Canon R6 Mark II Memberikan Kemudahan untuk Fotografer Hibrida
Canon R6 Mark II layak bagi fotografer hibrida ataupun jurnalis visual yang bekerja memaksimalkan kamera untuk kebutuhan visual, baik fotografi maupun videografi.

Canon R6 Mark II dengan sensor CMOS full-frame 24,2 megapiksel yang baru dikembangkan dan dipadukan dengan prosesor gambar DIGIC X terbaru.
Bekerja sebagai jurnalis visual ataupun fotografer hybrid membutuhkan perangkat rekam gambar yang multifungsi. Paling tidak, sebuah kamera andal dengan fitur yang cepat dan mudah dioperasikan dan memiliki daya tahan terhadap benturan dalam segala kondisi.
Ketika kamera Canon R6 Mark II diluncurkan pada November 2022 untuk global, dan di Indonesia diluncurkan pada pertengahan Desember 2022 oleh PT Datascrip di Jakarta, kamera ini langsung menjadi pusat perhatian. Menarik untuk mencoba apa yang ditawarkan kamera hibrida jenis mirroless ini.
Sebagai kamera hibrida, Canon R6 Mark II cocok digunakan untuk transisi bagi fotografer yang mulai memasuki dunia videografi karena menawarkan fitur-fitur yang mudah dioperasikan oleh para pemula.
Kamera Canon R6 Mark II memiliki bodi tahan air dan debu berdimensi 138,4 mm x 98,4 mm x 88,4 mm dengan berat mendekati 588 gram tanpa baterai dan kartu memori. Di dalam tubuh kamera yang dibalut magnesium alloy ini, terdapat sensor CMOS full-frame 24,2 megapiksel yang baru dikembangkan berukuran 35,9 mm x 23,9 mm, dengan paduan prosesor gambar DIGIC X terbaru, menghasilkan noise lebih sedikit.
Kamera ini merupakan generasi kedua seri Canon R6, yang hanya mampu merekam dengan resolusi 20,1 megapiksel. Di kamera Canon R6 Mark II ini, kemampuan resolusinya ditingkatkan menjadi 24,2 megapiksel, menyamai standar resolusi mirrorless pada umumnya.
Resolusi gambar dibagi dalam ukuran terbesar 6.000 x 4.000 piksel dalam format RAW/C-RAW/JPEG dan HEIF, 3.984 x 2.656 (HEIF, JPEG M), 2.976 x 1.984 (HEIF, JPEG S1), dan 2.400 x 1.600 (HEIF, JPEG S2).

Lilin dinyalakan di Kelenteng Ta Sie Bio, kawasan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, pada malam Tahun Baru Imlek 2023, Sabtu (22/01/1023). Foto diambil dengan kamera Canon R6 Mark II.
Selain memperbesar resolusi, kamera ini memiliki kecepatan pemotretan beruntun (burst) senyap hingga 40 frame per detik (fps) pada rana elektronik dan 12 fps dalam rana mekanis, dibantu kecepatan fokus otomatis 0,03 detik.
Selain peningkatan dalam fotografi, kamera yang masuk dalam kategori kamera hibrida ini juga meningkatkan sistem resolusi video format 4K 60 fps dan merekam video melebihi durasi 30 menit. Adapun kamera seri Canon R6 sebelumnya hanya mampu merekam dengan durasi kurang dari 30 menit.
Jika mendapatkan data mentah resolusi 6K 60 fps 10-bit RAW, videografer dapat merekamnya melalui output HDMI dengan menggunakan alat perekam eksternal kompatibel sejenis Atomos Ninja V.
Kamera yang dilengkapi 5 In-Body Image Stabilizer, Optical Image Stabilizer, dan Movie Digital Image Stabilizer ini terasa cukup mumpuni ketika dipakai merekam video resolusi 4K dengan berjalan atau bergerak tanpa bantuan perangkat gimbal.
Terasa sekali bagaimana kinerja dari kamera ini saat rekaman footage video mampu meredam guncangan meski hanya menggunakan jenis lensa lama Canon EF 16-35mm untuk kamera DSLR, dibantu dengan adapter lensa EF-EOS R sebagai koneksi lensa.
Dalam merekam video gerakan lamban, kamera ini menyediakan high frame rate movie 180 fps pada sistem NTSC dan 150 fps pada sistem PAL. Sistem PAL dengan frekuensi 50 Hz merupakan standar penayangan yang di gunakan di Indonesia, sedangkan sistem NTSC berfrekuensi 60 Hz digunakan beberapa negara di dunia. Menggunakan high frame rate pada sistem NTSC sering menemukan gambar video menjadi mengerlip atau flicker, terutama pada pencahayaan menggunakan lampu pijar.

Peningkatan pada rekam video gerakan lamban high frame rate pada kamera Canon R6 Mark II hingga 180 fps pada sistem NTSC dan 150 fps pada sistem PAL.
Kamera Canon R6 Mark II ini menambah empat fasilitas baru dalam pelacakan fokus atau focus tracking dari generasi sebelumnya. Pelacak fokus bekerja mendeteksi subyek secara otomatis, seperti untuk pemotretan burung, mobil, sepeda motor, kereta, dan pesawat terbang pada saat subyek bergerak. Pada generasi sebelumnya, hanya pelacak fokus manusia serta binatang seperti kucing, anjing, dan kuda yang tersedia.
Pemasalahan yang sering terjadi jika menggunakan kamera mirrorless dalam merekam format video adalah focus breathing, yaitu ketika merekam video dengan teknik change focus atau beralih dari satu subyek titik fokus ke subyek titik fokus berikutnya dalam satu bingkai gambar, sering kali subyek gambar membesar ataupun mengecil akibat proses perubahan dalam titik fokus. Dalam Canon R6 Mark II terdapat fitur Focus Breathing Correction untuk memperbaiki kondisi semacam itu.
Pada bagian atas bodi kamera ini terdapat tombol mode dial atau tombol mode yang dapat diputar. Ada penambahan program pada pilihan mode dial dari generasi sebelumnya, 13 program ditanam pada mode dial Canon R6 Mark II ini. Sementara pada Canon R6 generasi sebelumnya hanya terdapat 11 program.
Program yang dapat digunakan dengan mudah dan cepat dalam kebutuhan memotretan ataupun rekam video dibagi menjadi Basic Zone dan Creative Zone Modes.
Uniknya, setiap program di menu mode dial ini di lengkapi dengan simulasi gambar mini di LCD layar monitor. Hal ini sangat membantu bagi pemula untuk mengenal kemampuan kamera ini sesuai kebutuhan pada saat memotret ataupun merekam video.

Pilihan menu mode dial pada layar sentuh Canon R6 Mark II dilengkapi dengan simulasi ilustrasi yang mempermudah pengguna.
Selain tombol mode dial, di bagian kiri atas tubuh kamera ini juga terdapat tombol untuk pemilihan media rekam foto ataupun video. Tombol ini pada generasi Canon R6 terdahulu berfungsi untuk menyalakan dan mematikan kamera, yang kini diubah menjadi tombol menu untuk merekam foto dan video. Ini untuk mempermudah pengguna saat menentukan pilihan, terutama bagi fotografer hibrida yang bekerja membuat video dan foto.

Pada bagian kiri atas bodi kamera Canon R6 Mark II terdapat tombol pilihan untuk merekam video dan foto.
Apabila videografer lupa memotret dalam sebuah peristiwa penting akibat lebih terkonsetrasi merekam video dan membutuhkan foto, kamera ini menyediakan fasilitas menu frame grab. Videografer dapat memilah dari durasi videonya untuk diekstrak menjadi foto. Frame grab dari video ini menghasilkan foto berukuran 8,3 megapiksel format JPEG/HEIF dari video 4K UHD. Namun, frame grab disarankan untuk penggunaan video format RAW dan Canon Clog3.

Suasana persembahyangan di Kelenteng Ta Sie Bio, kawasan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, pada malam Tahun Baru Imlek 2023, Sabtu (22/01/1023). Foto diambil dengan kamera Canon R6 Mark II.
Kamera ini memiliki kepekaan terhadap cahaya, dengan rentang ISO efektif untuk merekam foto mulai dari ISO 100 hingga 102.400 (L: 50/H: 204.800), untuk rekam video ISO 100 hingga 25.600 (H: 204800), HDR PQ movie ISO 100-26.600, dan jika menggunakan Canon Clog3 untuk video rentang ISO 100 hingga 26.600.
Kecepatan rana pada kamera ini dibagi pada rentang 30 hingga 1/8.000 per detik untuk rana mekanis dan 30 hingga 1/16.000 per detik untuk rana elektronik. Perekaman video pada auto exposure (pencahayaan otomatis) 1/60 hingga 1/8.000 per detik, shutter-priority (prioritas rana)/manual exposure (pencahayaan manual) 1/8 hingga 1/8.000 per detik.

Kamera Canon R6 Mark II dan lensa Canon RF 135mm F1.8L IS USM terbaru.
Konektor untuk kabel HDMI pada kamera ini tidak ada perubahan dibandingkan generasi sebelum, masih menggunakan konektor micro HDMI. Dari pengalaman menggunakan koneksi micro HDMI memang cukup rawan pada konektor yang terdapat di ujung kabel micro HDMI, dan sayangnya pada Canon R6 mark II tidak menyediakan klem kabel pengunci. Tampaknya sepele, tetapi cukup rawan ketika kamera banyak bergerak.
Setelah mencoba fitur-fitur terbaru pada kamera seharga Rp 46 juta ini, dan menilisik performanya, tumbuh kesan kemudahan yang diberikan oleh kamera ini. Kamera ini memang layak bagi fotografer hibrida ataupun jurnalis visual yang bekerja memaksimalkan kamera untuk kebutuhan visual, baik fotografi maupun videografi.