Untuk mewarnai industri busana ”modest”, Tabor Andalan Retalindo atau TAR pada pertengahan Januari lalu meluncurkan jenama bernama Anqa yang khusus menyediakan busana ”modest”.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·3 menit baca
Untuk mewarnai industri busana modest atau baju tertutup, Tabor Andalan Retalindo pada pertengahan Januari lalu meluncurkan jenama bernama Anqa yang khusus menyediakan busana modest yang berciri menutupi sebagian besar bagian tubuh pemakaianya. Pada produk perdana, Anqa memamerkan 12 koleksi berupa celana panjang, blus, terusan, hingga jaket.
Fian Asfianti dari pihak Tabor Andalan Retalindo (TAR) menyampaikan pasar modest di Indonesia dan mancanegara makin berkembang. Peminatnya bukan hanya mereka yang biasa berhijab, melainkan semua kalangan yang menginginkan tampil dalam busana yang lebih tertutup. Ceruk pasar itulah yang ingin dijajaki pihaknya lewat jenama baru tersebut. TAR sebelumnya sudah memiliki jenama seperti Bateeq dan Everyday.
Menurut Fian, Anqa menyediakan busana yang berbahan katun, poliester, satin poliester, dan wol. ”Dress yang juga bisa menjadi luaran ini berbahan wol,” kata Fian, Rabu (18/1/2023), di Jakarta. Ia kemudian memegang baju terusan warna coklat yang dipasang di boneka di depan dia berdiri.
Selain kualitas bahan yang lebih tahan lama, sehingga membuat orang tak perlu harus sering membeli baju agar tak menambah beban bumi untuk mengurai, Fian menyebut model busana yang disajikan juga cenderung klasik. Dengan cara demikian, usia baju-baju Anqa bisa lebih lama tetapi tak akan ketinggalan mode.
Perihal koleksi bernama ”Dawn” atau fajar, desainer Marsha Cicilia yang memimpin tim desain menjelaskan, semua warna pada koleksi tersebut mengacu kepada matahari yang bersinar di fajar pagi yang menghasilkan semburat aneka warna. Ada biru, hitam, coklat, merah, putih. ”Saya paling suka warna matahari yang muncul pada pagi hari. Warna-warnanya indah. Kalau sinarnya menimpa sebuah benda, warnanya yang muncul pun sesuai warna benda itu,” kata Marsha yang alumnus Sekolah Mode Esmod Jakarta.
Ia memperlihatkan contoh warna indah yang kemudian menjadi pilihan warna busana pada koleksi perdana itu. Umpamanya celana panjang berpipa longgar biru cerah atau royal blue dan merah yang cerah. Ada juga blus lengan panjang bermotif kotak-kotak warna biru, coklat bergaris putih dan merah. Selain abu-abu, juga ada warna hitam, putih dengan aksen warna ungu yang mewujud sebagai jaket bermodel feminin dari satin poliester dengan aksen kantung pada dua sisi serta karet di pinggang.
Salah satu ciri khas dari koleksi ini adalah busananya hampir selalu ada kantong, baik kantong di dada, kantong miring, maupun pada bagian bawah busana. ”Style desainnya mengarah ke aku dan tim. Kalau bikin baju, selalu memikirkan kami butuhnya apa ya supaya bisa jadi solusi dari persoalan dan kebutuhan,” ujar Marsha.
Sebagai perempuan, ia dan tim butuh baju yang ada saku, maka dibuatlah baju dengan aksen saku di beberapa tempat. Tim juga memutuskan memakai kancing jepret yang tinggal menekan untuk mengancing baju dan menarik bagian kancing untuk membukanya.
Selain itu, berbagai model busana, baik terusan, blus, celana panjang, maupun jaket, itu bisa dengan mudah dipadupadankan dengan busana yang sudah ada di lemari. Kreativitas yang tak terlalu rumit akan menjadikan pemakainya bisa tampil untuk berbagai kesempatan, santai atau resmi, tergantung dari padu padan yang dipilih.