Perayaan hari besar budaya dan keagamaan adalah salah satu momen penting. Harapan dan doa dipanjatkan demi masa depan lebih baik. Sebuah perayaan kurang lengkap tanpa diikuti acara makan bersama aneka masakan lezat.
Oleh
WISNU DEWABRATA
·5 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Set menu Imperial Afternoon Tea di Hotel The St Regis Jakarta.
Dunia terus dibayangi ancaman krisis akibat peperangan Rusia-Ukraina. Namun, tahun Kelinci Air 2023 diharapkan tetap membawa keberuntungan. Doa dan ucapan syukur mengiringi perayaannya termasuk dengan makan bersama keluarga di rumah, hotel, dan restoran.
Acara makan bareng keluarga, handai taulan, dan kolega saat Imlek menjadi bagian dari wujud ekspresi syukur, mengiringi harapan atas hoki dan nasib baik di masa mendatang. Sama seperti perayaan lain, menu-menu yang disajikan bersifat istimewa dan sebagian melambangkan harapan dan doa.
Tradisi makan dalam perayakaan imlek biasanya dilakukan di rumah. Seiring perkembangan gaya hidup modern, acara makan bersama banyak dilakukan di restoran atau hotel. Tidak heran jika hotel atau restoran menawarkan menu bernuansa imlek dengan variasi menu dan penyajian yang beragam kepada konsumen. Hal ini antara lain dilakukan oleh Hotel St Regis Jakarta, dan Restoran Din Tai Fung, Arcadia, Plaza Senayan, Jakarta.
Excecutive Pastry Chef Hotel St Regis Jakarta Kevin Lee, Rabu (18/1/2023), mempresentasikan beragam kreasi hidangannya dengan mengombinasikan tradisi kuliner China dan kebiasaan minum teh sore ala bangsawan Inggris Raya (afternoon tea).
Lee menghidangkan kue-kue manis dan gurih (savoury) dalam ukuran sekali lahap (small bites) yang disandingkan dengan aneka pilihan teh.
Tradisi minum teh sore-sore digagas oleh Duchess of Bedford pada tahun 1800-an. Tradisi itu semakin populer setelah diikuti Ratu Inggris Victoria. Di lingkungan St Regis, tradisi minum teh sore-sore pertama kali diterapkan oleh Caroline Astor, ibu dari pendiri St Regis, John Jacob Astor IV, di The St Regis New York. Tradisi ini kemudian di bawa ke seluruh St Regis di seluruh dunia, termasuk St Regis Jakarta.
Gurih dan manis
Sajian Chinese New Year Afternoon Tea kali ini diawali dua macam pilihan pembuka istimewa, A Fresh Daily Oyster atau Scallop and Angel Hair dengan Imperial Caviar. Kemudian, dua set kudapan, manis dan gurih, yang ditata cantik di atas rak hidangan bertingkat tiga di atas meja.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Menu klasik scones dengan goji beri di Hotel The St Regis Jakarta.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Hidangan pembuka terdiri dari oyster dan angel hair pasta, caviar, scallop (kanan) serta siumai isian lobster dan ayam dengan foie gras dan caviar di Hotel The St Regis Jakarta
Lee mengombinasikan beragam cita rasa dan bahan masakan dalam hidangan sekali suapnya, baik ala tradisional China maupun Eropa, terutama kue-kue pastri Perancis.
Sebagai awalan, Lee menyajikan siumai berbahan olahan pate hati (foie gras) ayam, yang dipadukan dengan daging lobster. Kudapan satu ini tepat disajikan dalam kondisi masih panas sehingga semakin menguatkan cita rasanya yang unik saat dilumat dalam mulut.
Sajian kedua berupa roti kukus berisikan potongan dadu kecil daging sapi, yang dimasak dengan tambahan bumbu osmanthus. Tanaman bunga satu ini beraroma wangi khas dan biasa juga dibuat menjadi sajian minuman teh.
Lee kemudian menyodorkan olahan kombinasi Barat dan Timurnya berupa Lapsang Souchong Marinated Salmon. Pada menu ini, ia menggunakan irisan daging ikan salmon yang telah diasinkan. Selama semalam, irisan daging salmon tadi dimarinasi di dalam air teh hitam jenis lapsang souchong. Hasilnya, rasa asin pada irisan salmon sedikit ternetralisasi. Sementara itu, jejak aroma teh tertangkap di pengujung rasa (aftertaste).
”Sebagai orang keturunan China, saya merasa ingin menyajikan menu-menu berbahan tradisional terbaik asal leluhur saya. Seperti di sajian siumai, saya mengombinasikannya dengan sentuhan Perancis melalui bahan foie gras ayam,” ujar Lee.
Untuk sajian manis, Lee banyak menggunakan unsur buah segar dan beberapa jenis rempah. Pada menu manis Almond Nibs Orange Mousse, Lee menggunakan buah jeruk. Dalam tradisi China, terutama pada peringatan Imlek, jeruk melambangkan panjang usia. Selain jeruk, buah nanas juga dipilih dengan terlebih dulu diolah menjadi selai.
Kue tradisional China berisian selai nanas sudah lama dikenal macam kue Ong Lei atau kue nastar. Sebagai kombinasi, sang chef pastry memilih biskuit khas Perancis, Sablé Breton, pada bagian luarnya. Menu Pinneaple Cake ini, diakui Lee, sebagai kreasi asli signature-nya.
Kombinasi unik lain dibuat Lee dengan menggabungkan roti scone dengan isian goji beri. Roti bulat kecil berbahan terigu itu bertekstur keras pada bagian luarnya, tetapi lembut di bagian dalamnya. Isinya biasanya berupa kismis. Buah goji beri sendiri lama dikenal dalam pengobatan tradisional China lantaran diyakini berkhasiat enurunkan gula darah serta mempercepat penyembuhan luka.
Makanan berat
Restoran Din Tai Fung menawarkan sajian aneka makanan berat untuk merayakan Imlek bersama keluarga antara lain. Chef Ade Mulyana menyajikan Scallop and Seafood in Golden Yam Ring, Singapore Chili Lobster, Chinese Zodiac Bun with Chocolate Filling, dan tentu saja Yu Sheng.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Sajian spesial Imlek di Restoran Din Tai Fung Arcadia Senayan, Jakarta, seperti Yu Sheng, Scallop and Seafood in Golden Yam Ring, Singapore Chili Lobster, dan Chinese Zodiac Bun berbentuk kelinci.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Pramusaji mencampur seluruh bahan pada menu Yu Sheng dengan disertai membaca doa dan harapan di Restoran Din Tai Fung Arcadia Senayan, Jakarta, Selasa (17/01/2023).
Hidangan-hidangan tadi menawarkan cita rasa beragam yang menggugah selera. Tak hanya gurih dan manis, tetapi juga sedikit asam dan sekaligus pedas. Dalam hidangan sudah ada unsur protein dan karbohidrat. Protein berasal dari ikan dori, udang, kerang scallop, dan cumi, yang dimasak tumis dan ditempatkan dalam wadah berbentuk tabung dari bahan talas.
”Semua ikan, kerang, udang, dan cumi dipotong kecil-kecil lalu ditumis bumbu asam, manis, gurih, dan pedas bersama sayuran dan water chestnut. Untuk wadahnya terbuat dari umbi talas yang dikukus lalu dihaluskan dan dibentuk tabung, lalu digoreng, dan diisi tumis seafood tadi,” ujar Ade.
Din Tai Fung juga menyajikan menu Yu Sheng, semacam salad berbahan irisan beragam jenis sayuran, daging ikan salmon, kerupuk pangsit ukuran kecil. Para tamu dilibatkan saat akan mengonsumsinya, dengan cara bersama-sama ikut mengaduk berbagai bahan Yu Sheng di atas piring berikut saus asam dan manis.
Yu Sheng sendiri merupakan menu khas Imlek yang melambangkan kebahagiaan, keberkahan, dan kemakmuran.