Penyelamatan terumbu karang menjadi perhatian Amanda Gratiana Puspitadewi Soekasah dan Janna Karina Puspitasari Soekasah-Joesoef. Di Indonesia Fashion Week 2023, mereka menampilkan koleksi terkait terumbu karang.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·5 menit baca
Penyelamatan terumbu karang menjadi perhatian desainer Amanda Gratiana Puspitadewi Soekasah dan Janna Karina Puspitasari Soekasah-Joesoef. Di Indonesia Fashion Week (IFW) 2023, mereka menampilkan koleksi bertajuk ”Selamatkan Terumbu Karang untuk Masa Depan” guna mengajak semua pihak menjaga dan menyelamatkan terumbu karang.
Penampilan busana perempuan dan lelaki yang semua berwarna biru karya Amanda dan Janna dari jenama Ghea Resort dalam IFW pada Jumat (24/2/2023) diawali fragmen singkat tentang kerusakan terumbu karang. Seorang model yang diumpamakan terumbu karang tampak terjerat oleh jaring panjang sehingga sulit bernapas dan bergerak. Pada jaring menjuntai di belakang tubuh model, ada sedotan dan barang plastik lain yang tersangkut, menambah isi lautan penuh dengan barang yang bisa mematikan kehidupan makhluk di lautan.
Janna menyebut pihaknya sengaja membuat cerita singkat itu agar publik makin sadar kehidupan sebagian terumbu karang tersiksa oleh banyaknya sampah di lautan. Terumbu karang butuh air yang jernih dan bebas sampah agar bisa mendapat sinar matahari untuk bertumbuh, tetapi keberadaan sampah, seperti jaring, membuat mereka tak mendapat sinar matahari cukup. Pada akhirnya terumbu karang yang menjadi salah satu penjaga kehidupan umat di dunia itu mati.
Terinspirasi oleh kondisi lautan di perairan Indonesia yang penuh sampah, Amanda dan Janna membuat celana panjang, celana pendek, kutang, baju renang, syal, sarung, kaus, tunik, luaran (outer), sampai gaun terusan panjang menjuntai di bawah tumit kaki. Sebanyak 15 look berwarna biru yang membuat mata segar sekaligus teduh saat melihatnya. Semua busana bermotif terumbu karang dan kerang dalam ukuran besar dan kecil yang dicetak di atas kain sifon dan rayon yang ringan.
Untuk menambah manis tampilan, baju renang terusan dan gaun terusan di bawah dengkul ditutup lagi dengan layer putih dari makrame (benang katun yang dibentuk dengan teknik kepang). Di ujung busana, makrame dibiarkan terurai sehingga membuat tampilan baju lebih bergaya.
Semua koleksi baru karya desainer kembar tersebut memberi sentuhan gaya busana gipsy yang serba bebas lepas bergerak, tetapi tetap bernuansa modern. Gaya gipsy tampak kental pada gaun panjang, tapi longgar. Leher blus bentuk V dipadu bawahan panjang dengan ruffle di beberapa bagian.
Ada lagi, setelan blus tertutup hingga leher dan rok panjang motif dan warna senada. Sebagai aksen, blus bagian belakang dibiarkan terbuka. Bagian blus tersebut berkibar jika kena angin dan bakal menampakkan ikatan tali yang mempersatukan dua bagian blus tersebut. Seksi, tapi tak berlebihan.
Dua busana panjang tersebut sungguh sesuai untuk acara agak formal, misalnya menghadiri pernikahan teman atau perayaan ulang tahun.
Meski sebenarnya konsep busana Ghea Resort untuk berjalan-jalan atau bersantai di tepi pantai dan berenang, Amanda berpikir ada koleksi yang juga bisa dikenakan ketika di tengah liburan ada acara yang membutuhkan baju lebih cocok dengan suasana acara. Maka terciptalah setelan dan gaun panjang tersebut.
Pada look lain, terdapat blus tanpa lengan dan rok panjang dilengkapi luaran tipis untuk penutup tubuh bagian atas. Sebagai pemanis, tepi leher blus dipasang untaian mutiara tiruan. Selain itu, tepian luaran dibuat dalam warna biru muda dengan tulisan ”Save the coral”. ”Itu cara kami mengingatkan pembeli, ayo dong kita bersama-sama menyelamatkan terumbu karang,” ujar Amanda.
Dalaman berjaring
Perihal keberadaan syal dan sarung, Amanda menyatakan, sebenarnya itu berangkat dari kebutuhan pribadi dirinya dan Janna. Syal dan sarung tersedia dalam ukuran 115 x 115 sentimeter dan 120 x 120 sentimeter menjadi benda pelengkap di segala keadaan karena bisa dibentuk menjadi berbagai pelengkap busana.
Bisa untuk syal, penutup kepala, sarung yang tinggal dililitkan di pinggang atau blus model segitiga yang dipadu dengan sarung di bagian bawah. Benda itu bisa dikata item yang harus Amanda dan Janna miliki. Untuk memudahkan pembeli memakai syal atau sarung menjadi berbagai bentuk, Ghea Resort bakal memberi contoh peruntukan dan petunjuk membuatnya dalam setiap item syal atau sarung.
Pada koleksi yang terinspirasi dari keindahan laut di Indonesia timur itu, Ghea Resort juga memikirkan kebutuhan kaum lelaki. Ada kaus warna biru muda dengan gambar kerang dan terumbu karang yang bisa dipadu dengan celana pendek serta luaran senada yang motif dan warnanya sama dengan celana pendek. Dengan bertopi dan sandal kulit, pemakai siap berjalan-jalan di pantai Senggigi, Lombok, atau di tepi laut yang ada Pulau Belitung.
Masih untuk para lelaki, Amanda dan Janna membuatkan dalaman (celana) berjaring yang dibuat dari jaring ikan. Eits jangan khawatir, jaring ikannya sudah diolah dan dilapisi bahan lain sehingga pemakai baju dalam tersebut tak akan terganggu apalagi merasa gatal.
”Kami mencoba membuat terobosan dengan membuat dalaman pria dari jaring bekas milik para nelayan,” kata Janna. Jaring bekas yang menganggu makhluk di laut itu terutama banyak ditemukan para penyelam lalu mereka angkat ke daratan.
Ide muncul di benak Amanda dan Janna setelah melihat banyak jaring bekas milik nelayan yang ditinggalkan di laut begitu saja. Celakanya, jaring yang sudah rusak tersebut banyak menyelimuti terumbu karang yang berakibat mengganggu pertumbuhan terumbu karang yang menjadi penghasil oksigen, tempat ikan bersarang dan berkembang biak. Daripada menjadi sampah yang merugikan biota laut, keduanya berpikir untuk menggunakan sebagai salah satu bahan fashion karya mereka.
Janna yang seorang penyelam dan sering pergi ke laut di Indonesia timur, misalnya Labuhan Bajo, merasakan kegembiraan ketika bisa melihat air laut yang jernih, banyak terumbu karang dan ikan hidup di bawah laut Labuan Bajo. Sementara ia sedih karena ketika menyelam di perairan Kepulauan Seribu, acapkali, kondisi di dalam laut gelap gulita. Ia tak bisa melihat keindahan bawah laut. Kalaupun sempat melihat terumbu karang, kondisinya sudah rusak.
Sebagai pencinta lingkungan, Janna dan Amanda tergerak untuk bertindak lewat kemampuan mendesain busana. Sebagian uang hasil penjualan baju akan diserahkan kepada komunitas yang aktif menjaga kehidupan terumbu karang.