Selamat Datang Rezeki Ramadhan
Pelaku bisnis menyambut momen Ramadhan dengan optimistis. Mereka mengeluarkan berbagai jurus kreatif demi meraup cuan.

Suasana Pasar Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, yang dipadati pembeli, Selasa (28/2/2023). Para pembeli dalam partai besar ini merupakan pedagang dari sejumlah daerah yang berbelanja stok barang dagangan untuk dijual kembali menjelang Lebaran di daerah masing-masing.
Ramadhan bukan hanya membuka pintu langit bagi pengampunan dosa, melainkan juga menyediakan pintu rezeki bagi pengusaha. Mereka telah merajut jala untuk menangkap hasrat warga berbelanja yang tengah menyala-nyala.
Lebaran masih lama, tetapi perancang busana Ria Miranda telah menggelar acara Private Preview Collection untuk Koleksi ”Sangsata”, Kamis (16/3/2023), di Jakarta. Ada 64 potong produk mode dari ujung kepala hingga ujung kaki dan 8 koleksi sarimbit untuk keluarga yang dipamerkan.
Tahun ini, ia kembali mengangkat budaya Minang dalam produk modenya. Makanya, ia memilih kata Sangsata, merujuk pada benang emas asli pada songket, untuk nama koleksinya. ”Kami sudah menyiapkan koleksi Lebaran ini sejak tahun lalu,” kata Ria.
Jumlah koleksi ini, lanjut Ria, dua kali lebih banyak dari koleksi Lebaran tahun lalu. Pertimbangannya, masyarakat kian bebas bersilaturahmi seiring redanya pandemi Covid-19. Ia mengeluarkan dua tampilan untuk dua jenamanya. Untuk jenama RiaMiranda, koleksi menonjolkan motif full print lanskap dan budaya Minang. Sementara RiaMiranda Signature mengutamakan permainan embroidery pada kain polos.
Harga koleksinya mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. ”Alhamdulillah tren penjualannya selalu sold out,” kata Ria.
Dengan kisaran harga itu, konsumennya tetap menggebu-gebu. Salah seorang di antaranya Tanti Yusepa, warga Tangerang, Banten, yang hadir di acara Private Preview Collection untuk Koleksi ”Sangsata”.

Parade model membawakan koleksi hari raya dari RiaMiranda dan RiaMiranda Signature di Jakarta, Kamis (16/3/2023). Peragaan busana ini mengangkat tema "Sangsata" yang artinya adalah nama benang emas asli yang digunakan untuk menenun songket. Koleksi-koleksi itu ditawarkan kepada pelanggan yang akan merayakan Lebaran 2023.
”Saya lagi cari baju untuk Lebaran. Sebenarnya di rumah yang belum dipakai ada beberapa biji di lemari,” kata Tanti. Ia menyiapkan anggaran sekitar Rp 10 juta untuk membeli baju. Itu anggaran di luar baju Lebaran untuk suami dan anak-anak.
Iwan Tirta Private Collection (ITPC) tak ketinggalan. Jenama ini meluncurkan Koleksi ”Pranargya” yang terdiri atas 25 busana laki-laki dan perempuan dengan harga Rp 6 juta-Rp 10 juta per potong. Pranargya berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti cinta tak terbatas kepada Sang Pencipta.
”Sudah beberapa tahun kami konsisten mengeluarkan koleksi untuk hari raya karena demand-nya besar. Koleksi ini juga untuk mengakomodasi kebutuhan customer yang tidak mau menggunakan motif bergambar hewan, makanya ada motif bunga,” kata Head of Marketing ITPC Rindu Melati saat peluncuran di Plaza Indonesia, Kamis (9/3/2023).
Motif bunga menjadi simbol keindahan sekaligus refleksi rasa syukur dan cinta kepada Sang Pencipta. Koleksi Pranargya juga menggabungkan pola-pola geometris ala Mediterania dengan warna biru, pastel, abu-abu, dan hitam. Secara visual, koleksi tersebut terlihat ”tradisional” dalam nuansa batik, tetapi juga bernapas religius.
Busana perempuan terdiri atas 12 tampilan dengan variasi model lebih banyak berupa luaran (outer). Selain itu juga model gaun berukuran besar (maxi dress) ala gamis, tetapi dengan rancangan yang lebih modis. Lalu 13 busana pria menyajikan kemeja lengan panjang dan lengan pendek dengan jenis kerah yang lebih beragam.
”Tantangan membuat koleksi adalah bagaimana membuat style yang bisa dipakai Lebaran tetapi tetap elegan dan nyaman karena kita di negara tropis. Kami juga berusaha membuat koleksi yang bisa dipakai berulang dan mudah dipadupadankan,” kata Rindu.

Koleksi Iwan Tirta Private Collection bertajuk Pranargya khusus untuk menyambut Lebaran 2023.
Pelayanan maksimal
Bisnis pelayanan jasa, yang sempat tiarap, seperti restoran dan hotel, ikut optimistis menyambut Lebaran tahun ini. General Manager Potato Head Family Jakarta Jessica Eveline menyebutkan, timnya sudah meriset menu di Sumatera Barat sejak akhir Januari lalu.
”Kami ke Kota Padang, Payakumbuh, Sulit Air, kawasan pesisir, dan tempat asal Kapau. Kami belajar langsung ke pakarnya, para uni di daerah-daerah itu,” ujar Jessica di Restoran Kaum Jakarta, Rabu (15/3).
Tim Jessica memilih menu, seperti ayam hitam, soto padang, dendeng lambok, udang bakar, dan bubur kampiun. Restoran ini juga akan menghadirkan atraksi memasak menu tertentu, seperti bika talago. ”Untuk momen Ramadhan, kami memang selalu mencoba men-challenge diri,” ujarnya.
Dengan strategi itu, Jessica yakin jumlah tamu dan volume penjualan biasanya naik signifikan. Pada hari biasa, jumlah porsi makan malam yang terjual per hari rata-rata 60 pax. Saat bulan Ramadhan bisa melonjak menjadi 150 pax. Ketika musim halalbihalal, jumlah pesanan per hari bisa 100 pax.

Seorang juru masak menyiapkan hidangan di Cafe Gran Via, Hotel Gran Melia Jakarta, Jumat (17/3/2023). Cafe Gran Via menyiapkan hidangan khusus berbuka puasa untuk menyambut bulan Ramadhan.
Hotel Gran Melia Jakarta juga sudah bersiap-siap menangkap momen Ramadhan. Manajer Komunikasi dan Pemasaran Arditya Chandra Putra menjelaskan, pihaknya antara lain menawarkan santap malam berbuka puasa di restoran Café Gran Via yang berkapasitas 400 orang. Menu yang ditawarkan antara lain menu Indonesia dan Timur Tengah.
”Berdasarkan pengalaman tahun kemarin, biasanya pada minggu kedua puasa reservasi untuk acara buka puasa bersama sudah sangat ramai,” ujar Arditya, Jumat (17/8). Sejak dua pekan jelang Ramadhan ini, lanjut Arditya, pihak korporasi mulai menanyakan paket untuk pertemuan bisnis.
Selain menawarkan paket berbuka puasa, Hotel Gran Melia juga menyediakan paket staycation, termasuk buka puasa untuk satu orang.
Pelaku bisnis otomotif juga berusaha menggaet pasar yang bergairah. Pameran otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2023 berlangsung di Jakarta Convention Center, Senayan, dua pekan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Jadwal perhelatan itu dirancang guna mengerek penjualan mobil awal tahun dan memenuhi kebutuhan mudik masyarakat.
”Ini adalah momentum tepat bagi konsumen untuk berbelanja produk otomotif, termasuk mobil, dengan berbagai penawaran dan promosi,” kata Ketua Pelaksana GJAW Rizwan Alamsjah. Dia membenarkan ada fenomena pembelian mobil baru menjelang Lebaran.

Pengunjung melihat kendaraan yang dipamerkan dalam ajang Gaikindo Jakarta Auto Week 2023 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Jumat (17/3/2023). Ajang pameran ini dimanfaatkan oleh warga untuk membeli kendaraan sebelum lebaran.
Sejumlah merek mobil mulai promosi bertema mudik Lebaran; mulai memberi pinjaman mobil untuk mudik, layanan bengkel resmi di jalur mudik, hingga kepastian pengiriman mobil baru sebelum masa mudik. Salah satu pelakunya adalah Mitsubishi.
”Kami menyiapkan cukup stok untuk masing-masing model andalan bagi konsumen yang ingin mobil barunya dipakai mudik,” kata Aminuddin, Manajer Umum Divisi Penjualan dan Pemasaran PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI). Model andalan seperti Xpander, Xpander Cross, dan Pajero Sport.
Jaminan serupa juga dilontarkan jenama Morris Garage (MG). ”Kami ada program Mudah Mudik yang memberi keleluasaan pengguna untuk mudik pakai mobil MG. Unit yang dipesan selama pameran IIMS lalu dan GJAW sekarang bisa langsung diterima dan digunakan mudik,” kata Arief Syarifudin, Marketing and PR Director MG Motor Indonesia.
Selain itu, MG menyediakan inspeksi gratis di 60 titik untuk memastikan mobilnya layak dipakai berkendara jarak jauh. Bahkan selama libur Lebaran, seluruh jaringan bengkel resmi mereka tetap buka.
Stimulus konsumen
Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Gita Gayatri, menganggap kebiasaan masyarakat berbelanja saat Ramadhan dan Lebaran dipengaruhi dua faktor utama, yakni stimulus internal dan stimulus eksternal. Stimulus internal terpengaruh oleh faktor budaya, agama, dan adat.
Lantaran penduduk negeri ini mayoritas Muslim, Ramadhan disambut dengan rasa sukacita dan Idul Fitri dirayakan dengan gegap gempita. Momen ini pun diikuti dengan peningkatan arus konsumsi. ”Ini sudah mengakar dan membudaya dari tahun ke tahun sehingga dianggap wajar dan lumrah,” ucap Gita.

Pengunjung membeli bahan makanan beku di supermarket ritel di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (14/3/2023). Bahan makanan beku yang praktis sebagai menu sahur banyak dicari konsumen jelang bulan puasa Ramadhan.
Konsumsi barang dan jasa turut dipengaruhi gencarnya pemasaran di media sosial, penawaran dan potongan harga, atau bonus dari pelaku bisnis. Tak hanya itu, pelaku bisnis ikut menawarkan program berbagi (cause marketing) yang menggugah minat konsumen belanja sambil berbagi.
”Dari kelas ekonomi mana pun, semua akan menambah alokasi pembelian barang sesuai kemampuan masing-masing. Ketika melihat pembeli lain memborong, mereka terdorong melakukan hal serupa dengan alasan takut harga naik atau takut kehabisan,” kata Gita.
Ia melanjutkan, sikap belanja impulsif itu bisa karena orientasi jangka pendek masyarakat. Penyebab lain, semangat komunal dengan kebiasaan berkelompok dan keinginan untuk menonjol. ”Namun, tren belakangan, masyarakat Indonesia semakin cerdas dan bijak dalam mengeluarkan uang dan membeli barang,” ujar Gita.
Pada bulan Ramadhan ini, pelaku bisnis gencar menerapkan strategi penjualan menarik nan menggoda hati. Tinggal bagaimana kita bijak memilih sembari beribadah. Selamat berpuasa, cerdaslah dalam berbelanja.