain, mereka tidak suka tinggal di ketinggian dan status kepemilikan rumah susun tidak memberi rasa aman.
Baca juga : Desain Interior, Merekam Perubahan Sosial
Adapun kriteria utama dalam memilih lokasi rumah ada pada fasilitas dan akses angkutan umum. Artinya, kemudahan akses dan ketersediaan angkutan umum massal menjadi hal paling penting bagi mereka.
Keinginan milenial ingin segera mandiri, punya rumah sendiri, itu berkaitan erat dengan hasil survei yang menunjukkan, hanya 17 persen millenial yang masih ingin tinggal dengan orangtua.
Jadi, bersiaplah wahai para pengembang untuk membuat rumah sesuai kebutuhan dan keinginan kaum milenial.

Aktivitas pekerja di proyek pembangunan rumah tapak di kawasan Sukamulya, Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (23/3/2023). Proyek properti berupa rumah tapak tumbuh subur di daerah Rumpin karena ketersediaan lahan yang masih cukup luas dan mendekati akses transportasi massal serta jalan tol.